Selasa, 17 November 2020

Menkes Terawan Dorong Distribusi Dokter Merata di Indonesia

 Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai Indonesia masih memiliki beberapa tantangan untuk bisa berdaya saing secara internasional terkait kesehatan. Seperti halnya distribusi dokter yang perlu merata.

"Distribusi dokter yang merata, ini perlu kita maknai dengan menengok diri kita sendiri agar bagaimana supaya kita bisa terdistribusi dengan merata," ungkap Menkes Terawan Agus Putranto dalam sambutannya di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 'Arah Kebijakan Menuju Praktik Kedokteran Berdaya saing Global' Selasa, (10/11/2020).


Selain itu, Menkes Terawan menyinggung perlunya pembinaan khusus untuk dokter dan dokter gigi agar memiliki kemampuan untuk berdaya saing di dunia.


"Dokter yang terdistribusi secara merata sehingga pelayanan kedokteran bisa mencakup seluruh pelosok tanah air," lanjut Menkes Terawan.


"Melakukan pembinaan kepada institusi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang punya daya saing global. Memberikan peluang besar kepada dokter dan dokter gigi melanjutkan ke jenjang spesialis," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/pitch-perfect/


Massa FPI Berkumpul di Petamburan, Dinkes Perketat Pelacakan Kontak COVID-19


 Ratusan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) memadati kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, menyambut kepulangan Rizieq Shihab. Ratusan orang terdiri atas laki-laki dan perempuan usia dewasa, juga ada beberapa di antaranya balita terlihat berpakaian serba putih terlihat berkumpul menyambut kedatangan Rizieq.

Terkait antisipasi penularan COVID-19, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari memastikan bakal aktif melakukan contact tracing atau penelusuran kontak risiko penularan Corona.


"Itu kan wilayah, kalau ada kasus tanggung jawabnya Puskesmas melakukan pemantauan," kata Erizon kepada CNN Indonesia, Selasa (10/11/2020).


Hanya saja, Erizon mengatakan pelacakan kontak tidak dilakukan semata-mata karena adanya kumpulan orang yang menyambut Rizieq Shihab. Semua kegiatan yang memicu kerumunan atau pengumpulan massa bakal tetap dilakukan pelacakan kontak.


"Enggak harus ke masalah Habib Rizieqnya, semua kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa banyak dan berisiko dan disinyalir terjadi indikasi infeksi pasti kami tracing," ujar Erizon.


"Bukan cuma kasus ini aja. Semuanya, kemarin yang kasus demo juga ya tiap ada laporan kasus kami tracing," lanjut dia.


Perokok Lebih Rentan Tertular COVID-19, Ini Kata Dokter Jantung


Perokok dikabarkan memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19. Mereka juga diintai risiko fatalitas tinggi dari COVID-19.

Perokok kemungkinan lebih sering melepas masker di tempat-tempat ramai untuk mengisap rokoknya. Hal itu meningkatkan kemungkinan terpapar virus Corona dari lingkungan. Belum lagi potensi penularan virus melalui tangan saat merokok.


Dokter spesialis jantung, dr. Vito Anggarino Damay mengatakan COVID-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru, sementara merokok merusak fungsi paru-paru dan menurunkan kekebalan tubuh. Saat perokok terinfeksi COVID-19, mereka lebih susah memerangi virus ini.


dr. Vito memaparkan bukti-bukti yang ada saat ini menunjukkan perokok memiliki tingkat kematian dan keparahan yang lebih tinggi dibanding pasien COVID-19 yang bukan perokok. Selain itu, bahaya dari rokok tidak hanya mengintai perokok aktif, tapi juga orang-orang di sekitar yang menjadi perokok pasif. Asap rokok berpotensi menurunkan kekebalan tubuh sehingga rentan terpapar penyakit.


"Yang paling kasihan perokok pasif. Karena mereka ini adalah bukan penikmat rokok tapi terkena imbas dari asapnya yang terhirup secara tidak langsung. Walaupun memang yang paling berat adalah perokok itu sendiri, karena pada asapnya itu ada sel-sel radang yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang. Sehingga saat terinfeksi virus dan penyakit-penyakit lain, lebih gampang terserang," ungkap dr. Vito dikutip dari laman covid19.go.id, Selasa (10/11/2020).


Untuk menghindari risiko COVID-19, perokok diimbau menerapkan gaya hidup sehat dengan berhenti merokok dan rutin beraktivitas fisik. Hal itu juga berlaku bagi orang-orang yang memiliki penyakit komorbid, seperti penyakit jantung dan paru-paru.


"Perlu untuk memperhatikan risiko penyakit jantung, risiko penyakit pembuluh darah lainnya, bahkan risiko penyakit paru-paru selain COVID-19, sehingga orang yang masih merokok dan kurang aktivitas fisik, harus mengubah gaya hidup mereka agar lebih sehat. Jadi di masa depan, kalau kita memperhatikan COVID-19 saja, tanpa memperhatikan penyakit lainnya, bisa saja menjadi pandemi yang baru," imbuh dr. Vito.

https://kamumovie28.com/movies/pitch-perfect-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar