Polisi menangkap wanita inisial DMP (18), terduga pemeran wanita dalam video porno yang viral di Jambi. Warga Merangin, Jambi, itu mengunggah video porno ke aplikasi dewasa.
"Video itu diadegankan oleh perempuan itu sendirian saja. Lalu diunggah di aplikasi dewasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Video itu diunggah pada Februari lalu dan akhirnya baru ketahuan pada November ini setelah tersebar di medsos," ujar Kapolres Merangin AKBP Irwan Andi Purnawan kepada detikcom, Selasa (24/11/2020).
Kepada polisi, perempuan itu mengaku mengunggah video pornonya di aplikasi dewasa untuk mendapatkan keuntungan materi. Video berdurasi 2 menit 19 detik itu ternyata dia unggah sejak Februari 2020.
DMP mengaku keuntungan yang diraup dia dari video tersebut Rp 8 juta. DMP mengaku baru sekali mengunggah video syur.
"Perempuan itu mengaku dari aplikasi itu video yang diunggah itu dapat keuntungan sebesar Rp 8 juta. Keuntungan itu didapatkannya sekali posting video, dan dari pemeriksaan hanya satu video yang baru diunggah perempuan itu," lanjut Andi.
Sebelumnya, polisi meningkatkan status perkara video porno ini dari penyelidikan ke penyidikan. DMP kini berstatus tersangka.
"Kasus ini bermula ketika kita mendapatkan informasi yang beredar dari salah satu media sosial terkait adanya kasus video porno seorang perempuan yang tersebar di aplikasi dewasa. Lalu kita selidiki dan dapatlah perempuan itu untuk kita amankan dan kita periksa. Dari situ kita tanya ternyata adegan porno itu memang dilakukannya dan sengaja ditayangkan di aplikasi itu," kata Andi.
Meski demikian, polisi tak menahan DMP lantaran berusia di bawah umur. Polisi kemudian menyita ponsel, buku rekening, kartu ATM, dan slip penarikan uang keuntungan sebesar Rp 8 juta.
https://movieon28.com/movies/the-sorcerer-and-the-white-snake/
Hampir 1 Juta Warga China Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Sinopharm
Perusahaan farmasi China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) mengatakan, vaksin COVID-19 eksperimental buatannya telah digunakan ke hampir satu juta orang melalui program penggunaan darurat pada Juli lalu.
Dalam program tersebut, ada tiga kategori warga China yang masuk ke dalam prioritas pemberian vaksin, yaitu pekerja esensial dan kelompok terbatas lainnya. Bahkan penggunaan vaksin itu dilakukan sebelum studi klinis pembuktian keamanan dan keampuhannya selesai.
Pemimpin Sinopharm, Liu Jingzhen mengatakan sejauh ini tidak ada laporan terkait efek samping yang merugikan dari yang menerima vaksin.
Sejauh ini, ada tiga vaksin yang sudah digunakan pemerintah China dalam program darurat tersebut. Dua kandidat dikembangkan anak perusahaan Sinopharm, National Biotech Group (NBC), dan Sinovac Biotech. Tetapi, masih belum jelas vaksin mana yang dimaksud oleh Liu.
Vaksin buatan Sinopharm menggunakan virus COVID-19 yang tidak aktif yang tidak bisa bereplikasi dalam sel manusia untuk memicu respons imun. Berdasarkan data registrasi uji klinis, vaksin ini membutuhkan dua dosis agar memberikan hasil yang efektif.
Liu mengatakan, sejauh ini vaksin eksperimental tersebut sedang menjalani uji klinis fase 3 di luar negeri dengan melibatkan 60.000 relawan dan lebih dari 40.000 sampel darah, yang diambil 14 hari setelah suntikan dosis kedua vaksin.
Para pengguna vaksin yang terdiri dari karyawan proyek konstruksi, diplomat, dan siswa yang pergi ke luar negeri sejauh ini tidak ada yang terinfeksi COVID-19.
Meski begitu, para ahli memperingatkan agar tidak menggunakan data hanya dari program penggunaan darurat, tanpa adanya hasil yang sebanding dari standar uji klinis yang dilakukan untuk menentukan efektivitas vaksin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar