Liverpool juara liga Inggris, mengakhiri 30 tahun puasa gelar Premier League. Para fans yang bersukacita diimbau agar tetap menjaga keamanan di tengah pandemivirus CoronaCOVID-19 dengan menahan diri tidak berpesta ramai-ramai dulu.
Wali kota Liverpool, Steve Rotheram, berjanji akan mengadakan perayaan yang ditunggu-tunggu ketika kondisinya sudah aman.
"Para fans luar biasa mematuhi pesan ini," kata ketua salah satu grup pendukung, Joe Blott, seperti dikutip dari BBC, Jumat (26/6/2020).
"Dengan mematuhinya, mereka sudah melindungi nyawa rekan-rekan fans yang lain. Jadi mereka bisa membangun respons komunitas yang luar biasa di masa pandemi ini," lanjutnya.
Menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University, hingga hari Jumat (26/6/2020), Inggris Raya jadi negara dengan kasus Corona terbanyak kelima di dunia. Sudah ada lebih dari 300 ribu kasus yang terkonfirmasi dengan sekitar 43.000 diantaranya meninggal dunia.
Liverpool juara liga Inggris setelah Manchester City kalah di tangan Chelsea pada Jumat (26/6/2020). Hal ini membuat perolehan poin Liverpool di klasemen Liga Inggris tidak bisa disaingi lagi.
Virus Corona Disebut Bisa Picu Kerusakan Otak pada Pasien Bergejala Parah
Studi awal yang dilakukan para peneliti di Inggris menemukan pasien COVID-19 dengan gejala parah bisa mengalami kerusakan otak. Studi yang dipublikasi di jurnal Lancet Psychiatry ini melihat data dari 125 pasien yang terinfeksi virus Corona.
Peneliti menjelaskan kerusakan otak ini bisa berujung pada komplikasi mulai dari stroke, demensia, hingga psikosis. Stroke jadi komplikasi yang paling umum, dilaporkan terjadi pada 77 dari 125 pasien, akibat adanya darah yang menggumpal di otak.
"Ini adalah potret penting komplikasi terkait COVID-19 yang bisa terjadi di otak para pasien rawat rumah sakit. Sangat penting bagi kami untuk terus menggali informasi ini karena akan membantu pemahaman kita terhadap virus seutuhnya," kata salah satu peneliti, Profesor Sarah Pett, dari University College London, seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (26/6/2020).
Peneliti juga menemukan 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebinungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental. Dari 39 pasien tersebut, sembilan orang mengalami disfungsi otak yang tak spesifik atau sering disebut ensefalopati dan tujuh lainnya mengalami inflamasi otak atau ensefalitis.
"Kami sekarang membutuhkan studi yang lebih detail untuk memahami mekanisme biologis dari hal ini... Jadi kami bisa mencari terapi potensial yang bisa diberikan," kata peneliti lainnya, Benedict Michael, dari Liverpool University.
Para peneliti menekankan studi komplikasi otak ini hanya fokus pada pasien virus Corona COVID-19 dengan gejala parah.
6 Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan Secara Alami
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah menambahkan tanda dan gejala yang berkaitan dengan infeksi virus Corona. Dalam situs resminya, CDC mengungkap gejala lain yang ditemukan pada pasien COVID-19.
Sesak napas, batuk, dan demam adalah gejala utama COVID-19. Namun gejala lainnya juga ada sakit tenggorokan.
Sakit tenggorokan bisa diatasi dengan beberapa cara alami. Berikut 6 cara alami untuk mengatasi sakit tenggorokan dikutip dari Healthline.
1. Air garam
Garam memiliki kekuatan untuk membunuh bakteri yang ada di mulut dan tenggorokan, termasuk memecah lendir yang pekat penyebab batuk. Berkumur dengan segelas air hangat yang diberi satu sendok teh garam dapat membantu mengobati radang tenggorokan. Lakukan sebanyak dua kali setelah sikat gigi pagi dan sebelum tidur.
https://kamumovie28.com/cast/andre-dussollier/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar