Kombinasi obat antivirus yang digunakan untuk pengobatan HIV disebut tidak memiliki efek menjanjikan pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
Para ilmuwan di Inggris yang menjalankan uji coba RECOVERY Trial di mengatakan lopinavir-ritonavir tidak bermakna bagi pasien virus Corona yang diteliti pada studi tersebut.
Setelah membandingkan 1.596 pasien yang diberi lopinavir-ritonavir dengan 3.376 pasien dalam kelompok kontrol, para ilmuwan tidak menemukan perbedaan dalam mortalitas, lama tinggal di rumah sakit atau risiko memakai ventilator.
"Hasil awal ini menunjukkan bahwa untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 dan tidak menggunakan ventilator, lopinavir-ritonavir bukan pengobatan yang efektif," kata Peter Horby, Kepala Peneliti RECOVERY Trial dikutip dari Reuters.
Para ilmuwan tidak dapat menarik kesimpulan tentang efektivitas kombinasi obat tersebut pada pasien dengan ventilator karena kesulitan pemberiannya.
Sebelumnya obat HIV kombinasi lopinavir-ritonavir menjadi salah satu kandidat obat yang efektif untuk menyembuhkan pasien Corona. Obat HIV kombinasi Lopinavir-ritonavir juga sedang dipelajari dalam percobaan untuk pasien Corona oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Percobaan RECOVERY Trial yang berbasis di University of Oxford, Inggris, telah memeriksa efektivitas dari enam kemungkinan pengobatan untuk pasien COVID-19 dan telah menguji 11.800 pasien secara keseluruhan.
RECOVERY Trial beberapa waktu lalu juga menguji dexamethasone yang ternyata mampu mengurangi tingkat kematian pasien dengan bantuan oksigen dan ventilator.
Benarkah Konsumsi Vitamin D Bisa Cegah Virus Corona?
Meskipun vitamin D memiliki banyak manfaat bagi tubuh, para ahli ragu jika mengonsumsi vitamin D bisa mencegah atau mengobati virus Corona. Setidaknya ada lima studi yang diteliti lebih lanjut untuk mengetahui apakah vitamin D benar-benar bisa mencegah virus Corona.
Kelima studi tersebut menunjukkan keterkaitan manfaat vitamin D melawan virus Corona. Benarkah vitamin D bisa mencegah virus Corona?
Dikutip dari The Guardian, para ahli kesehatan masyarakat Inggris menyimpulkan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa vitamin D bisa mencegah seseorang terkena virus Corona. Hal ini juga dikaitkan dengan keyakinan berjemur dapat mencegah virus Corona, para ahli meyakini kadar melanin yang lebih tinggi di kulit bahkan menyebabkan lebih sedikit penyerapan vitamin D dari sinar matahari.
"Meskipun ada manfaat kesehatan yang terkait dengan vitamin D, ringkasan bukti cepat kami tidak mengidentifikasi bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan suplemen vitamin D untuk pengobatan atau pencegahan COVID-19," kata Paul Chrisp, direktur National Institute for Health and Care Excellence (NICE).
"Kami tahu bahwa penelitian tentang hal ini sedang berlangsung dan NICE terus memantau bukti yang baru diterbitkan," lanjut Paul.
Komite Penasihat Ilmiah Gizi (SACN) mencapai kesimpulan yang sama. Dikatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung atau merekomendasikan suplemen vitamin D untuk mencegah infeksi saluran pernapasan akut. Namun, baik NICE dan SACN menyarankan untuk tetap mengonsumsi vitamin D yang cukup per hari-nya demi menjaga kesehatan tulang dan otot.
https://kamumovie28.com/star/jonathan-billions/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar