Rabu, 20 November 2019

Jokowi Bahas Banyak Mega Proyek Bareng Pengusaha Kakap Jepang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini membahas banyak mega proyek di tanah air bersama puluhan pengusaha kakap Jepang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Di antaranya adalah mengenai kelanjutan proyek Masela hingga kereta semi kencang Jakarta-Surabaya.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

"Tadi pertemuan bapak presiden dengan delegasi Jepang yang dipimpin oleh mantan perdana menteri bapak Fukuoda. Dan beberapa isu yang diangkat adalah yang pertama terkait dengan proyek Masela," kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan, Presiden menyampaikan dalam perancangan desain pada proyek Masela harus menyerap tenaga kerja dari wilayah sekitar dan memprioritaskan bahan baku produk lokal (local content). Proyek ini direncanakan pembangunan pada 2022 hingga 2027.

Kemudian, Indonesia dan Jepang juga sepakat untuk meningkatkan produksi kendaraan roda empat dari Daihatsu dan Toyota. Berdasarkan data yang dimiliki, kedua perusahaan tersebut sudah memproduksi lebih dari 10 juta dan 90 persen ekspor otomotif nasional telah menyambar 80 negara di dunia.

"Kemudian dari Mr Yamaguchi dari PT Taisei sudah 60 tahun di Indonesia termasuk mendirikan Hotel Indonesia dan berdasarkan data, PT Taisei punya pengalaman juga untuk mengerjakan pengembangan kota, dan juga terkait dengan penanganan bencana banjir, mereka menawarkan untuk dilibatkan dalam kegiatan tersebut termasuk penanganan banjir di kota Jakarta," jelas Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, Presiden Jokowi juga menyinggung soal perluasan pembangunan MRT Jakarta dan kereta semi kencang Jakarta-Surabaya.

Tidak hanya itu, Airlangga mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi meminta Jepang dan Indonesia meningkatkan kerja sama pada sektor pariwisata. Pasalnya, Indonesia akan memiliki 10 Bali baru dan 5 Bali baru yang menjadi super prioritas.

"Dan bapak Presiden menyampaikan bahwa beberapa hal lagi yang diperlukan untuk pengembangan dengan Jepang antara lain terkait dengan agro terkait dengan teknologi terkait dengan ekspor barang-barang agro, sanitary technology," ungkap dia. https://bit.ly/2XFe2e5

Terungkap! Deal RI-Jepang Garap Kereta Kencang JKT-SBY

Indonesia dan Jepang sepakat menggarap proyek kereta semi-cepat atau kereta kencang Jakarta-Surabaya (JKT-SBY). Kerja sama kedua negara itu ditandai penandatanganan Summary Record Proyek Peningkatan Kecepatan Kereta Api Lintas Utara Jawa, 24 September 2019.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dalam situs resminya mengunggah dokumen kerja sama tersebut. Dokumen tersebut menjabarkan bahwa Jepang menyetujui melaksanakan survei awal (preparatory survey) proyek bernama Java North Line Upgrading Project.

Survei awal itu dilakukan mulai Juni 2019, di mana dari pihak Jepang dilaksanakan melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Spesifikasi teknis yang disepakati sebagai berikut:

1. Konfigurasi lebar rel kereta 1.067mm
2. Trek tunggal
3. Kereta non listrik
4. Trek tanpa ballast
5. Jenis rolling stock DEMU (Diesel Electric Multiple Unit)
6. Sistem pensinyalan blok tetap (ATS-P)
7. Pengoperasian kecepatan kereta maksimum pada 160 km/jam
8. Target waktu perjalanan antara Jakarta dan Surabaya adalah sekitar 5,5 jam

Kedua belah pihak juga sepakat melaksanakan proyek dalam dua fase. Pihak Jepang diterima untuk melakukan survei pada pekerjaan peningkatan jalur saat ini antara Semarang dan Surabaya.

"Dua fase tersebut meliputi, pertama, pekerjaan konstruksi antara Jakarta dan Semarang dengan spesifikasi teknis seperti yang disebutkan dalam poin kesepakatan sebelumnya. Secara paralel juga dilakukan peningkatan jalur yang saat ini berfungsi antara Semarang dan Surabaya," tulis dokumen tersebut, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019)."

"Fase kedua, yakni pekerjaan konstruksi antara Semarang dan Surabaya dengan spesifikasi teknis sebagaimana disebutkan dalam poin sebelumnya," sambung dokumen tersebut.

Disepakati pula perubahan struktur sipil, dalam hal ini perlintasan sebidang di panjang jalur proyek. Penutupan perlintasan sebidang bisa dilakukan melalui JPO (Jembatan Penyeberangan Orang), flyover, atau underpass.

Selain itu, pihak Indonesia sepakat underpass melintasi jalur kereta api yang ada dan baru, dalam proyek akan dibangun sebagai proyek peningkatan jalan di bawah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penggunaan konten lokal dan teknologi lokal untuk membangun flyover/underpass dimaksimalkan, dan akan dikembangkan oleh pihak Indonesia. https://bit.ly/2O2zNAZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar