Hari ini Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok bebas. Ahok bebas setelah cukup lama mendekam di Mako Brimob.
Salah satu sahabat sekaligus bekas rekan kerja di DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa Ahok mempunyai keinginan menjadi Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan jika masih diberi kesempatan mengabdi kepada negara. Menurut Djarot, Ahok ingin memberantas mafia-mafia yang ada di pelabuhan.
Lantas apa respons Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati setelah mendengar kabar tersebut?
"Oh gitu ya," singkat Sri Mulyani usai bertemu Wapres Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (24/1/2019).
Tidak ada kata-kata lagi yang diungkapkan oleh Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini setelah mengucapkan hal tersebut.
Wanita yang akrab disapa Ani ini selebihnya hanya menanggapinya dengan senyum sambil berjalan ke arah mobil dinas dengan pelat nomor RI 26.
Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat mengatakan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mempunyai keinginan menjadi Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan jika masih diberi kesempatan mengabdi kepada negara. Menurut Djarot, Ahok ingin memberantas mafia-mafia yang ada di pelabuhan.
"Dia bilang gini, 'Kalaupun seumpama saya masih dibutuhkan oleh negara dan itu bermanfaat, kasih saja sebagai Dirjen Bea Cukai untuk memberantas mafia-mafia di pelabuhan dan itu bisa menggerakkan segera mungkin. Nggak usah muluk-muluk, meskipun secara finansial saya rugi sebab saya menjadi orang bebas, lebih enak.' Lebih banyak duit itu. Dia akan BTP Show, 'Dapat duit benar nggak?' Dia bilang begitu," kata Djarot saat berkunjung ke redaksi detikcom, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2019). https://bit.ly/2qxOymq
Ahok Bikin Jalur Layang TransJakarta Pertama di Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok meninggalkan sejumlah 'warisan' saat memimpin DKI Jakarta. Di bidang infrastruktur, selain Simpang Susun Semanggi yang ikonik, Ahok juga telah membangun jalur layang pertama yang dikhususkan untuk TransJakarta atau busway layang.
Dalam catatan detikFinance, busway layang pertama ini menghubungkan Ciledug-Blok M-Tendean. Pembangunan jalur layang tersebut dimulai pada 10 Maret 2015.
Peresmian dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu Djarot Saiful Hidayat. Peresmian pembangunan dilakukan di Velbak, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan di mana pembangunan ditargetkan memakan waktu 2 tahun.
"Ini khusus untuk TransJakarta tidak akan ada mobil pribadi yang boleh masuk jalur," ujar Djarot saat peresmian.
Pembangunan jalan layang sepanjang 9,3 kilometer (km) ini menghabiskan dana Rp 2,5 triliun. Sebanyak delapan kontraktor memenangkan lelang mengerjakan titik-titik yang berbeda.
Kontraktor itu, di antaranya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang mengerjakan paket Tendean sepanjang 1.105 meter, paket Santa oleh PT Yasa Patria Perkasa sepanjang 1.059 meter, dan paket Trunojoyo oleh PT Anugerah Kridapradana dengan panjang jalan 1.206 meter.
Djarot meminta agar kontraktor bekerja cepat. Dia juga berharap, pembangunan bisa rampung lebih cepat.
"Targetnya, Desember 2016 kalau bisa lebih baik agar masyarakat bisa menikmati. Saya juga meminta semua pihak memantau pembangunan ini," kata Djarot.
Ahok sendiri memperkirakan jalan layang tersebut rampung di tahun 2017. Dia mengatakan, solusi mengatasi kemacetan bukan hanya penambahan jalan namun juga penambahan transportasi umum.
"Tahun 2017 bisa dipakai, untuk busway saja," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).
Adanya jalan layang ini diharapkan dapat memberi kepastian waktu tempuh penumpang. Kepala Seksi Pembangunan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Imam Adi Nugraha, mengatakan dari hasil simulasi yang dilakukan, bus TransJakarta membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk menyusuri jalan layang tersebut.
"Simulasi kita lancar dari ujung Ciledug sampai ke ujung Tendean. Dari ujung ke ujung sejauh 9,4 kilometer itu menghabiskan waktu hanya 25 menit," kata Imam kepada detikFinance Maret 2017. https://bit.ly/2XwLseH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar