Rabu, 25 November 2020

Sosok Pencetus 'Ice Bucket Challenge' yang Sempat Viral Meninggal Dunia

 Patrick Quinn, salah satu sosok pencetus kampanye penggalangan dana lewat Ice Bucket Challenge, meninggal dunia pada Minggu (22/11/2020). Penggerak kampanye Ice Bucket Challenge itu meninggal dunia di usia 37 tahun setelah berjuang melawan penyakit ALS yang dideritanya selama 7 tahun terakhir.

Dikutip dari Reuters, Quinn, yang lahir dan besar di Yonkers, New York, adalah salah satu pendiri kampanye yang mengumpulkan lebih dari US$ 220 juta atau sekitar Rp 3 triliun untuk penelitian medis amyotrophic lateral sclerosis, lebih dikenal sebagai Penyakit Lou Gehrig, masalah sistem saraf yang melemahkan otot-otot dan memengaruhi fungsi fisik.


Dia didiagnosis mengidap ALS pada 8 Maret 2013, demikian menurut laman Facebooknya.


"Dengan sangat sedih kami harus berbagi kabar kematian Patrick pagi ini. Kami akan selalu mengingatnya atas inspirasi dan keberaniannya dalam perjuangan tak kenal lelahnya melawan ALS," kata para pendukungnya di Facebook.


Ungkapan belasungkawa kepada keluarga Quinn mengalir di media sosial, dengan banyak yang mengungkapkan rasa terima kasih atas sorotannya untuk penyakit ini dan kebutuhan untuk menemukan obatnya.


Ice Bucket Challenge menjadi viral di media sosial pada 2014, ketika orang-orang di seluruh dunia memposting video dan foto diri mereka sendiri dengan menyiram ember berisi air es di kepala mereka dan menantang orang lain untuk melakukan hal yang sama sambil meminta sumbangan untuk penelitian ALS.


ALS merupakan penyakit degeneratif saraf yang progresif dan sangat langka, yang menyerang sel-sel saraf di otak dan di tulang punggung. Stephen Hawking adalah salah satu orang terkenal yang memiliki penyakit tersebut, dan sama seperti semua pengidap ALS, mereka kerap divonis tak hidup cukup lama.

https://movieon28.com/movies/black-3/


Waspada! Ramalan WHO soal Serangan Gelombang Ketiga COVID-19


 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kekhawatirannya mengenai gelombang ketiga pandemi virus corona COVID-19. Bahkan ini diprediksi akan menyerang Eropa pada awal tahun 2021 mendatang.

Kekhawatiran ini dipicu oleh apa yang disebut dengan "kegagalan" menangani pandemi pada gelombang-gelombang sebelumnya. David Nabarro dari WHO menyatakan bahwa benua biru cukup tertinggal dalam pembangunan infrastruktur dan protokol kesehatan penanganan virus Corona COVID-19.


"Sekarang kita punya gelombang kedua. Jika mereka tidak membangun infrastruktur yang diperlukan, kita akan mengalami gelombang ketiga awal tahun depan," kata David Nabarro dari WHO dalam wawancara dengan surat kabar Swiss Solothurner Zeitung, dikutip dari laman Reuters.


"Mereka ketinggalan membangun infrastruktur yang diperlukan selama bulan-bulan musim panas, setelah mereka mengendalikan gelombang pertama," tambahnya.


Selain itu mantan calon sekjen WHO itu juga berpandangan bahwa pelonggaran mobilitas masyarakat di beberapa negara sangatlah terlalu dini. Ia mengambil contoh dari negara Swiss mengenai pembukaan beberapa resor ski yang dikhawatirkan meledakan kasus infeksi baru.


"Begitu tingkat infeksi menurun, dan mereka akan turun, maka kita bisa bebas seperti yang kita inginkan," tambah Nabarro.


"Tapi sekarang? Haruskah resor ski dibuka? Dalam kondisi apa?" lanjutnya.


Disisi lain ia memuji tanggapan negara-negara Asia seperti Korea Selatan, di mana penularannya sekarang relatif rendah. Menurutnya masyarakat benar-benar terlibat dan jadi kunci kesuksesan.


"Orang-orang terlibat sepenuhnya, mereka mengambil perilaku yang mempersulit virus. Mereka menjaga jarak, memakai masker, mengisolasi saat sakit, mencuci tangan. Mereka melindungi kelompok yang paling rentan," ujarnya.


Eropa sempat menikmati penurunan tingkat infeksi. Namun kini, angkanya kembali melonjak.


Dikutip dari laman Worldometers, Hingga saat ini ada 58 juta orang di dunia terinfeksi virus Corona COVID-19. Angka kematian mencapai 1,3 juta jiwa. Eropa mendominasi 10 besar negara terbanyak kasus infeksi.

https://movieon28.com/movies/black-in-minneapolis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar