Senin, 09 Maret 2020

Menatap Indahnya Manado dari Jembatan Soekarno

Jembatan Soekarno diresmikan 2015 lalu. Traveler bisa melewati jembatan ini dan menyaksikan keindahan pemandangan sekitar Kota Manado.

Perjalanan pertamaku naik pesawat adalah ke Manado, ibu kota Sulawesi Utara. Kota yang terkenal akan hasil ikannya yang melimpah. Tepatnya aku di Manado dari tanggal 8-11 November 2018 kemarin. Tujuan utamanya sih mengikuti tes kerja tetapi sebagai anak muda yang suka bertualang, maka aku sempatkan juga untuk jalan-jalan.

Kamis 8 November dini hari, tepatnya jam 03.00 WIB aku sudah tiba di Bandara Juanda setelah dua jam perjalanan darat dari rumahku di Kediri. Masih terlalu pagi untuk menunggu pesawat yang berangkat jam 08.00 WIB.

Tepat jam 08.00 WIB pesawat yang aku naiki terbang ke Manado dan tiba di Manado jam 12.15 WITA. Aku lalu menginap di salah satu penginapan di Jalan Sudirman, Manado. 9 November aku tes kerja. Malamnya setelah urusan tes kerja sudah beres, aku membuka peta. Akhirnya kutemukan destinasi menarik yang paling dekat dengan tempatku menginap adalah Jembatan Soekarno.

Sabtu siang aku berjalan kaki ke Jembatan Soekarno. Aku memilih berjalan kaki selain untuk menghemat biaya juga supaya dapat lebih mengenal Kota Manado. Lagian jaraknya juga tidak terlalu jauh, sekitar 2 kilometer. Anggap aja sekalian olah raga.

Setelah berjalan selama kurang lebih 30 menit aku sudah tiba di jembatan yang diresmikan tahun 2015 oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga cucu Soekarno yaitu Puan Maharani. Di bawah jembatan ini adalah Pelabuhan Manado. Ada banyak kapal yang bersandar di sini.

Saat aku tiba di tengah-tengah jembatan, sungguh, pemandangannya indah sekali. Tampak di kejauhan terlihat Pulau Manado Tua dan di sebelahnya ada Pulau Bunaken. Benar-benar pemandangan yang keren. Foto Pulau Manado Tua yang pernah aku lihat di internet itu memang nggak bohong. Sebab kenyataannya pemandangan Pulau Manado Tua memang benar-benar cantik.

Apalagi saat itu Pulau Manado Tua terlihat seperti sedang mengeluarkan asap. Empat jempol deh untuk pemandangan ini. Setelah puas menikmati pemandangan di Jembatan Soekarno, aku putuskan untuk berjalan ke tepian laut di sebelahnya jembatan.

Sayangnya yang kutemui bukan pasir pantai tapi batu-batu besar di pinggir laut. Nggak sesuai harapanku tapi ya sudahlah. Ini kan perjalanan pertama yang serba mendadak, dinikmati saja. Toh di situ juga masih bisa dapat foto yang menarik.

Disamping nyari tempat wisata yang menarik, aku juga masih penasaran dengan aneka olahan ikan di Manado yang kenikmatannya terkenal hingga ke seluruh Indonesia. Maka sehabis puas foto-foto di pinggir laut, aku mencari warung terdekat.

Di warung yang aku kunjungi, masakan yang disediakan adalah nasi plus ikan bakar. Tersedia ikan tuna dan beberapa ikan lain. Aku pesan satu porsi rahang ikan tuna dan satu gelas es jeruk. Penyajiannya, rahang ikan tuna yang sudah dibakar ditaruh di piring plastik.

Di piring itu juga ada jeruk yang sudah dipotong kecil beserta sepotong mentimun. Di samping itu juga ada tiga macam sambal yang disajikan di atas meja. Rasanya benar-benar enak. Sedap. Setelah berulangkali makan ikan tuna, baru di Manado aku menemukan ikan tuna yang benar-benar enak.

Total aku membayar Rp 40.000 untuk makanan dan minuman yang aku pesan dan bagiku harga segitu sebanding dengan kepuasan yang aku dapat. Benar-benar nggak rugi deh jauh-jauh datang ke Manado. Pemandangannya indah, masyarakatnya ramah dan masakannya enak-enak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar