Liburan Imlek akan disambut dengan spesial di Bali. Akan ada Balingkang Kintamani Festival pada 6 Februari 2019 untuk membidik wisatawan China.
Pemerintah Provinsi Bali bersama para pengusaha bidang pariwisata bakal menggelar Balingkang Kintamani Festival pada 6 Februari mendatang. Festival ini diharapkan bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan China yang liburan Imlek ke Pulau Dewata.
Acara itu digelar bertepatan dalam momen Imlek atau Tahun Baru China. Akulturasi budaya Bali dan China pada era Kerajaan Balingkang bakal dikemas secara apik dengan mengambil latar Pura Batur, Kintamani.
"Jadi ini (budaya), salah satu tools yang kita pakai," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, di Denpasar, Bali, Rabu (30/1/2019).
Dari sejarah hubungan Bali dengan China sudah dimulai berabad-abad lalu, melalui kisah cinta segitiga antara Raja Jaya Pangus dengan Putri Kang Cing We, dan Dewi Danu. Festival ini bakal mengemas kisah roman tersebut dalam bentuk parade budaya agar lebih memikat para turis.
"Kita harus kemas agar orang antusias menonton," ucap Ketua Bali Tourism Board (BTB) IB Agung Partha Adnyana.
Kawasan Pura Batur yang menjadi sisa peninggalan Kerajaan Balingkang bakal menjadi latar yang apik untuk dinikmati para wisatawan https://www.detik.com/tag/wisatawan China. Balingkang Kintamani Festival ini diharapkan bisa menjadi langkah awal revitalisasi pasar wisatawan China di Bali yang sebelumnya sempat mengalami penurunan karena praktik nakal jual-beli kepala.
Dengan menyasar pasar wisatawan China, panitia bakal menyediakan pemandu wisata berbahasa Mandarin untuk mengkomunikasikan inti cerita. Pihak panitia juga bakal berpromosi menggunakan media asal China maupun sosial media khusus seperti WeChat dan Weibo hingga para influencer negara Tirai Bambu tersebut. Lewat festival ini diharapkan Batur, Kintamani dikenal menjadi daerah teromantis di dunia.
Menpar Tantang Banyuwangi Raih Status UNESCO Global Geopark
Akhir November tahun lalu Ijen diganjar sebagai kawasan Geopark Nasional. Namun, Menpar Arief Yahya tantang Banyuwangi miliki titel Unesco Global Geopark.
Pencapaian Banyuwangi akan status Ijen sebagai Geopark Nasional tidak serta merta membuat Menpar Arief Yahya puas. Diungkapkan olehnya usai peluncuran Majestic Banyuwangi Festival 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa malam (29/1/2019), ia ingin agar Ijen dapat meraih lebih demi pariwisata daerahnya.
"Hampir tak ada pilihan selain menjadikan Banyuwangi sebagai UNESCO Global Geopark (UGG), tapi harus cepat. 2021 paling cepat, jadi harus diputuskan sekarang," ujar Arief.
Diketahui, proses pendaftaran sebuah kawasan geopark agar menyandang status UGG butuh perjuangan panjang. Dimulai dari skala nasional, nantinya sebuah geopark akan dinominasikan dan dinilai kembali oleh pihak UNESCO terkait kelayakan demi status UGG.
"UGG tarik 1 juta wisman mudah. Dapat UGG tidak mudah, tapi lebih susah kalau kita tidak memilikinya. Cap sertifikasi UNESCO adalah brand paling kuat di seluruh dunia. Agar Banyuwangi punya atraksi kelas dunia. Kita lihat Angkor Wat dan Jeju," ujar Arief.
Arief pun mengatakan, bahwa pihaknya akan semaksimal mungkin membantu Banyuwangi mendapatkan status UGG. Rencananya, September ini dia akan meminta bantuan dari pihak Kemenkomaritim untuk memulai prosesnya.
"Assesment pertama oleh Kemenkomaritim kira-kira September. November UNESCO. Diumumkan 2020," ujar Arief.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar