Kamis, 19 November 2020

Mutasi Corona dari Cerpelai Ada di 6 Negara, Mungkinkah Terjadi di Indonesia?

  Beberapa waktu lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap ada 6 negara yang melaporkan penularan virus Corona dari hewan mink atau cerpelai, atau golongan musang. Keenam negara tersebut yaitu Denmark, Amerika Serikat, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia.

Kasus ini pertama kali ditemukan di Denmark dan menyebabkan lebih dari 200 orang terinfeksi. Hal ini menyebabkan pihak pemerintah Denmark memusnahkan sekitar 17 juta cerpelai untuk menghindari potensi penyebaran virus Corona tersebut semakin meluas.


Apakah virus Corona ini berbahaya dan bisa terjadi di Indonesia?

Menanggapi hal ini, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan kemungkinannya kecil dan baru menjadi sebuah kekhawatiran. Selain tidak ada peternakannya seperti di Denmark, jenis musangnya pun berbeda dengan yang ada di Indonesia.


"Tapi jenis musangnya beda ya. Dan di Denmark hewan yang termasuk golongan tupai atau musang ini karena bulunya bagus makanya diternak. Nah yang ditemukan di sana itu kalau nggak salah ada 4 peternakan, itu ada (virus Corona) di musangnya dan di peternaknya juga ada," jelas Prof Amin saat dihubungi detikcom, Kamis (12/11/2020).


"Yang jadi perhatian itu karena ditemukan kombinasi mutasi yang tidak biasa, tetapi ini baru kekhawatiran," lanjutnya.


Prof Amin mengatakan, kombinasi mutasi ini dikhawatirkan bisa menyebabkan atau berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit hingga kemampuan penularan virusnya. Tetapi, ia menegaskan hal ini baru menjadi kekhawatiran dan belum terbukti.


"Sampai saat ini belum bisa diidentifikasi secara pasti apa dampaknya dari kombinasi mutasi tadi, belum terbukti," tegas Prof Amin.

https://cinemamovie28.com/movies/tarzan-and-the-huntress/


Pakar Sebut COVID-19 Sudah Jadi 'Sindemi', Bukan Lagi Pandemi


 - Sejak kemunculannya di akhir Desember 2019 lalu, virus Corona COVID-19 sudah dikenal sebagai pandemi. Tetapi, beberapa ilmuwan di dunia menyebut virus Corona bukan sebagai pandemi lagi, melainkan sindemi.

Sindemi merupakan usaha menyatukan sinergi dan pandemi. Disebut sebagai sindemi saat ada dua atau lebih penyakit berinteraksi.


Akibatnya, sindemi ini bisa menyebabkan efek merusak yang lebih besar, daripada jumlah korban dari kedua penyakit tersebut. Contoh sindemi ini misalnya perpaduan antara COVID-19 dengan diabetes, kanker, dan juga jantung.


"Sindemi dicirikan dengan interaksi biologis dan sosial antara kondisi dan keadaan, interaksi yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap bahaya atau memperburuk hasil kesehatannya," jelas Richard Horton, Pemimpin Redaksi jurnal ilmiah The Lancet.


"Mendekati COVID-19 sebagai sindemi akan mengundang visi yang lebih besar, yang mencakup pendidikan, pekerjaan, perumahan, pangan, dan lingkungan," lanjutnya.


Resepsi Pernikahan Jadi Klaster COVID-19, 178 Orang Terinfeksi dan 7 Meninggal


Resepsi pernikahan di sebuah kota kecil menyebabkan 178 orang terinfeksi COVID-19. Tiga orang di antaranya dirawat di RS dan tujuh lainnya meninggal dunia.

Mirisnya, tak satupun dari mereka yang mengalami kondisi kritis hingga tewas karena COVID-19 ikut menghadiri resepsi tersebut. Kebanyakan tertular COVID-19 usai kontak erat dengan tamu yang menghadiri resepsi tersebut.


"Ini adalah studi kasus tentang bagaimana kegagalan untuk mengikuti pedoman jarak dan penyamaran sosial dapat memiliki konsekuensi yang luas," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dalam laporan mingguannya.


Laporan CDC tak menyebutkan di mana persisnya pernikahan itu terjadi. Tetapi studi penularan COVID-19 di resepsi pernikahan ini menjadi sorotan karena jumlah orang yang terpapar terus bertambah sejak 7 Agustus lalu.


Awal mula resepsi pernikahan menjadi klaster COVID-19 baru

Dikutip dari CNN, sebuah laporan dari ahli epidemiologi merinci lebih lanjut bagaimana penyebaran COVID-19 bisa terjadi begitu luas. Rupanya, para tamu di resepsi tersebut duduk berdekatan dan tak memakai masker.


Ada 30 orang pertama yang menghadiri resepsi dinyatakan positif COVID-19. Di kota yang awalnya tak memiliki kasus COVID-19, 27 orang kemudian dinyatakan tertular COVID-19.


Salah seorang warga yang melakukan kontak dengan pengunjung resepsi tersebut tertular dan meninggal dunia akibat COVID-19. Wabah COVID-19 semakin meluas, 36 orang lainnya tertular COVID-19 di sebuah fasilitas perawatan.


Rupanya, 36 orang tersebut diduga tertular dari orang tua tamu resepsi pernikahan, yang akhirnya meninggal dunia. Setelahnya, laporan kasus COVID-19 lain ditemukan pada wilayah berjarak 200 mil dari resepsi pernikahan, sebanyak 82 orang anggota staf, tertular dari tamu pernikahan resepsi yang ternyata bekerja di sekitar wilayah tersebut.

https://cinemamovie28.com/movies/the-huntress-rune-of-the-dead/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar