Rabu, 27 November 2019

BAB Lebih Banyak dari Biasanya? Ini 5 Kemungkinan Penyebabnya

Tidak ada ukuran pasti tentang berapa banyak volume BAB (Buang Air Besar) tiap hari. Sebuah data menyebut, bila ditotal dalam setahun seseorang bisa menghasilkan rata-rata 145 kg tinja atau kurang lebih seukuran panda dewasa.

Per hari, diperkirakan seseorang menghasilkan 400-500 gram tinja. Volume ini dipengaruhi oleh sangat banyak faktor, termasuk asupan nutrisi dan sistem metabolisme.

Nah bila suatu ketika mengalami BAB dengan volume tinja lebih banyak dari biasanya, maka ada beberapa kemungkinan penyebab seperti dikutip dari Womenshealthmag berikut:

1. Tandanya lebih sehat
Rudy Bedfodr, seorang ahli pencernaan di California menyebut asupan fiber atau serat adalah penyebab paling umum ketika seseorang BAB lebih banyak dari biasanya. Artinya, seseorang sedang lebih banyak makan sayur dan buah.

2. Ada infeksi
BAB yang lebih banyak juga bisa berarti diare. Salah satu penyebab diare adalah infeksi baik virus maupun bakteri.

3. Sedang rajin olahraga
Kontraksi otot saat olahraga menyebabkan usus tertekan, sehingga pergerakan mendorong tinja jadi lebih intens. Itu sebabnya dokter menyarankan untuk rajin olahraga bila tidak ingin mengalami sembelit atau konstipasi.

4. Stres
Pada sebagian orang, stres adalah pemicu rangsang BAB. Makin sering stres, usus jadi lebih aktif mendorong kotoran sisa metabolisme.

5. Menstruasi
Pengaruh hormon saat menstruasi juga berdampak pada sistem metabolisme. Beberapa perempuan mengalami BAB yang lebih sering, dan lebih banyak saat datang bulan. https://bit.ly/2OH3Op6

Penting! Cek Kondisi Feses Agar Tahu Masalah Pencernaan Sedini Mungkin

Gejala penyakit pada pencernaan umumnya hampir sama. Mislanya rasa sakit di lambung seringkali disebut mag namun kenyataannya tidak selalu demikian. Oleh sebab itu, rajin-rajin cek feses karena bisa menjadi indikator masalah pencernaan.

Ya, keluhan seperti sakit lambung, mual, dan sakit ulu hati bisa jadi tanda permasalahan pencernaan lain selain mag. Untuk mengetahui secara pasti apakah gejala tersebut berasal dari penyakit pencernaan lain, ahli bedah pencernaan dr Wifanto Saditya, Sp(K)BD, dari Siloam Hospital Kebon Jeruk (SHKJ) mengatakan seseorang bisa melakukan pemeriksaan awal sendiri.

"Pertama keluhan seputar penyakit pencernaan itu bisa dilihat dari gejalanya. Memeriksa yang paling sederhana kita bisa memeriksa kotoran kita. Misal buang air besar warnanya hitam atau diare. Apakah kotoran kita ada darah atau tidak?" kata dr Wifanto saat ditemui pada peresmian Digestive Clinic di SHKJ, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (4/9/2014).

dr Wifanto mengatakan dari pembuangan sisa pencernaan dapat diketahui apakah proses pencernaan berjalan dengan sempurna. Jika ada gangguan pencernaan makanan tidak hancur sempurna saat dibuang. Pemeriksaan lebih lanjut juga menggunakan sisa pembuangan untuk dilakukan tes bakteri di laboratorium.

"Biasanya kalau ada yang tidak baik pencernaannya bisa terlihat," tambah dokter yang bertugas di klinik pencernaan atau Digestive Clinik SHKJ ini.

Selain pemeriksaan sisa pembuangan yang dapat dilakukan sendiri, tes lain di rumah sakit seperti menggunakan alat ultrasonography (USG) atau tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa gangguan pencernaan.

"Kedua bisa mengandalkan pemeriksaan lain yang tidak invasif, mungkin dengan USG. Kadang-kadang sakit mag tidak tahunya ada batu karena hampir sama gejalanya. Terus bisa juga periksa darah. Kita lihat apakah ada kelainan fungsi hati, ada kurang darah atau tanda-tanda tumor yang lain," tutup dr Wifanto. https://bit.ly/2OLSLLz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar