Senin, 16 Maret 2020

Bagasi Lion Air Tak Lagi Gratis, Apakah Berpengaruh Pada Wisatawan?

Kini, Lion Air dan Wings Air memasang tarif untuk bagasi. Tak dipungkiri, dua maskapai tersebut sebenarnya jadi transportasi bagi wisatawan di dalam negeri.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya memberikan kesepakatan terkait dengan langkah Lion Air Grup yang mengenakan tarif pada bagasi. Khususnya bagi penumpang pesawat Lion Air dan Wings Air. Pemberlakuan tarif bagasi bagi penumpang Lion Air dan Wings Air mulai tanggal 22 Januari 2019, yang dimulai dengan sosialisasi terlebih dulu.

Tak dipungkiri, hal tersebut jadi perbincangan wisatawan. Sebab, tak sedikit wisatawan memakai jasa penerbangan Lion Air dan Wings Air ke berbagai destinasi di Indonesia. Apakah akan berdampak pada wisatawan?

"Dampak pasti ada, yaitu untuk sementara waktu orang akan berpikir lagi untuk bepergian atau berwisata," ujar Staf Khusus Menteri Bidang Akses dan Infrastruktur Kemenpar, Judi Rifajantoro, Rabu (9/1/2019) seperti dalam siaran pers.

Lebih lanjut, Judi menjelaskan, saat ini wisatawan dalam hal ini penumpang maskapai, sudah mulai cermat untuk merencanakan suatu perjalanan. Tarif penggunaan bagasi ini diharapkan tidak akan memberi dampak signifikan bagi ekosistem pariwisata.

"Wisatawan lebih cermat, atau mereka memilih destinasi wisata yang lain. Namun hal ini diperkirakan tidak akan lama. Karena pada akhirnya penumpang yang menyesuaikan antara ketersediaan budget dengan pilihan destinasinya," kata Judi.

Maskapai Lion Air dan Wings Air memberlakukan kebijakan tarif bagasi dan barang bawaan untuk penerbangan domestik. Sementara barang jinjingan yang dibawa di dalam kabin, nantinya akan dibatasi maksimal 7 kilogram per penumpang. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 185 Tahun 2015 tentang standar pelayanan penumpang kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. 

Danau Tobelo, Keindahan Tersembunyi di Pulau Labengki

Selain Danau Kembar, Labengki memiliki danau indah bernama Tobelo yang tersebunyi di dalam hutan. Uniknya, Tidak setiap waktu kita bisa mengunjunginya loh.
Keindahan pulau Labengki dan Kepulauan Sombori sudah tak perlu diragukan lagi. Apalagi jika kita ke Puncak Khayangan, jajaran pulau bebatuan sangatlah indah. Benar-benar pemandangan yang menyegarkan. Namun, tahukah Anda jika Pulau Labengki memiliki keindahan tersembunyi yang hanya dalam waktu tertentu saja Anda bisa mengunjunginya?

Danau Tobelo namanya. Terletak di Pulau Labengki Besar, di tengah hutan, memiliki aliran menuju ke laut lepas. Untuk mencapai ke sana membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Pulau Labengki Kecil. Jalan masuk menuju danau tidak melalui jalur pendakian seperti spot-spot lainnya di Labengki.

Traveler harus melewati gua yang terletak di pinggir laut. Gua tersebut hanya muncul saat air laut surut. Sebaliknya, jika air laut sedang pasang traveler tidak akan menemukan jalan masuk menuju Danau Tobelo. Saat air laut sedang surut, maka gua akan terlihat di pinggir laut.

Lubang di bawah bebatuan Pulau Labengki dengan lebar sekitar 4 meter dan tinggi di mulut gua sekitar 2 meter. Aliran air dari danau saat itu agak sedikit deras, tapi masih bisa dilewati. Traveler sebaiknya berhati-hati saat mulai memasuki gua, karena semakin ke dalam tinggi gua akan semakin memendek sampai sekitar 1 meter.

Di beberapa titik traveler harus menunduk dan sedikit merangkak untuk melewati gua. Jarak dari mulut gua hingga keluar di satu sisi lainnya sekitar 30 meter. Tak jauh sebenarnya, tapi ini akan menjadi salah satu pengalaman yang seru untuk traveler.

Sesampainya di ujung gua, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar