Lebih separuh warga Bergamo yang diambil sampel darahnya, menunjukkan tes positif antibodi SARS-Cov-2. Demikian pejabat kesehatan di provinsi utara Italia itu Senin.
Dari sekitar 10.000 penduduk Bergamo yang dites darahnya antara 23 April hingga 3 Juni, lebih 57 persen memiliki antibodi, yang merupakan indikasi bahwa mereka terpapar virus corona dan mengembangkan respons kekebalan tubuh.
Pejabat kesehatan Italia menyebut, besaran sampel cukup luas dan bisa merepresentasikan seluruh provinsi Bergamo. Ini merupakan indikator yang dapat dipercaya dari keberadaan SARS-Cov-2 dalam populasi warga provinsi di utara Italia itu.
Bergamo adalah kota di Italia yang jadi episentrum pandemi Covid-19 paling parah. Citra rumah sakit yang kewalahan menangani pasien dan puluhan mayat yang terpaksa diangkut truk militer, menjadi ilustrasi dari impak mengerikan pandemi corona.
Italy National Institute of Statistics (ISTAT) melaporkan, saat puncak pendemi Covid-19 pada bulan Maret lalu, jumlah warga yang meninggal di Bergamo naik 6 kali lipat dibanding angka kematian pada bulan yang sama dari tahun 2015 hingga 2019. Kota Bergamo dan kawasan sekitarnya di provinsi itu melaporkan total 13.600 kasus Covid-19.
Kampanye pengujian di seluruh negara
Tes antibodi tidak mengecek keberadaan virus bersangkutan, melainkan mendeteksi apakah sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi pada keberadaan virus patogen dalam tubuhnya.
Jika antibodi SARS-CoV-2 ditemukan, artinya uji sampel darah positif, orang yang bersangkutan dikarantina sampai dilakukan uji swab, untuk memastikan apakah yang bersangkutan juga positif Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu.
Para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang meneliti intensif terapi antibodi untuk mengobati pasien Covid-19. Salah satu metodenya adalah menggunakan serum plasma darah dari orang yang sembuh kembali.
Karena itu Kementerian Kesehatan Italia bekerjasama dengan ISTAT, meluncurkan kampanye antibodi massal secara nasional, untuk membuat peta keparahan dari tiap kawasan epidemi Covid-19 di Italia. Tujuannya untuk mendapatkan sampel yang representatif dari sekitar 150.000 warga.
IHSG Anjlok, Rupiah Kembali Terperosok ke Rp 14.253/US$
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini kembali menguat. Dolar AS berhasil menekuk rupiah dan kembali merangsek ke level Rp 14.000-an.
Mengutip data perdagangan Reuters, Jumat (12/6/2020), nilai tukar dolar AS pada pukul 09.15 WIB berada di level Rp 14.253. Hingga pagi ini, mata uang Paman Sam terpantau bergerak di level Rp 14.002 hingga Rp 14.253.
Penguatan nilai tukar dolar AS terpantau sejak awal pekan ini. Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah setelah sempat ditekan hingga ke bawah level Rp 14.000.
Dari data RTI, dolar AS pagi ini ada di level Rp 14.052. Angka ini menguat 50 poin atau 0,36% pada pagi ini.
Dolar AS tercatat menguat 1,3% pada sepekan terakhir. Namun dibandingkan sebulan yang lalu, masih kalah unggul 5,4% terhadap rupiah.
Selain menekan rupiah, dolar AS pagi ini juga menekan yuan China. Namun tertekan oleh dolar Australia, euro, poundsterling, yen Jepang, dan dolar Singapura.
Sementara rupiah meskipun kalah dari dolar AS, pagi ini berhasil menguat terhadap dolar Australia, euro, yuan China, dan dolar Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar