Rabu, 18 Maret 2020

Mitos Batu Kuda di Ciamis yang Bikin Sakit Kepala

Sebuah batu yang mirip seekor Kuda di Ciamis menyimpan mitos. Konon, yang menaiki bisa pusing-pusing bahkan kesurupan. Waduh..

Satu daerah di kawasan kaki Gunung Sawal, Blok Pasirmalang, Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terdapat sebuah batu besar yang menyerupai kuda lengkap dengan tunggangannya atau pelana.

Sebagian warga di tempat tersebut percaya dengan mitos naik batu akan sakit kepala dan kesurupan. Bahkan beberapa warga juga sempat melihat batu tersebut bercahaya pada malam-malam tertentu, seperti pada malam Jumat Kliwon.

Warga setempat, Asep Hidayat, yang juga pengelola lahan di lokasi batu 'kuda' tersebut mengatakan pada zaman dulu, lokasi tersebut dulunya adalah tempat menggembala kuda dan kerbau. Namun konon menurut cerita adanya perebutan kekuasaan lahan tersebut. Sampai akhirnya lahan teresebut dibiarkan begitu saja.

"Memang di sini batu itu disebutnya batu 'kuda', ada pelananya dan pijakannnya. Namun ada mitos yang berkembang kalau seseorang naik, tidak lama setelah turun akan merasa pusing. Tak jarang juga sampai kesurupan. Jadi warga di sini jarang yang berani naik ke batu itu," terangnya saat ditemui detikTravel di lokasi batu kuda Senin (7/1/2019).

Bahkan menurut Asep, warga sekitar tidak ada yang berani memindah atau merusak batu tersebut. Karena khawatir bila dipindah akan terjadi malapetaka di daerahnya. Bahkan saat malam Jumat warga sempat melihat batu tersebut terlihat bercahaya.

"Dulu menurut orang tua, di batu ini juga sempat ada ritual dan sesajen namun seiring waktu sekarang sudah tidak ada lagi," terangnya.

Asep menjelaskan, beberapa minggu kebelakang ada tiga anggota klub motor di Ciamis yang kesurupan, saat melaksanakan kegiatan di sekitar lokasi batu 'kuda'.

Menurut Asep mitos tersebut boleh dipercaya atau tidak. Yang jelas dengan adanya mitos, batu tersebut tetap berdiri kokoh d bukit kaki Gunung Sawal. Asep mengatakan menurut sesepuhnya bahwa batu tersebut menjadi sebuah patok penguat tanah atau penyangga gunung supaya tidak longsor.

"Batu 'kuda' ini diyakini juga sebagai patok penguat tahan, menurut pepatah orang tua dulu kalau batu ini diambil maka bukit ini bisa saja longsor. Kita ambil hikmahnya dari mitos yang berkembang ini," pungkasnya.

Dari Sayonara Tax, Jepang Bisa Dapat Rp 50 M dari Turis Indonesia

Kini, turis yang mau liburan ke Jepang akan dikenai Sayonara Tax. Turis dari Indonesia, diperkirakan akan menyumbang angka yang tak sedikit.

Mulai hari ini, Senin (7/1) tiap turis yang meninggalkan Jepang akan dikenakan pajak bernama Sayonara Tax. Pajaknya sebesar 1.000 Yen atau setara dengan Rp 132 ribu.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Pajak Jepang seperti dilihat detikTravel, Senin (7/1/2019) pajaknya dialokasikan untuk memajukan pariwisata Jepang. Baik itu untuk membuat destinasi wisata makin nyaman, pengembangan informasi pariwisata dan pengembangan destinasi wisata alam serta budaya.

Dalam catatan detikTravel dari data JNTO (Japan National Tourism Organization), tahun 2017 saja tercatat sekitar 350 ribu turis Indonesia. Angka itu naik 30 persen dibanding tahun 2016 sebelumnya.

Jika jumlah itu dikalikan dengan Sayonara Tax, maka akan mendapat angka sekitar Rp 46 M. Dengan tren kunjungan turis Indonesia ke Jepang yang terus naik, tentu Jepang akan mendapat angka yang lebih besar lagi.

Mungkin sampai angka Rp 50 M, atau bahkan lebih? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar