Kamis, 12 November 2020

Tampil di Konferensi Pers WHO, Ini yang Disampaikan Menkes Terawan

 Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menjadi salah satu pembicara dalam konferensi virtual organisasi kesehatan dunia WHO. Konferensi pers tersebut juga dihadiri bos WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dalam paparannya, Menkes Terawan memaparkan kerja sama multisektor dalam penanganan COVID-19. Disebutkan, ada 9 pilar utama dalam pelaksanaan IAR (Intra Action Review) nasional di Indonesia.


"Satu, komando koordinasi, dua, komunikasi risiko dan pemberdayaan komite, ketiga, surveilans atau pengawasan, keempat, pintu masuk internasional, kelima, laboratorium, keenam, pengendalian infeksi, ketujuh, manajemen, kedelapan, dukungan operasional dan logistik, kesembilan, pemeliharaan layanan kesehatan," papar Menkes Terawan, Jumat (6/11/2020).


Sementara itu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sambutannya menyarankan seluruh negara untuk belajar dari pengalaman menangani COVID-19 di tiga negara, termasuk Indonesia.


"Saya mendorong semua negara untuk belajar dari Thailand, Afrika Selatan dan Indonesia untuk bekerja menekan virus ini hari ini. Kita bisa menyelamatkan nyawa dan mengakhiri pandemi ini bersama-sama," kata Tedros.


Indonesia hingga Kamis (5/11/2020) mencatatkan jumlah kasus aktif COVID-19 sebanyak 54.306 atau 12,75 persen dari konfirmasi positif. Angka ini lebih rendah dari rerata global yakni 25,8 persen.


Sementara itu, jumlah kasus sembuh di Indonesia tercatat sebanyak 357.142 atau 83,9 persen, lebih tinggi dari rerata global yakni 71,3 persen.


Kasus meninggal dunia di Indonesia berada di angka 14.348 kasus atau 3,4 persen. Catatan angka kematian ini sempat mendapat sorotan karena masih lebih tinggi dari rerata global yakni 2,5 persen.

https://indomovie28.net/movies/bayonetta-bloody-fate/


Penting! Kenali Gejala Stroke Lebih Awal dengan 'SeGeRa Ke RS'


Stroke menjadi salah satu penyakit mematikan tertinggi di Indonesia. Bahkan, saat ini stroke bukan hanya mengancam para lansia saja melainkan juga generasi muda.

Dokter Spesialis Saraf Konsultan dr Jusuf Misbach menjelaskan saat ini tercatat sebanyak 5% jumlah penderita stroke dialami oleh anak muda.


"Sekarang ini sudah tercatat sekitar 5% tuh 16 tahun ke atas. Jadi, yang disebut stroke muda itu antara 15-45 tahun," ujarnya dalam talkshow World Stroke Day 'Burden Stroke and How to Build The Stroke System', Jumat (6/11/2020).


Lebih lanjut dr Jusuf menyampaikan ada banyak faktor yang menjadi pemicu munculnya stroke yang jarang diketahui, baik pada lansia maupun generasi muda. Menurutnya, hipertensi dan diabetes menjadi dua faktor utama pemicu stroke.


Ia menjelaskan orang pada umumnya tidak mengalami keluhan atau merasa biasa saja. Padahal, hipertensi atau diabetes melitus yang dibiarkan bisa menjadi bom waktu untuk penyakit stroke.


"Ketiga adalah penyakit jantung, ini bisa serangan jantung, disertai dengan stroke, atau ada kelainan struktur jantung yang berpotensi menyebabkan bekuan darah dari jantung lari ke otak. Dan yang terakhir suka kita lupakan adalah merokok," paparnya.


Sementara itu, Dokter Spesialis Syaraf dr Mohammad Arief Rachman Kemal mengatakan menyadari gejala-gejala stroke sangatlah penting untuk dilakukan. Dengan demikian, stroke bisa segera diatasi dan tidak memperparah kondisi stroke.


Untuk mengenali gejala stroke, dr Arief memaparkan cara mudahnya yakni melalui singkatan 'SeGeRa Ke RS', yakni senyum asimetri, gerakan melemas, bicara pelo, kebas, dan sakit kepala tiba-tiba.


"Gejalanya kita permudah dan dipersingkat yaitu 'SeGeRa Ke RS'. Se-nya itu senyum yang asimetri. Jadi sudut antar hidung sama mulutnya itu datar. Ini secara tiba-tiba ya. Kedua, Ge-nya itu geraknya melemah secara tiba-tiba sesisi tubuh. Jadi paling gampang dia suruh angkat tangannya aja, biasanya dia akan jatuh," katanya.

https://indomovie28.net/movies/belzebuth/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar