- Beberapa waktu lalu, sebuah video seks yang disebut-sebut mirip artis viral di media sosial. Mulai dari Gisella Anastasia atau Gisel, Jessica Iskandar, hingga Anya Geraldine.
Hal ini pun memancing para netizen untuk cocokologi alias mencocok-cocokkan berbagai informasi yang dilihat dari video tersebut, dengan apa yang mereka lihat pada artis yang mirip dengan pelaku video tersebut. Mulai dari baju, rambut, hingga gorden yang ada di dalam video.
Menanggapi ini, psikolog Dian Wisnuwardhani, M.Psi mengatakan memirip-miripkan penampilan fisik (physical appearance) dan gerakan fisik (physical movement) yang terjadi di dalam video tersebut memang wajar dilakukan masyarakat. Sehingga hal ini bisa membentuk stigma untuk memperkuat prasangka mereka.
"Memirip-miripkan, mencoba mematchingkan physical appearance, physical movement yang terjadi di dalam video itu memang wajar dilakukan oleh masyarakat kita. Karena mereka memasukan segala informasi, sehingga membentuk sebuah stigma. Dan stigma itulah yang memperkuat prasangka mereka bahwa itu memang benar asli," kata Dian pada detikcom, beberapa waktu lalu.
"Teori cocokologi dari masyarakat ini, mereka berusaha mencocok-cocokkan informasi yang mereka dapatkan, yang ingin mereka konfirmasi benar. Mereka menambah-nambahkan informasi yang memang informasi yang mereka buat untuk mereka percaya. Mereka tidak memasukkan informasi lain yang berbeda," ujarnya.
Menurut Dian, hal ini menjadi suatu kelemahan masyarakat dalam mengelola informasi. Seharusnya saat seseorang mengelola informasi, tidak hanya mengelola informasi yang sama, tetapi juga informasi yang berbeda, agar bisa mendapatkan keputusan.
"Jadi kalau kita mengelola informasi itu, satu informasi yang sama apa, yang tidak sama apa, kontra dari informasi itu apa. Jadi kita bandingkan dan kita pikirkan, kita analisa baru kita mengeluarkan keputusan apa yang harus kita lakukan. Apa kita menontonnya, apakah kita mendiamkannya, atau menyebarkannya," jelasnya.
https://nonton08.com/movies/the-housekeeper/
Mengenal Genetic Ancestry, Tes DNA untuk Mengetahui Asal Usul Leluhur
Genetic Ancestry atau tes keturunan genetik dan silsilah genetik, adalah cara untuk mengetahui sejarah keluarga (genealogi). Pemeriksaan variasi DNA dapat memberikan petunjuk tentang dari mana nenek moyang seseorang mungkin berasal dan tentang hubungan antar keluarga.
Dikutip dari Medline Plus, pola variasi genetik sering kali dimiliki oleh orang-orang dengan latar belakang tertentu. Semakin erat hubungan dua individu, keluarga, atau populasi, semakin banyak pola variasi yang biasanya mereka bagi.
Tes DNA genealogis adalah tes berbasis DNA yang melihat lokasi spesifik dari genom seseorang, untuk menemukan atau memverifikasi hubungan silsilah leluhur atau untuk memperkirakan campuran etnis seseorang sebagai bagian dari silsilah genetik.
Salah satu tipe tes yang dilakukan dalam prosedur ini disebut pengujian polimorfisme nukleotida tunggal atau SNP. Tes ini mengevaluasi sejumlah besar variasi SNP di seluruh genom seseorang.
Hasilnya dibandingkan dengan orang lain yang telah mengikuti tes untuk memberikan perkiraan latar belakang etnis seseorang. Misalnya, pola SNP mungkin menunjukkan bahwa leluhur si A adalah sekitar 50 persen Afrika, 25 persen Eropa, 20 persen Asia, dan 5 persen tidak diketahui.
Ahli silsilah menggunakan jenis tes ini karena hasil tes kromosom Y dan DNA mitokondria, yang hanya mewakili satu garis leluhur, tidak menangkap keseluruhan latar belakang etnis individu.
Hanya saja, pengujian ini memiliki sejumlah keterbatasan. Tes DNA genetic ancestry ini biasanya ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi tertentu sehingga hasil perkiraan etnis mungkin tidak konsisten dari satu penyedia ke penyedia lainnya.
Selain itu karena sebagian besar populasi manusia telah bermigrasi berkali-kali sepanjang sejarah mereka dan bercampur dengan kelompok terdekat, uji etnis berdasarkan pengujian genetik mungkin berbeda dari harapan individu.
Secara garis besar, hasil tes leluhur genetik gabungan dari banyak orang dapat digunakan oleh para ilmuwan untuk mengeksplorasi sejarah populasi saat mereka muncul, bermigrasi, dan bercampur dengan kelompok lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar