Rabu, 27 November 2019

BBM Satu Harga Sudah Ada di 170 Titik, Paling Banyak di Papua

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa hingga 2024 akan membangun 330 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh daerah guna menciptakan harga BBM yang berkeadilan. Pembangunan itu masuk dalam program BBM satu harga.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, hingga saat ini sudah ada 170 titik lokasi BBM satu harga di seluruh Indonesia.

"2019 sudah tercapai. Kita lanjutkan sampai 2024 ada 330 titik yang kita tambah," kata Arifin saat raker di ruang rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Program BBM satu harga yang sudah berada di 170 titik, tersebar di wilayah Sumatera ada 31 titik, wilayah Jawa dan Madura ada tiga titik, wilayah Bali ada dua titik, wilayah NTB dan NTT ada 25 titik. Selanjutnya, wilayah Kalimantan ada 42 titik, wilayah Sulawesi ada 17 titik, dan wilayah Maluku dan Papua sebanyak 50 titik.

Program BBM satu harga sudah berlangsung sejak dua tahun lalu, di mana pada 2017 ada di 57 titik, pada 2018 di 74 titik, sedangkan di 2019 sudah ada di 39 titik.

Dalam implementasi program BBM satu harga ini juga melibatkan perusahaan minyak sebagai penyalur, dalam hal ini PT Pertamina dan PT AKR Corporindo. Adapun, target implementasi BBM satu harga akan dibangun sampai 500 titik di 2024. http://bit.ly/2OnjD5E

Ibu Kota Baru Butuh Listrik 1.555 MW, Komisi VII: Dari Mana Sumbernya?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif hari ini dipanggil rapat kerja dengan Komisi VII DPR. Salah satu agenda yang dibahas dalam rapat yaitu terkait persiapan energi untuk ibu kota baru.

Sebelumnya, Arifin Tasrif memaparkan bahwa perlu tambahan kapasitas pembangkit sekitar 1.555 MW untuk menyuplai listrik di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Namun dari pemaparannya itu, ia dicecar sejumlah pertanyaan. Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDIP Syafruddin Maming menanyakan asal sumber kelistrikan untuk ibu kota baru. Menurutnya, jika masih memakai batu bara hal itu tidak sesuai dengan konsep ibu kota baru yang smart city.

"Kalau masih pakai batu bara, kita tidak sesuai lah dengan konsep smart city. Jadi saya mau tanya sumber-sumber energinya apa saja?" tanyanya di Gedung DPR RI, Rabu (27/11/2019).

Selain itu, dari Fraksi PDIP Ismail Tomas mengatakan, tambahan pembangkit listrik sekitar 1.555 MW bukanlah hal yang kecil. Untuk itu, ia ingin mengetahui dari mana sumber pembangkit listrik dan bahan baku yang digunakan untuk memenuhi listrik di ibu kota baru.

"Sudah berapa hari ini kita berbicara dengan PLN untuk penambahan energi listrik buat IKN. Tambahan 1.555 MW bukanlah jumlah yang kecil, tetapi mulai dari PLN kemarin itu tidak pernah menyampaikan sumber pembangkit listriknya. Ini dari mana sumbernya, bahan bakunya apa untuk memenuhi listrik IKN ini?" ujar Tomas.

Tomas berharap, bahwa pemenuhan kebutuhan energi tidak hanya terfokus pada ibu kota baru saja. Untuk itu, ia berharap jaringan sumber Bengkanai di Barito Utara terinterkoneksi dengan Kalimantan Selatan.

"Jangan sampai ibu kotanya terang benderang tapi masyarakat di sekitarnya gelap gulita. Oleh karena itu salah satu sumber yg pernah dijanjikan PLN 2014 itu adalah jaringan Bengkanai di Barito Utara kemudian interkoneksi dengan Pariangan dengan ke Kalsel, nah ini sejauh mana interkoneksinya, karena jaringan ini pasti bisa dilewatkan ke IKN ini," pungkasnya. http://bit.ly/33nkkQK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar