Senin, 29 Juni 2020

Mengidap Penyakit Langka, Bayi Ini Lahir Tanpa Tangan dan Kaki

Seorang bayi perempuan di India lahir tanpa tangan dan kaki yang disebabkan oleh kelainan genetik langka.

Dokter yang menangani persalinan bahkan tidak mengetahui bayi akan terlahir tanpa tangan dan kaki, karena sebelumnya mereka memastikan bahwa janin dalam keadaan sehat ketika masih berada di dalam rahim sang ibu.

Dikutip dari Daily Mail, bayi ini lahir di desa Sakla, Sironj Tehsil di Vidisha, India. Para dokter yang berada di sana kebingungan karena mereka mengatakan bayi tersebut lahir tanpa tangan dan kaki karena kelainan langka, yang disebut Tetra-Amelia.

Kondisi Tetra-Amelia disebut sebagai kelainan kongenital resesif autosomal. Kelainan ini adalah genetik yang disebabkan oleh mutasi pada gen WNT3 (Wnt Family Member 3) dan hal ini biasanya sangat jarang terjadi.

Sindrom ini menyerang satu dari 100.000 bayi yang baru lahir. dr Prabhakar Tiwari, seorang dokter anak di Bhopal CMHO (Chief Medical & Health Officer), mengatakan ini adalah kasus pertama yang pernah dilihatnya.

Dokter juga mengkonfirmasi bahwa bayi tersebut berada dalam kondisi yang sehat. Namun, dokter menyarankan bayi agar tetap di rawat di rumah sakit untuk memeriksa apakah organ internalnya telah berkembang dengan baik, atau tidak.

Sebelumnya, kasus serupa terjadi pada tahun 1982. Tetra-Amelia menyerang Nicholas James Vujicic, seorang penginjil Kristen di Australia dan motivator yang membuatnya dilahirkan dengan kondisi yang serupa. Ia kini bekerja sebagai penulis dan motivator.

Hadapi Corona, India Buka Proyek RS Terbesar di Dunia

Pemerintah India mengklaim akan membangun salah satu rumah sakit (RS) dengan kapasitas terbesar di dunia untuk menghadapi wabah virus Corona COVID-19. Pada hari Minggu (28/6/2020), sebagian fasilitas di Sardar Patel COVID Care Centre dilaporkan sudah mulai beroperasi.
Menteri Perumahan India, Amit Shah, mengatakan Sardar Patel COVID Care Centre akan memiliki 10 ribu tempat tidur pasien. Sebanyak 2.000 tempat tidur sudah bisa digunakan sementara 8.000 lainnya menyusul dalam beberapa hari ke depan.

"Fasilitas ini akan sangat membantu meringankan penderitaan warga di Delhi," kata Amit lewat media sosial Twitter seperti dikutip dari CNN, Senin (29/6/2020).

Menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University, India saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus virus Corona terbesar keempat di dunia. Laporan terbaru menyebut India memiliki 19.906 infeksi baru sehingga totalnya menjadi 528.859 kasus.

Dari jumlah tersebut sebanyak 16.095 pasien meninggal dunia dan 309.713 lainnya berhasil sembuh.

Langkah Beijing Tangani Gelombang Kedua Virus Corona

Dua minggu lalu, Beijing masuk ke 'mode darurat masa perang' untuk menangani ketakutan akan lonjakan virus Corona. Saat ini, menurut pejabat kesehatan, wabah COVID-19 telah menurun secara signifikan.

Dengan adanya kekhawatiran yang semakin tinggi soal gelombang kedua infeksi Corona, Beijing memberikan gambaran mengenai bagaimana mereka menangani wabah tersebut dengan cepat dan terkendali.

Pengujian, pengujian, pengujian dan pembatasan.

Pada 11 Juni, hampir 270 kasus Corona baru ditransmisikan secara lokal di Beijing yang membuat pemerintah kembali melakukan pengujian, pembatasan perjalanan, dan pelacakan kontak besar-besaran.

"Beijing tidak akan menjadi Wuhan kedua," kata pakar senior dari Komisi Kesehatan Nasional China, Zeng Guang, dikutip dari NBC News.

Meski demikian China hingga kini masih mendapat kritikan karena salah dalam menangani awal pandemi, membungkam pelapor, dan tidak melibatkan WHO dalam penyelidikan asal-usul virus.

Sampai vaksin ditemukan, wabah baru Beijing dapat memberikan contoh seperti apa kehidupan pandemi saat virus kembali ke daerah-daerah yang dianggap telah terbebas dari COVID-19.

"Situasinya masih kritis, tetapi secara efektif terkendali," ujar Lei Haichao, direktur Komisi Kesehatan Kota Beijing.

Di Beijing, tempat pengujian ditambah setelah wabah baru muncul. Bahkan pengujian spesimen Corona didirikan di pusat olahraga hingga lapangan sepakbola. Warga yang ingin dites juga menghubungi pusat kesehatan terdekat di wilayah mereka.

Kelompok-kelompok tertentu seperti kurir, karyawan restoran dan tenaga kesehatan wajib menjalani tes. Untuk semua orang, ini pemeriksaan Corona sangat dianjurkan.

"Saya merasa lebih aman. Ini juga jaminan keamanan untuk keluarga dan teman-teman saya," kata seorang wanita di distrik Xicheng, Beijing.
https://nonton08.com/luck-key/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar