Ada yang dicukur, ada yang dibiarkan saja. Rambut kemaluan memang masih menjadi misteri dan dianggap tabu oleh sebagian orang, sehingga mitos-mitosnya pun masih banyak dipercaya.
Seperti dirangkum dari Prevention pada Rabu (22/6/2016), berikut 5 mitos tentang rambut kemaluan yang perlu Anda ketahui:
Fakta: Yang benar justru sebaliknya. Rambut kemaluan yang tidak rajin dibersihkan justru bisa menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri. Menurut Wendy Askew, MD, dari Institute for Women's Health di San Antonio, rambut kemaluan berpotensi menjadi sarang bakteri jika tak dibersihkan rutin. Rambut kemaluan juga tak melindungi wanita dari risiko penyakit menular seksual, malah justru dapat membantu virus berkembang.
Fakta: Ini bergantung pada pasangan masing-masing. Para peneliti meyakini bahwa rambut kemaluan justru bisa meningkatkan gairah karena penuh feromon. "Kelenjar sebaceous yang ada pada kulit menghasilkan sekresi berbau, ketika kemudian sekresi ini bercampur dengan bakteri pada kulit dan rambut maka akan menghasilkan aroma yang disebut feromon. Sebagian pria bisa tertarik dengan feromon ini," tutur Askew.
Fakta: Menanggapi mitos ini, Askew menjelaskan tidak demikian. "Lihatlah alis wanita untuk prediksi yang lebih akurat. Pada sebagian wanita hal ini bisa diamati, meskipun belum tentu cocok benar," imbuh Askew.
Fakta: Menurut Askew, rambut kemaluan akan berhenti tumbuh dan konstan pada tingkat tertentu. Rambut ini pada waktunya akan rontok dan yang baru akan tumbuh. Pakar kesehatan kulit di New York, Sejal Shah, MD, mengatakan panjang rambut kemaluan bervariasi pada setiap orang.
Fakta: Tak selalu demikian, Askew menjelaskan bahwa pada dasarnya rambut kemaluan tetap harus dicukur dan dirapikan. Jika Anda memiliki kulit sensitif, maka gunakan krim khusus untuk bercukur. "Bila rambut kemaluan tak dicukur atau dirapikan, maka bakteri yang hidup di sana bisa menyebabkan munculnya infeksi," tutur Askew. http://cinemamovie28.com/dc-super-hero-girls/
Hati-hati Mencukur Rambut Miss V, Waspadai Risiko Ini
Pertumbuhan rambut kemaluan kadang jadi masalah kalau terlalu lebat. Membiarkan rambut pubis tumbuh panjang memang tak ada salahnya, tapi kalaupun mau dipangkas maka waspadai risikonya.
Setelah mencukur rambut kemaluan biasanya rambut-rambut yang dicukur masih terlihat. Sisa rambut cukuran biasanya tebal dan ketika tumbuh kembali ujungnya akan lebih tebal dibanding rambut baru. Pertumbuhan rambut yang seperti ini menyebabkan rambut kemaluan cenderung tumbuh ke dalam.
"Rambut menjadi tumbuh ke dalam ketika, setelah dibersihkan, kemudian tumbuh kembali, justru tumbuh ke samping dan keriting kembali ke kulit bagian bawah," kata Sejal Shah, MD, seorang ahli kulit di SmarterSkin Dermatology di New York City, dikutip dari Women's Health.
Tekstur rambut kemaluan yang tebal dan keriting memang dianggap wajar karena dapat melindungi kemaluan dari iritasi. Namun, rambut kemaluan yang tumbuh setelah dicukur biasanya akan tumbuh dengan ujung yang lebih tebal. Hal ini bisa saja menyebabkan iritasi atau gatal yang berpotensi infeksi.
Menurut Sejal Shah, semakin kasar dan keriting rambut kemaluan Anda , semakin besar kemungkinan Anda berada dalam kondisi rambut kemaluan yang tumbuh ke dalam.
Meski begitu, secara teknis segala jenis pencabutan rambut, entah itu waxing, sugaring, atau bercukur bisa menghasilkan rambut yang tumbuh ke dalam. Namun, yang paling berpotensi menumbuhkan rambut ke dalam adalah teknik mencukur rambut kemaluan. http://cinemamovie28.com/hongkong-kasarung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar