Bisnis penerbangan di Indonesia punya saingan tak terduga namanya Tol Trans Jawa. Penumpang pesawat jadi beralih naik kendaraan darat.
Diutarakan oleh Alvin Lie, Anggota Ombudsman RI, bahwa salah satu yang membuat masyarakat beralih dari pesawat adalah Tol Trans Jawa. Menurutnya, ini mengalihkan penumpang pesawat yang jadi lebih memilih jalur darat.
"Pembangunan tol Trans Jawa ini juga berpengaruh. Otomatis mengubah peta industri penerbangan. Lintas kota di Jawa, Jakarta kemudian Jogja, Solo, Surabaya mendapat persaingan luar biasa," ujarnya saat ditemui di Penang Bistro, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019)
Menurutnya, masyarakat lebih memilih karena jalur darat karena kini sudah jauh lebih cepat dari sebelumnya.
"Karena Jakarta tinggal Cikampek, Cikampek-Surabaya, praktis di bawah 6 jam. Cirebon-Semarang 2 jam, Semarang-Kartosuro 45 menit. Yang tadinya penerbangan Semarang-Surabaya tiketnya Rp 1 juta, sekarang sepi, karena naik mobil 3 jam setengah," paparnya.
Alvin juga menambahkan, bahwa hal ini yang memaksa maskapai harus mencari cara agar orang masih tetap naik pesawat.
"Hal ini memaksa airline putar otak, karena sekarang hanya penerbangan keluar Jawa, nanti jalau yang bagian selatan Trans Jawa jadi, makin berat.Tantangan juga buat bandara seperti Kertajati, jadi tantangan buat airline," tambahnya.
SJ Travel Pass Dikeluhkan, Sriwijaya Air Sebut Ada Perbaikan Sistem
Banyak member Sriwijaya Travel Pass (SJTP) mengeluhkan fasilitas tiket gratis selama 1 tahun yang sulit digunakan. Ini tanggapan pihak Sriwijaya Air.
Dalam rilis yang diterima detikTravel dari Sriwijaya Air, Selasa (15/1/2019) bahwa tidak benar ada kebijakan pembatasan kursi untuk pengguna SJTP. Hal ini terjadi karena perbaikan sistem yang dilakukan secara berkala.
"Menanggapi beberapa pertanyaan pelanggan kami mengenai kebijakan pembatasan kursi untuk member SJTP (Sriwijaya Travel Pass), dengan ini diinformasikan bahwa hal tersebut tidak benar. Adapun beberapa kendala yang dialami para anggota pemegang SJTP dalam beberapa waktu terakhir ini semata-mata terjadi karena adanya perbaikan sistem yang dilakukan secara continue guna meningkatkan pelayanan Sriwijaya Air kepada seluruh pelanggannya," ujar Retri Maya, VP Corporate Secretary & Legal Sriwijaya Air.
Retri juga mengatakan bahwa atas nama Sriwijaya Air, ia meminta maaf kepada seluruh pemegang Sriwijaya Travel Pass.
"Sebagai maskapai penerbangan yang berintegritas, melalui pemberitaan ini Sriwijaya Air menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para pelanggan khususnya para anggota pemegang SJTP," tambahnya.
Ia pun menambahkan bahwa kartu keanggotaan SJTP masih bisa digunakan. Termasuk saat peak season.
"Patut disampaikan juga bahwa ketentuan yang menyebutkan bahwa produk ini dapat digunakan pada saat peak season, hal tersebut juga masih berlaku hingga masa keanggotaan SJTP para pelanggan berakhir pada 30 April 2019," tambahnya.
Ia juga mengatakan pemegang SJTP bisa mendapatkan tiket pesawat maksimal 60 menit sebelum keberangkatan.
"Namun demikian, fasilitas ini hanya dapat dinikmati apabila kursi pada penerbangan yang dituju masih tersedia dan hanya bisa diperoleh 60 menit sebelum jadwal keberangkatan," tambah Retri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar