PT Investasi Kampoeng Kurma tengah menjadi bahan perbincangan publik. Investasi berkonsep syariah dan anti riba ini ternyata bodong alias abal-abal.
Kejadian ini mulai menyeruak ke publik setelah banyak masyarakat yang merasa telah menjadi korbannya. Uang mereka lenyap.
Selain itu lahan kavling yang dijanjikan akan ditanamkan pohon kurma tak kunjung terlihat. Banyak dari mereka yang ingin dananya kembali, tapi nyatanya uang mereka tak ada.
Kampoeng Kurma sendiri menjanjikan membangun wilayah perkebunan kurma dengan berbagai fasilitas. Mulai dari masjid, pesantren, pacuan kuda dan fasilitas lainnya dengan nuansa islami.
Berikut rangkuman beritanya.
Salah satu korban, Irvan Nasrun menjelaskan, awalnya Kampoeng Kurma menawarkan investasi kepada masyarakat dengan menjual kavling. Nah kavling itu nantinya akan ditanami kebun kurma yang hasilnya akan dibagikan kepada pemilik kavling.
Namun, Irvan yang sudah menanamkan uangnya sejak awal 2018 mengaku belum melihat satu pun pohon kurma yang ditanamkan di kavlingnya.
"Terus pohon kurma juga belum ditanam,karena tidak ada dana. Heran saya, uang pembeli bisa habis," ujarnya kepada detikcom, Senin (11/11/2019).
Kampoeng Kurma sendiri menjanjikan membangun wilayah perkebunan kurma dengan berbagai fasilitas. Mulai dari masjid, pesantren, pacuan kuda dan fasilitas lainnya dengan nuansa islami.
Investasi bodong ini tercium pada awal Januari 2019, perusahaan mengumpulkan para investor dan memberitahukan bahwa akan ada investor dari Malaysia yang mau mengakuisisi proyek Kampoeng Kurma.
Perusahaan pun menjanjikan bagi investor yang ingin menarik dananya akan diberikan full ditambah 20% dari dana tersebut. Saat itu ada sekitar 50% pembeli kavling yang ingin refund, tapi kenyataannya tidak akan yang diproses.
"Pertengahan tahun sekitar bulan Juli, saya tanya ke management Kampoeng Kurma, untuk menanyakan progress. Oleh mereka pertanyaan saya tidak dijawab. Saya akhirnya mencari informasi, ternyata AJB yang dijanjikan untuk kavling saya belum bisa terlaksana, saya tanya kapan AJB, dijawab belum bisa AJB karena dana tidak ada," tuturnya.
Tak hanya itu, perusahaan bahkan memberikan cek kosong kepada pembeli yang ingin melakukan refund. Ada juga yang ternyata kavlingnya tidak ada, bahkan ada yang kavlingnya ternyata tanah kuburan.
"Ada kavling yang ada kuburannya, banyak pembeli yang dilempar-lempar karena tanah kavlingnya tidak ada," tambahnya.
Menurut Irvan total yang sudah terjual sekitar 4.000 kavling. Irvan sendiri membeli 7 kavling dengan nilai Rp 417 juta.
Irvan Nasrun mengaku tertarik lantaran konsepnya yang berlabel syariah. Perusahaan juga ternyata memanfaatkan gelombang massa umat Islam pada saat kejadian 212 dan 411.
"Jadi mereka memanfaatkan ghirah (semangat) umat Islam setelah kejadian 212 dan 411. Setelah 212 banyak bermunculan yang berbau syariah," ujarnya.
PT Kampoeng Kurma juga memanfaatkan tokoh-tokoh agama seperti Syekh Ali Jaber dan Ustaz Arifin Ilham. Irvan pun menunjukkan adanya rekaman video di Youtube ketika kedua tokoh agama itu membicarakan Kampoen Kurma.
Tak hanya itu, perusahaan juga mengundang Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya saat seremonial penanaman pohon kurma di lokasi. Hal-hal itu semakin membuat calon investor percaya. http://bit.ly/2XQMvGi
"Karena saya yakin Kampoeng Kurma prospeknya bagus, dan saya tertarik dengan kawasan Islaminya," ujarnya.
Sementara juru bicara PA 212, Novel Bamukmin mengakui pernah mendengar investasi Kampoeng Kurma. Dirinya yang mengaku tertarik juga mengatakan belum mengetahui bahwa investasi itu bodong.
"Iya saya sudah pernah dengar itu dan saya justru tertarik membeli tanah di situ, agar bisa mempunyai tanaman kurma dan setahu saya belum tahu kalau investasi itu bodong. Perlu saya selidiki dulu namun kalau ada orang yang menjadi investor dari PA 212 saya belum dengar," tambahnya.
Salah satu yang menjadi pembeli kavling adalah Irvan Nasrun. Dia membeli kavling di wilayah Bogor itu pada awal 2018.
"Saya mulai invest di sana awal 2018. Total dana yang saya tempatkan Rp 417 juta," ujarnya.
Saat itu Irvan mengeluarkan dana itu untuk membeli 7 kavling. Dia mengaku tertarik lantaran konsep yang ditawarkan syariah dan anti riba.
"Di kavling tersebut nanti ditanam 5 pohon kurma dengan perawatan sampai berbuah oleh Kampoeng Kurma dan fasilitas seperti masjid, pesantren, pacuan kuda, dan fasilitas lain yang menunjang kawasan yang Islami," tambahnya.
Investasi bodong ini tercium pada awal Januari 2019, perusahaan mengumpulkan para investor dan memberitahukan bahwa akan ada investor dari Malaysia yang mau mengakuisisi proyek Kampoeng Kurma.
Perusahaan pun menjanjikan bagi investor yang ingin menarik dananya akan diberikan full ditambah 20% dari dana tersebut. Saat itu ada sekitar 50% pembeli kavling yang ingin refund, tapi kenyataannya tidak ada yang diproses.
"Langkah selanjutnya kami akan proses hukum. Semua proses hukum kami serahkan ke lawyer yang sudah kami tunjuk," tutupnya. http://bit.ly/2sjwvkx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar