Senin, 09 Maret 2020

Dear Gubernur Viktor, Ini Masukan Kadispar NTT Soal Penutupan TN Komodo

Belakangan ramai wacana penutupan TN Komodo selama setahun oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat. Soal itu, Kadispar NTT punya masukan yang bisa jadi alternatif.

Wacana penutupan TN Komodo selama setahun jadi polemik yang banyak digunjingkan oleh para traveler. Selain TN komodo dibuat steril selama setahun penuh, traveler pun otomatis tidak dapat berkunjung ke destinasi yang terkenal karena Komodonya tersebut.

Terkait wacana tersebut, detikTravel pun menelepon Kadispar NTT, Marius Ardu Jelamu, Minggu (20/1/2018). Menindaklanjuti omongan Gubernur Viktor, Marius berujar soal opsi alternatif demi wisatawan.

"Pak Gubernur kan omong TN Komodo, kalau saya secara pribadi tentu kita batasi pada pulau tempat Komodo itu berdiam karena itu yang mau dikonservasi sementara tempat lain masih terbuka. Supaya wisatawan itu tetap leluasa datang. Karena penekanan pak Gubernur itu kan di biawak ini supaya habitatnya terjaga dengan baik, karena ini kan daerah konservasi ya tempat komodo berdiam di Pulau Komodo dan Rinca," saran Marius.

Seperti diketahui, biawak Komodo hanya dapat ditemui di Pulau Komodo dan Pulau Rinca saja. Walau belakangan sempat terlihat Komodo di Pulau Padar. Dijelaskan Marius, kalau baiknya destinasi di luar kedua pulau itu tetap dibuka untuk wisatawan.

"Habitat komodo itu ada di dua pulau. Yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca, dua tempat berkembangnya Varanus komodoensis itu. Selain dua pulau itu masih banyak pulau indah di kawasan TN Komodo itu. Ada Pulau Gili, ada Pulau Kanawa, Pulau Bidadari ada Pulau Padar. Masih banyak sekali pulau yang jadi alternatif kunjungan wisatawan," terang Marius.

Hanya apabila wacana penutupan TN Komodo dilakukan secara menyeluruh, Marius mengatakan kalau NTT punya banyak destinasi wisata indah di luar Komodo. Mulai dari Flores hingga Sumba, ada banyak destinasi dan atraksi wisata menarik.

"Jadi destinasi di NTT itu banyak sekali, di samping Komodo masih ada banyak sekali seperti Danau Kelimutu di Ende, Wae Rebo di Manggarai, surfing di Rote Ndao, penangkapan ikan paus di Lamalera kemudian Pasola di Sumba. Banyak sekali," ujar Marius.

Dikonfirmasi terpisah oleh detikTravel, Kepala Balai TN Komodo hingga Humas KemenLHK berujar kalau operasional di lapangan masih berlangsung seperti biasa.

"Pengelolaan berjalan seperti biasa, karena belum ada info apapun yang kami terima terkait berita tersebut," ujar Kabiro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Witjaksono, Minggu (20/1). 

Menatap Indahnya Manado dari Jembatan Soekarno

Jembatan Soekarno diresmikan 2015 lalu. Traveler bisa melewati jembatan ini dan menyaksikan keindahan pemandangan sekitar Kota Manado.

Perjalanan pertamaku naik pesawat adalah ke Manado, ibu kota Sulawesi Utara. Kota yang terkenal akan hasil ikannya yang melimpah. Tepatnya aku di Manado dari tanggal 8-11 November 2018 kemarin. Tujuan utamanya sih mengikuti tes kerja tetapi sebagai anak muda yang suka bertualang, maka aku sempatkan juga untuk jalan-jalan.

Kamis 8 November dini hari, tepatnya jam 03.00 WIB aku sudah tiba di Bandara Juanda setelah dua jam perjalanan darat dari rumahku di Kediri. Masih terlalu pagi untuk menunggu pesawat yang berangkat jam 08.00 WIB.

Tepat jam 08.00 WIB pesawat yang aku naiki terbang ke Manado dan tiba di Manado jam 12.15 WITA. Aku lalu menginap di salah satu penginapan di Jalan Sudirman, Manado. 9 November aku tes kerja. Malamnya setelah urusan tes kerja sudah beres, aku membuka peta. Akhirnya kutemukan destinasi menarik yang paling dekat dengan tempatku menginap adalah Jembatan Soekarno.

Sabtu siang aku berjalan kaki ke Jembatan Soekarno. Aku memilih berjalan kaki selain untuk menghemat biaya juga supaya dapat lebih mengenal Kota Manado. Lagian jaraknya juga tidak terlalu jauh, sekitar 2 kilometer. Anggap aja sekalian olah raga.

Setelah berjalan selama kurang lebih 30 menit aku sudah tiba di jembatan yang diresmikan tahun 2015 oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga cucu Soekarno yaitu Puan Maharani. Di bawah jembatan ini adalah Pelabuhan Manado. Ada banyak kapal yang bersandar di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar