Chief de Mission (CdM) kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Filipina, Harry Warganegara, merespons insiden Timnas U-22 yang salah mengonsumsi makanan nonhalal. Dia menyiapkan makanan beku di tiap cabang olahraga.
Timnas Indonesia U-22 yang mayoritas memeluk agama Islam dikabarkan tak sengaja makan daging babi. Itu terjadi karena kurangnya koordinasi dan tidak adanya pemisahan makanan halal dan nonhalal.
Harry telah berkomunikasi dengan penyelenggara SEA Games 2019 (Phisgoc). Dia menagih janji Phisgoc untuk membedakan makanan halal dan nonhalal, juga tempat ibadah. Harry juga akan mengawalnya hingga SEA games usai.
"Pada janjinya mereka mengatakan akan dibedakan di setiap venue dan ada musala juga. Tetapi, teknis di lapangan bisa juga mungkin tidak siap atau belum siap," kata Harry usai pengukuhan kontingen Indonesia di Hall Basket, kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Rabu (27/11/2019).
Meski begitu, Harry mengatakan, tim CdM sejatinya telah mengantisipasi agar kejadian itu tak terulang. Dia menyediakan makanan beku di dapur kosumsi milik Kontingen Indonesia. Mulai rendang sampai ikan cakalang yang sifatnya frozen food.
"Semua itu kami siapkan dan diberikan ke masing-masing cabor. Jadi akan ada dapur konsumsi. Jadi tim konsumsi mereka lengkap dengan persediaan frozen food yang kami siapkan," dia menjelaskan.
Selain itu, manajer di setiap cluster diupayakan untuk terus berkoordinasi dengan manajer para cabor. "Seharusnya komunikasi itu terjalin secara intens. Jadi artinya kebutuhan temen2 selalu kita antisipasi," kata Harry. http://nonton08.com/home-alone-4/
"Tapi mungkin pada saat disiapkan di dining hall. Kita enggak tanya dulu ini daging apa? Cuma itu tidak dilakukan. (Padahal) kami (sudah) ingatkan pada manager meeting, teman-teman atlet kalau tidak yakin jangan dimakan karena ada menu lain dan kami punya bekap menu sendiri. Minta sama kita," dia menambahkan.
Katering SEA Games Jamin Sediakan Makanan Halal di Kampung Atlet
Katering SEA Games 2019 Filipina di dua cluster, Clark dan Subic, dijamin memenuhi standar atlet dan tersedia 24 jam. Selain itu, dia memastikan makanan yang tersedia halal.
Beberapa negara mengeluhkan kuantitas dan kualitas makanan, utamanya makanan halal, di SEA Games 2019. Keluhan itu muncul di cluster Manila. Bahkan, pelatih sepakbola putri Filipina,
Let Dimzon malu sebagai tuan rumah karena mereka gagal menyediakan makanan yang sesuai standar atlet. Selain itu, variasi makanan yang disajikan di ruang makan atlet di Manila minim.
Situasi itu disebut tak akan terjadi di dua cluster lain, Clark dan Subic. Untuk menangani ribuan orang di Kampung Atlet yang ada Clark saja, mereka didukung oleh 30 koki. Salah satunya, koki eksekutif Bruce Lim.
Lim menyadari tantangan yang harus dihadapi dengan banyaknya tamu yang datang, baik atlet, pelatih, ataupun ofisial. Apalagi, di Clark-lah Kampung Atlet didirikan.
"Ini tantangan yang berbeda. Atlet tidak bisa meninggalkan kompleks makanya kami mencoba untuk memastikan mereka bisa makan 24 jam per hari, mereka bisa memiliki cukup makanan dan variasinya. Kami juga ingin memastikan mereka nyaman," kata Lim seperti dikutip ABS-CBN.com.
Sementara itu, koordinator katering Datu Shaiffudin Kiram, menjamin tersedia makanan halal bersertifikat di Athlete Village SEA Games. Termasuk makanan pembuka, cemilan, sup, dan makanan utama.
"Sebenarnya pemilihan ini sangat penting bagi atlet kami, delegasi dari Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Brunei," kata Shaiffudin. http://nonton08.com/love-between-teachers-and-students/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar