Penutupan Taman Nasional (TN) Komodo di NTT tidak bisa sembarangan. Ada berbagai aspek yang harus diperhitungkan matang-matang.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat rencananya akan menutup Taman Nasional Komodo selama 1 tahun. Didasari oleh kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo. Soal berkurangnya rusa, salah satu sebabnya karena perburuan ilegal.
Namun untuk diketahui, penutupan suatu taman nasional adalah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Itu seperti tertulis pada seperti tertulis dalam siaran pers dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diterima detikTravel, Jumat (25/1/2019).
"Penutupan kawasan taman nasional menjadi kewenangan Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," tulis pernyataan KLHK.
Lebih lanjut, ada berbagai aspek yang harus diperhitungkan matang-matang. Aspek itu beberapa di antaranya seperti pertimbangan ilmiah dan sosial ekonomi.
"KLHK memiliki kewenangan untuk menutup atau membuka kembali suatu taman nasional berdasarkan pertimbangan ilmiah, fakta lapangan, kondisi sosial ekonomi, dan masukan dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten serta para pihak lainnya. Dalam hal TN Komodo, apabila pemerintah merencanakan penutupan sementara terhadap sebagian kawasan atau keseluruhan, akan dilakukan secara terencana dengan memberikan tenggang waktu yang cukup sehubungan dampak sosial ekonomi yang sangat besar," begitu pernyataan KLHK.
Hingga kini, rencananya KLHK bersama stakeholder terkait akan menggelar pertemuan untuk membahas rencana penutupan TN Komodo yang sudah jadi perbincangan. Hingga kini pun, aktivitas di TN Komodo masih berjalan seperti sedia kala.
Wisata Anyer-Carita Masih Sepi, Karyawan Hotel Dirumahkan
Pengusaha hotel di pesisir Selat Sunda dari Anyer ke Carita merumahkan sebagian karyawan. Alasannya, kunjungan wisatawan masih sepi pasca tsunami.
Ketua PHRI Banten Sari Alam mengatakan, rata-rata pengusaha hotel merumahkan 50 persen karyawannya. Ini terjadi di semua hotel di Anyer sampai Carita, Pandeglang.
"Semuanya, rata 50 persen (karyawan) dirumahkan. Maksud saya yang khususnya di daerah pantai," kata Sari Alam saat dihubungi detikTravel, Serang , Banten, Jumat (25/1/2019).
Perhotelan juga menghentikan sementara penerimaan praktek kerja lapangan (PKL) para siswa magang. Tapi, baik karyawan yang dirumahkan dan penghentian siswa magang akan kembali dipekerjakan jika kondisi sudah normal.
"Mereka diberikan janji nanti bekerja kembali," ujarnya.
Untuk menarik wisatawan datang kembali ke Anyer-Carita, perhotelan di sana sekarang sedang membuka diskon 25-50 persen untuk pengunjung. Diskon berlaku untuk setiap hotel karena tingkat pengunjung yang sepi. Promosi juga dilakukan ke luar daerah untuk meyakinkan kawasan wisata khususnya pantai sudah aman didatangi.
"Kita promosi bersama mencari pelung diskon terbaik untuk meyakinkan tamu merasa nyaman dan memberi harga terbaik," ujarnya.
Selain itu, para karyawan perhotelan yang masih bekerja juga diberikan pelatihan tambahan dan sertifikasi. Seperti pelatihan housekeeping, pelayanan sampai penerimaan tamu.
"Sehingga tidak melihat tamu kurang pekerjaan kurang, jadi diberi kegiatan supaya tidak jenuh," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar