Maskapai berbiaya rendah (low-cost) asal Hong Kong, HK Express memutuskan untuk menghentikan seluruh penerbangan sampai akhir April.
Dilansir dari Associated Press (AP), Jumat (20/3/2020) keputusan ini diambil menyusul menurunnya permintaan penerbangan dari pelanggan di tengah pandemi Corona. Keputusan yang diambil HK Express ini semakin menambah gelombang pembatalan penerbangan oleh maskapai Asia karena anjloknya permintaan seiring dengan pembatasan akses masuk yang telah dilakukan sejumlah negara.
Maskapai yang merupakan bagian dari Cathay Pasific Group itu rencananya akan kembali beroperasi pada 1 Mei. Namun hal itu masih tentatif, menyesuaikan dengan keadaan. Maskapai ini sendiri biasanya melayani 25 rute penerbangan di Asia.
"Penangguhan ini penting (dilakukan) untuk memastikan kami menghadapi masa yang sangat sulit ini," kata CEO HK Express, Mandy Ng dalam sebuah pernyataan.
Maskapai ini telah mengalami masa sulit sejak demonstrasi di Hong Kong pada tahun lalu.
Sementara itu, maskapai Cathay Pasific sendiri telah menangguhkan 90 persen penerbangannya. Maskapai itu juga telah meminta karyawan untuk mengambil cuti tak berbayar.
Cathay Pacific Batalkan Hampir Seluruh Penerbangannya
Maskapai penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific, membatalkan hampir seluruh penerbangannya. Seminggu Cathay hanya menerbangkan 3 penerbangan ke 12 destinasi.
Mengutip siaran resmi Cathay Pacific, maskapai memotong 96% kapasitas penerbangannya mulai bulan April dan Mei gara-gara wabah Corona yang memaksa berbagai negara memberlakukan larangan terbang.
"Cathay Pacific akan mengoperasikan 3 penerbangan per minggunya ke London (Heathrow), Los Angeles, Vancouver, Tokyo (Narita), Taipei, New Delhi, Bangkok, Jakarta, Manila, Ho Chi Minh City, Singapura dan Sydney. Sedangkan Cathay Dragon juga beroperasi 3 penerbangan seminggu ke Beijing, Shanghai (Pudong), dan Kuala Lumpur," tulis Cathay Pacific.
"Kami perlu mengambil langkah-langkah sulit tetapi menentukan karena tantangan yang dihadapi industri penerbangan global belum pernah terjadi sebelumnya. Kami tidak punya pilihan selain mengurangi kapasitas penumpang secara signifikan karena pembatasan perjalanan semakin mempersulit pelanggan untuk melakukan perjalanan dan permintaan menurun drastis," ujar Chief Customer and Commercial Officer Cathay Pacific Ronald Lam.
Cathay Pacific sebelumnya terpaksa meminta 27.000 karyawan untuk cuti selama 3 minggu tanpa mendapatkan gaji. Per pekan lalu, sekitar 80 persen karyawan secara sukarela sudah mengambil cuti tanpa gaji.
ANA Berencana Rumahkan 5.000 Karyawannya
Maskapai All Nippon Airways (ANA) berencana memerintahkan 5.000 dari total 8.000 awak kabinnya untuk mengambil cuti selama beberapa hari. Cuti itu akan dimulai pada bulan April menyusul pembatalan penerbangan yang terpaksa dilakukan guna mencegah penyebaran Corona.
Dilansir dari Kyodo News, Jumat (20/3/2020) maskapai asal Jepang itu sebelumnya telah mengusulkan pada serikat pekerjanya, bahwa pramugari yang bekerja full time dipersilakan mengambil cuti. Dalam masa cuti itu, mereka akan dibayar pada tanggal yang ditentukan perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga berencana untuk memotong gaji para eksekutif dan karyawan di tingkat manajer.
Pada situasi pandemi Corona saat ini, ANA telah memangkas penerbangan domestik mereka karena menurunnya permintaan dari konsumen. Dari pemberitaan Japan Today, dalam periode 29 Maret hingga 24 April, ANA telah membatalkan 2.630 penerbangan.
Hal ini dilakukan karena sejumlah acara olahraga, budaya, dan rekreasi telah ditiadakan sehingga konsumen juga ikut membatalkan rencana perjalanan bisnis dan liburan mereka.
Selain ANA, sejumlah maskapai juga mengambil langkah untuk merumahkan karyawan mereka akibat wabah Corona ini. Contohnya maskapai asal Australia, Qantas yang merumahkan 20 ribu karyawannya. Sementara itu maskapai asal Belanda, KLM Royal Dutch Airlines telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2.000 karyawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar