Sabtu, 21 November 2020

Jennifer Jill Disebut Hiperseks, Apa Sih Penyebabnya? Ini Kata dr Boyke

  Suami Jennifer Jill, Ajun Perwira bicara soal pengalaman seks pertamanya saat menikah dengan Jennifer. Disebutkan oleh Ajun bahwa sang istri kecanduan seks.

Dalam video di Youtube Crazy Nikmir Real, Ajun mengatakan Jennifer memiliki gairah seks yang tinggi namun tak mempermasalahkan hal tersebut.


"Emm, hiperseks nggak sih gue?" sahut Jennifer Jill.


"Iya," jawab Ajun Perwira dengan singkat.


Apa sih penyebab seseorang memiliki kondisi hiperseksual?

Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha mengatakan ada beberapa penyebab seseorang mengalami hiperseks. Bisa karena hormon atau pengalaman tidak menyenangkan yang berhubungan dengan seksual di masa lalu.


"Jadi dasarnya pasti ada kelainan kepribadian. Penyebabnya selalu, dalam dunia penyimpangan seksual itu bisa biologi, hormon. Misalnya ketika lagi hamil ditambahkan hormonnya, sebagian dia tidak sengaja Pil KB nya masih di minum, itu bisa saja terjadi," jelas dr Boyke saat dihubungi detikcom, Senin (16/11/2020).


"Atau dari psikologis, misalnya dari kecil dia pernah melihat ayah ibunya melakukan hubungan seksual, atau dia pernah di bully. Bisa saat masa kecil dia tinggal di daerah yang seperti itu. Psikologisnya terganggu karena dia pernah melihat, kemudian dari situ dia melakukan masturbasi, seks itu bagai pelampiasan baginya," tambah dr Boyke.


Lebih lanjut, dr Boyke mengatakan kondisi hiperseks bisa sembuh jika ditangani oleh orang yang ahli dibidangnya. Jika ditangani dengan benar oleh psikolog atau seksolog, kondisi ini bisa teratasi meski beberapa orang butuh obat penenang.


"Bisa sembuh jika diobati dengan benar, dengan tepat oleh psikolog, seksolog, dan psikiater," pungkas dr Boyke.

https://nonton08.com/movies/the-boys-girls-guide-to-getting-down/


Psikolog Sebut Tak Ada Kaitan Tingkat Religiusitas dan Kesehatan Mental


Selama pandemi COVID-19, kesehatan fisik bukanlah satu-satunya yang perlu dijaga, tetapi kesehatan mental juga perlu diperhatikan.

Kesadaran kesehatan mental di masyarakat Indonesia disebut mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19. Tentu ini menjadi kabar baik, mengingat sebagian orang cenderung hanya memperhatikan kesehatan fisik saja.


Namun, meski dikabarkan mengalami peningkatan, psikolog klinis Rena Masri mengatakan bahwa masih ada masyarakat yang salah kaprah dalam memahami apa itu kesehatan mental.


Rena menemukan, banyak orang yang bertanya apakah ada pengaruh antara gangguan kesehatan mental dengan rendahnya kadar religiusitas?


Padahal, kesehatan mental bisa dipengaruhi oleh banyak hal dan religiusitas bukanlah satu-satunya faktor pengaruh kesehatan mental seseorang.


"Religiusitas mempengaruhi rasa nyaman, tenang tapi tentunya penyebab gangguan kesehatan mental bukan hanya itu. Ada stressor tertentu di mana tekanan berat, kapasitas kita untuk menghadapi itu (kurang sehingga) muncul depresi," kata Rena dalam diskusi media bersama Halodoc, dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (11/11/2020).


Lebih lanjut, Rena menjelaskan bahwa religiusitas adalah hal penting, namun perlu upaya yang lebih banyak untuk benar-benar menjaga kesehatan mental. Contohnya, melakukan konsultasi dengan tenaga profesional.

https://nonton08.com/movies/palm-swings/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar