Rabu, 24 Juni 2020

Beijing Bangun Tempat Pengambilan Sampel Corona dalam Waktu 70 Jam

Sebuah tempat pengambilan sampel spesimen virus Corona COVID-19 darurat dibangun dalam waktu 70 jam. Tempat ini dibangun di Rumah Sakit Peking Union Medical College, Beijing, China, untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja para petugas medis.
Mengutip dari The Star, tempat pengambilan sampel ini diselesaikan pada Minggu (21/6/2020) malam waktu setempat dan terdiri dari 14 ruangan. Terdiri dari delapan ruang pengambilan sampel, empat ruangan pembayaran, dan dua ruang layanan komprehensif, yang terletak di bagian utara rumah sakit.

Sebelumnya, pengambilan sampel di Beijing untuk mencegah penyebaran virus Corona dilakukan di tempat terbuka, misalnya stasiun. Tetapi, para petugas medis yang bertugas memakai alat pelindung lengkap (APD) dan masker untuk bekerja di lingkungan bersuhu tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan pengambilan sampel berskala besar dalam waktu singkat, Rumah Sakit Peking Union Medical College akhirnya membangun tempat di lahan hijau seluas 40 meter dan lebar 4 meter tersebut.

Ruang pengambilan sampel darurat ini dilengkapi dengan sistem pencahayaan medis di dalam maupun luar ruangan. Tempat ini digunakan selama 24 jam dalam sehari dan sudah digunakan sejak Senin (22/6/2020).

Pengakuan Pria Bogor yang Divonis Dokter Tak Bisa Makan Mi Instan Selamanya

 Viral kisah pria asal Bogor harus menerima kenyataan tidak bisa makan mi instan seumur hidupnya. Kondisi radang kerongkongan yang diidapnya pun mendapat sorotan dari banyak netizen.
Saat dikonfirmasi detikcom, Tomy pria berusia 32 tahun ini membenarkan cerita tersebut dan membagikan kronologi perjalanan penyakitnya dari awal didiagnosis hingga tidak bisa mengonsumsi mi instan seumur hidupnya.

Sekitar 13 hingga 14 tahun lalu, saat menduduki bangku kuliah, Tomy mengaku tidak mengatur pola makan sebagaimana mestinya. Bahkan, tiga kardus mi bisa ia konsumsi hanya dalam tiga minggu.

"Dalam waktu seminggu, gue bisa menghabiskan setengah kardus mi instan baik itu kuah atau goreng. Bahkan, rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," tulis Tomy dalam postingan di akun Facebook miliknya, Sabtu (20/6/2020).

Hal ini rutin ia lakukan selama empat tahun hingga akhirnya Tomy memutuskan untuk mengurangi konsumsi mi instan.

"Mulai intense itu mungkin sekitar tahun 2008-2012 akhir. 2013 saya masih kost, masih suka makan mi instan tapi dikurangin. Seminggu satu sampai dua kali," kata Tomy kepada detikcom, Selasa (23/6/2020).

Namun, pada awal tahun 2020 ia mulai merasa ada yang aneh dengan kerongkongan dan lambungnya. Bahkan, saat buang air besar (BAB) fesesnya berwarna hitam pekat dan tercium aroma darah keluar dari mulutnya.

"Tanggal 3 Januari malam itu saya menggigil karena keringat dingin. Paginya perut saya terasa kembung, tidak nafsu makan. Orang tua saya bilang muka saya pucat, jadi saya putuskan cek ke rumah sakit," jelasnya.

"Sewaktu menunggu gocar tiba, saya merasa mual hingga akhirnya muntah darah di wastafel. Sewaktu perjalanan juga saya muntah darah lagi di mobil sampai tidak sadarkan diri," lanjutnya.

Setelah sampai di rumah sakit, Tomy pun melakukan berbagai macam serangkaian pemeriksaan oleh dokter. Hingga akhirnya dokter menyatakan Tomy mengalami radang kerongkongan yang sudah cukup parah dan berisiko menjadi kanker kerongkongan bila pola makannya tidak dijaga. Salah satu pantangannya adalah tidak diizinkan makan mi instan lagi selama seumur hidup.

"Dokter yang menangani saya ya langsung kasih pantangan. Mulai detik itu juga saya nggak bisa konsumsi mi instan lagi," ucapnya.

Tomy menjelaskan alasan ia tidak diizinkan lagi makan mi instan karena produk makanan itu mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kerongkongannya.

"Kalau kata dokternya, mi instan itu kan terbuat dari tepung kimia, bumbunya juga. Bahayanya ya zat kimia itu nempel ke dinding kerongkongan," tuturnya.
https://cinemamovie28.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-50/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar