Rabu, 25 Maret 2020

PT KAI Pelan-Pelan Pangkas Perjalanan untuk Redam Corona

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengurangi jumlah perjalanan kereta api hingga 19,4 persen. Itu untuk mengurangi mobilitas masyarakat demi menekan penyebaran virus Corona.
"KAI mengurangi perjalanan sebanyak 103 perjalanan KA per hari mulai 2 April 2020, sehingga jumlah perjalanan KA per harinya turun dari 532 KA per hari menjadi 429 KA per hari," ujar VP Public Relations KAI Yuskal Setiawan, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (25/3/2020).

Yuskal menjelaskan pengurangan jumlah perjalanan KA ini dilakukan bertahap. Yakni, mulai 21 Maret 2020 (Tahap 1), 26 Maret 2020 (Tahap 2), dan 1 April 2020 (Tahap 3).

Adapun rincian KA yang dibatalkan sampai dengan tahap 3 adalah 72 KA Jarak Jauh dan 31 KA Lokal atau total 103 perjalanan KA. Sehingga, jumlah perjalanan KA mulai 2 April 2020 tersisa 429 KA dengan rincian 182 KA Jarak Jauh dan 247 KA Lokal per harinya.

"Jadwal yang kami batalkan adalah KA yang memiliki jadwal atau KA alternatif sehingga penumpang memiliki pilihan jadwal keberangkatan lain jika tetap memutuskan untuk berangkat," Yuskal menambahkan.

Yuskal menyebut KAI akan menghubungi penumpang melalui Contact Center KAI 121 terkait informasi pembatalan dan pengalihan jadwal perjalanannya.

PT KAI tak akan memungut biaya tambahan kepada penumpang yang mendapatkan pergantian kelas yang sama atau di atasnya atau perpindahan kereta. Sebaliknya, jika dialihkan lalu mendapat kelas yang lebih renda, maka KAI akan memberikan bea pengembalian di stasiun kedatangan, dengan batas waktu pengembalian tiga hari dari tanggal yang tertera di tiket.

"Namun jika penumpang tidak berkenan dialihkan perjalanannya ke KA lain dan memilih untuk membatalkan perjalanan KA, maka kami akan mengembalikan bea secara penuh 100% di luar bea pesan secara tunai. Pembatalan tiket dapat dilakukan di stasiun keberangkatan atau stasiun lain," Yuskal menambahkan.

Yuskal menambahkan penumpang dapat menghubungi Contact Center 121 melalui telepon ke 021-121, email cs@kai.id atau sosial media @KAI121 untuk mendapatkan info lebih lanjut terkait perjalanannya.

"Semoga kebijakan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, agar penyebaran virus corona melalui kereta api dapat dicegah," ujar Yuskal.

Saat ini, kasus positif virus Corona di Indonesia telah mencapai 686 dengan 55 di antaranya meninggal dunia dan 30 sembuh.

Sulitnya Menahan Diri Tak Saksikan Mekarnya Bunga Sakura

Bunga sakura mulai mekar. Warga Tokyo sulit sekali untuk tinggal di rumah saja, mereka tetap menggelar pesta meskipun kecil-kecilan.
Akhir pekan yang hangat sudah sampai di Tokyo dan ditandai dengan bunga sakura yang bermekaran. Warga pun, seperti tahun-tahun sebelumnya, mendatangi tempat-tempat tumbuhnya bunga sakura.

Seolah sedang tidak dalam periode pandemi virus Corona, sebagian besar warga di Tokyo cuek tak memakai masker. Padahal, Jepang termasuk salah satu negara yang dihampiri virus Corona.

Sebelum musim semi datang, pemerintah sudah wanti-wanti agar warga tak membuat kerumunan. Gubernur Tokyp, Yuriko Koike, meminta agar warga tidak duduk-duduk di bawah pohon sakura apalagi makan dan minum.

Salah satu tempat favorit untuk menyaksikan bunga sakura mekar adalah di Taman Ueno, yang memiliki sekitar 8000 pohon sakura. Salah satu yang datang adalah pria sepuh seorang perawat gigi Etsuo Fujisawa.

"Saya setiap tahun datang ke sini. Saya sangat rindu dengan suasana ini," kata Etsuo (57 tahun), seperti dikutip AFP.

Selain imbauan dari gubernur, di area taman itu juga dipasangi tanda peringatan "bukan zona pesta". Begitu pula di kawasan populer lainnya, di taman Chidorigafuchi dan sepanjang area pejalan kaki, ada cukup banyak tanda larangan berkumpul juga larangan makan dan minum. Selain itu, petugas juga mengumumkan larangan itu melalui pengeras suara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar