Sejak muncul di akhir tahun 2019 lalu pertama kalinya di Wuhan, China, virus Corona kini sudah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan di Indonesia pun angka kasus positif masih terus meningkat dari hari ke hari.
Melihat hal ini, untuk melawan virus Corona mungkin masih membutuhkan waktu yang lama. Seorang pakar kesehatan di Selandia Baru, Simon James Thornley, bahkan mengatakan virus Corona ini tak bisa hilang dalam jangka waktu yang panjang.
"Saya rasa kita tidak bisa menghilangkan virus (Corona) untuk jangka waktu yang panjang. Kita harus belajar untuk hidup berdampingan dengan virus ini," kata Thornley yang dikutip dari Fox News, Jumat (26/6/2020).
Senada dengan Thornley, pakar penyakit menular penyakit terkemuka di AS, Dr Anthony Fauci, juga pernah mengungkapkan pendapat seperti itu. Menurutnya, dunia tidak akan pernah bisa kembali pada kondisi normal seperti sebelum Corona muncul.
Meski nanti vaksin untuk melawannya sudah ditemukan, virus Corona yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini masih akan menjadi ancaman masyarakat di seluruh dunia.
"Ketika kita kembali normal, kita akan kembali ke titik di mana kita berperan untuk beraktivitas sebagai masyarakat. Tapi, jika ingin kembali ke masa sebelum pandemi Corona ini, mungkin tidak akan pernah terjadi mengingat virus ini masih menjadi ancaman," jelas Dr Fauci.
Walaupun Dr Fauci berpendapat seperti itu, ia optimis vaksin Corona di Amerika Serikat bisa siap pada akhir 2020 atau di awal 2021 untuk melawan virus Corona. Bahkan vaksin ini juga akan disediakan untuk masyarakat Amerika.
"Kami merasa optimistis, berdasarkan upaya gabungan yang telah dilakukan selama ini. Nanti akan ada sejumlah kandidat (vaksin) yang memberikan hasil yang baik, dan kami akan menyediakannya untuk masyarakat Amerika," kata Dr Fauci saat menghadiri pertemuan komite DPR Amerika Serikat, dikutip dari Independent.
"Dalam beberapa waktu lagi, vaksin untuk virus SARS-CoV-2 yang berlisensi akan tersedia untuk masyarakat umum," lanjutnya
3 Gejala Baru Virus Corona yang Masuk Daftar CDC
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) baru-baru ini menambahkan tiga gejala baru virus Corona COVID-19 ke dalam daftar gejala Corona CDC. Tiga gejala Corona tersebut adalah hidung tersumbat atau pilek, mual, dan diare.
Dikutip dari New York Post, daftar gejala virus Corona COVID-19 yang sudah tercantum dalam daftar gejala Corona CDC di antaranya demam, batuk, sesak napas, kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, gangguan indra penciuman dan perasa, serta sakit tenggorokan. Disebutkan, daftar tersebut belum mencakup semua gejala pasien Corona.
"Daftar ini tidak mencakup semua gejala (virus Corona) yang mungkin terjadi. CDC akan terus memperbarui daftar ini karena kami mempelajari lebih lanjut tentang virus Corona COVID-19," sebut CDC.
CDC melakukan perubahan daftar gejala Corona sebelumnya pada bulan April dengan menambahkan enam gejala Corona ke dalam daftar. Kala itu, perubahan-perubahan baru ini termasuk menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan gangguan pada indra perasa, dan penciuman.
Sementara ketika pandemi Corona pertama kali dimulai, tiga gejala yang dilaporkan sangat umum terjadi pada pasien virus Corona COVID-19 adalah demam, batuk, dan sesak napas. Setiap orang dapat merasakan gejala Corona ringan hingga berat, dan kebanyakan orang mulai mengalami gejala Corona dua hingga 14 hari setelah terpapar virus Corona COVID-19 atau SARS-CoV-2.
"Orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang yang memiliki kondisi medis yang mendasari parah seperti penyakit jantung atau paru-paru atau diabetes tampaknya berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi yang lebih serius dari penyakit COVID-19," CDC memperingatkan.
Disebutkan, tanda-tanda peringatan darurat terkait virus Corona COVID-19 adalah kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan berat pada dada, ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga, serta bibir yang warnanya berubah menjadi kebiruan.
"Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini, segera cari perawatan medis darurat," tegas CDC.
Hingga saat ini, ada lebih dari 9,4 juta kasus virus Corona baru di seluruh dunia, menurut data dari John Hopkins University. Amerika Serikat telah mencatat lebih dari 2,3 juta kasus dan setidaknya 121.996 kematian terkait virus Corona, sementara Indonesia memiliki kasus positif Corona lebih dari 50 ribu kasus.
https://kamumovie28.com/cast/matthew-goode/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar