Kamis, 19 November 2020

Bukan Tingkatan di Atas Pandemi, Ini Lho Arti Sindemi COVID-19 Sebenarnya

 Beberapa ilmuwan di dunia menyebut virus Corona sebagai sindemi. Sindemi disebut membuat kerentanan terhadap suatu penyakit lebih tinggi, dalam hal ini COVID-19.

"Sindemi dicirikan dengan interaksi biologis dan sosial antara kondisi dan keadaan, interaksi yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap bahaya atau memperburuk hasil kesehatannya," jelas Richard Horton, Pemimpin Redaksi jurnal ilmiah The Lancet.


"Mendekati COVID-19 sebagai sindemi akan mengundang visi yang lebih besar, yang mencakup pendidikan, pekerjaan, perumahan, pangan, dan lingkungan," lanjutnya.


Menanggapi hal ini, ahli epidemiologi dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, menjelaskan sindemi bukan berarti satu tingkat di atas pandemi. Istilah sindemi pun disebutnya bukan merupakan hal baru.


Dicky menjelaskan sindemi merupakan gabungan atau kombinasi dari tidak hanya satu penyakit, tetapi beberapa penyakit. Seperti misalnya penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, keempatnya bisa disebut sindemi karena saling berkaitan.


"Kalau misalnya COVID-19 ini dilihat dari sisi sindemi sebetulnya ya tetap pandemi juga, karena itu bukan istilah epidemiologi," ungkapnya saat dihubungi detikcom Jumat (13/11/2020).


"Nah kalau dari sisi pandemi ilmu wabah itu adanya local outbreak, kemudian ada epidemi, ada pandemi, ada juga endemik," lanjut Dicky.


Sementara itu, Dicky menjelaskan apa yang dimuat dalam jurnal The Lancet terkait sindemi memiliki beberapa aspek yang tak hanya berdasarkan ilmu wabah semata. Salah satunya termasuk aspek sosial dan ekonomi.


"Tetapi sudah melihat aspek sosial, ekonomi, jadi misalnya oh kenapa COVID-19 ini di satu negara parah banget, karena dikatakanlah di Amerika itu obesitasnya tinggi, penyakit jantung orangnya banyak, lansia banyak, ketidaksetaraan dalam akses pelayanan kesehatan juga terjadi, nah itu sindemi," tegasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/tears-in-the-dust/


Mutasi Corona Cerpelai Ditemukan di Denmark, Mungkinkah Jadi Pandemi Baru?


Kabar mutasi virus Corona kembali menghebohkan dunia, yang kali ini berasal dari Denmark. Mutasi virus Corona dari hewan cerpelai ini disebut Organisasi Kesehatan Dunia sudah terdeteksi di 6 negara, yaitu Denmark, Amerika Serikat, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia.

Para ahli juga mengkhawatirkan adanya mutasi virus Corona ini. Sebelumnya mutasi yang disebut 'Cluster 5' ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi efektivitas dan kemanjuran vaksin di masa depan, yang saat ini sedang diteliti lebih dalam oleh ilmuwan berpengalaman.


Tapi, apakah mutasi virus Corona baru dari cerpelai ini berpotensi menjadi pandemi?

"Saya kira terlalu jauh ya pemikirannya," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio saat dihubungi detikcom, Kamis (13/11/2020).


Menurut Prof Amin, mutasi virus itu bisa saja menjadi pandemi baru. Bahkan semua mutasi mampu atau bisa jadi sebuah pandemi.


"Kalau dibilang kemungkinan (pandemi baru) ya bisa saja. Semua mutasi bisa jadi virus SARS-Coronavirus yang berbeda. Tetapi, saat ini sih masih SARS-CoV-2, masih satu famili. Ya mungkin bedanya hanya varian-varian saja," jelasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/time-of-tears/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar