Sabtu, 14 Maret 2020

Belajar Mitigasi Bencana dari Negeri Sakura yang Indah

Siapa yang tak kenal dengan Jepang. Negeri sakura ini bukan cuma punya alam yang indah tapi juga terkenal dengan rawan bencana. Yuk, belajar dari Jepang.

Jepang adalah salah satu negara yang jadi negara impian yang saya kunjungi selain Korea Selatan. Pesona keindahan alam, kultur budaya, serta kedisiplinan masyarakatnya menjadi daya tarik yang menjadikan saya ingin berkunjung disana.

Itulah kenapa saya merasa bersyukur luar biasa saat terpilih menjadi satu diantara tiga pelajar SMA yang mengikuti Kegiatan Pertukaran Pelajar dan Pelatihan Migitasi Bencana di Osaka Jepang selama sepekan.

Kehebatan Osaka mengatasi dampak-dampak dari bencana seperti tsunami dan gelombang pasang, menjadi alasan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memilih Osaka sebagai kota yang dijadikan studi tiru untuk Provinsi Jawa Timur dan apabila memungkinkan, untuk Indonesia.

Alasan kegiatan pertukaran pelajar dan pelatihan mitigasi bencana ini dilaksanakan adalah agar para pelajar di Jawa Timur dapat belajar kepada para pelajar di Osaka. Terutama tentang bagaimana cara mereka saat menghadapi bencana serta tindakan apa saja yang mereka lakukan untuk mempersiapkan kemungkinan bencana yang akan terjadi.

Dengan pertukaran pelajar ini, diharapkan para pelajar dapat mengambil contoh dari para pelajar di Osaka tentang mitigasi bencana yang mereka lakukan.

Kegiatan Pertukaran Pelajar dan Pelatihan Migitasi Bencana ini dilaksanakan pada tanggal 11-16 November 2018 lalu. Pada 10 November, saya bersama 20 orang guru, kepala sekolah, dan beberapa orang dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan 2 orang siswa lainnya berangkat dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya.

Kami tiba di Bandara Internasional Kansai pada tanggal 11 November 2018. Sesampainya di Osaka, kami menuju ke Kyoto untuk untuk mengunjungi beberapa kuil yang ada di sana.

Keesokan harinya, kami pergi ke kantor pemerintahan Osaka, Osaka Prefecture Government yang ada di Osaka. Setelah itu, kami pergi menuju stasiun bencana tsunami.

Kami ditunjukkan beberapa kejadian tsunami yang pernah terjadi di Osaka serta wilayah Osaka yang berada di bawah permukaan laut.

Setelah itu, kami menuju SMA Kishiwada. Di sana, saya dan 2 orang teman saya bertukar pikiran dengan siswa dan siswi SMA Kishiwada tentang ekstrakurikuler mereka, budaya mereka, makanan khas dari Osaka dan Jawa Timur.

Saya dan 2 orang teman saya juga menampilkan musik khas Indonesia yaitu musik dangdut di depan seluruh siswa dan siswi serta guru SMA Kishiwada.

Keesokan harinya, saya bersama rombongan menuju SMA Sakurazuka. Di sana, saya dan 2 orang teman saya berdiskusi dengan siswa dan siswi SMA Sakurazuka tentang mitigasi bencana yang mereka lakukan dengan status mereka sebagai pelajar SMA.

Setelah itu saya bersama rombongan menuju ke kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka, kemudian bersama rombongan menuju ke Tokyo.

Jepang merupakan negara yang teknologinya berkembang dengan pesat. Namun, bukan hanya teknologinya, tapi juga masyarakatnya.

Masyarakatnya memiliki kesadaran yang sangat tinggi akan lingkungan. Salah satunya dalam hal membuang sampah. Hampir di seluruh tempat, baik tempat wisata maupun bukan tempat wisata, tidak akan pernah kita temui sampah kecuali sampah yang berasal dari tanaman.

Sebagai contoh, di salah satu SMA di kawasan Osaka, yaitu SMA Kishiwada. Kesadaran yang tinggi akan kebersihan lingkungan serta perlunya menjaga lingkungan membuat negara Jepang memiliki kondisi yang sangat asri, nyaman, dan tentu saja kebersihannya sangat terjaga. Pesona keindahannya benar-benar terpancar.

Kesadaran itu perlu dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Karena, banyak sekali bencana yang muncul dari sampah seperti banjir, dan lain sebagainya. Jepang masih mengalami bencana banjir karena debit air sungainya yang membludak, bukan karena banyaknya sampah yang ada di sungai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar