Kamis, 12 November 2020

4 Penyebab Pemanasan Global karena Ulah Manusia

  Pemanasan global adalah kejadian yang disebabkan oleh peningkatan suhu rata-rata lapisan atmosfer, suhu air laut, dan suhu daratan. Peningkatan suhu tersebut berasal dari peningkatan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari.

Gas rumah kaca adalah gas-gas di udara yang biasa menyerap panas sehingga keberadaannya dapat meningkatkan suhu udara di bumi.


Dalam buku Pemanasan Global dan Perubahan Iklim oleh Bayu Sapta Hari, disebutkan, berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2013, bukti bukti sistem iklim bumi mengalami pertambahan panas di antaranya kenaikan suhu di daratan, lautan, dan atmosfer, mencairnya es di kutub, perubahan wilayah yang tertutup salju, kenaikan permukaan air laut, serta perubahan kuantitas uap air di atmosfer.


Berikut penyebab pemanasan global dilansir buku Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah (Revisi) oleh Sri Wahyuni, SE. MP:

1. Asap Kendaraan Bermotor

Gejala pemanasan global dapat diamati dari pergantian musim yang tidak bisa diprediksi. Saat ini sering terjadi hujan, badai, dan angin puting beliung di berbagai daerah.


Banjir yang terjadi bersamaan dengan kekeringan mengakibatkan timbulnya wabah penyakit. Penyebabnya tidak lain karena aktivitas manusia yang memicu terjadinya pemanasan global seperti pembakaran fosil yang tidak sempurna dan polusi yang disebabkan kendaraan bermotor. Gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas tersebut dapat menjadi penghalang pemantulan panas bumi.


2. Alih Fungsi Hutan

Penebangan pohon secara besar-besaran oleh para pelaku illegal logging semakin menambah permasalahan lingkungan. Pasalnya, pohon yang berperan dalam menyerap gas CO2 dan menyuplai udara segar keberadaannya semakin berkurang.


Selain aksi illegal logging, areal hutan saat ini juga banyak beralih fungsi menjadi lahan perkebunan komersial, lahan pertambangan, dan industri. Akibatnya terjadi bencana di mana-mana.


3. Limbah Ternak yang Tidak Terolah dengan Baik

Kegiatan peternakan juga termasuk salah satu penyebab pemanasan global. Gas terutama metana memiliki potensi pemanasan global lebih tinggi dibandingkan karbondioksida.

Karena itu dibutuhkan upaya mengolah limbah untuk mengurangi pencemaran lingkungan seperti melalui teknologi biogas dengan konsep zero waste (tidak dihasilkan limbah). Upaya tersebut diharapkan dapat membantu memperlambat laju pemanasan global.



4. Emisi Karbondioksida Berlebih

Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu faktor penyebab pemanasan global. Emisi CO2 di tingkat global, regional, nasional, dan lokal terus meningkat setiap tahunnya.


Peningkatan emisi CO2 secara umum terjadi karena kegiatan manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil, perubahan tata guna lahan, industri, dan kebakaran hutan.

https://indomovie28.net/movies/housewifes-afternoon-delight/


Petinggi WHO Sarankan Dunia Belajar COVID-19 dari 3 Negara Termasuk RI


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk berbagi pengalaman penanganan pandemi COVID-19. Khususnya terkait pelaksanaan IAR (Intra Action Review) COVID-19 nasional.

Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut pelaksanaan IAR COVID-19 penting untuk memperkuat strategi pandemi Corona. Menurutnya, melalui IAR nanti bisa terlihat apa yang salah dalam penanganan pandemi dan apa yang dinilai sudah baik.


"Kajian analisis (IAR) semacam ini adalah apa yang diminta dunia selama World Health Assembly bulan Mei, tinjauan interaksi menggunakan pendekatan multi-sektor masyarakat secara keseluruhan, mengakui pemangku kepentingan dalam tanggapan kesiapsiagaan di tingkat nasional dan sub-nasional," jelas Tedros dalam konferensi pers virtual WHO, Jumat (6/10/2020).


Tedros mengatakan tidak ada kata terlambat untuk menangani pandemi Corona. Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan strategi penanganan wabah COVID-19.


"Ada harapan dan sekarang saatnya untuk menggandakan upaya penanggulangan virus, di manapun negara dalam hal penanganan wabah," tegasnya.


"Negara bisa membalikkannya dengan menggerakkan seluruh pemerintahan dan respons semua masyarakat. Tidak ada kata terlambat," lanjut Tedros.


Tedros juga mendorong beberapa negara untuk belajar terkait COVID-19 dari tiga negara termasuk Indonesia. Perwakilan dari ketiga negara tersebut turut menyampaikan laporan IAR dalam konferensi pers tersebut.


"Dengan melakukan review secara real time dan berbagi pelajaran kepada dunia, ketiga negara tersebut (Thailand, Afrika Selatan, Indonesia), telah mencerminkan cetak biru bagaimana negara dapat menekan COVID-19 dan memutus rantai penularan," jelas Tedros.


"Saya mendorong semua negara untuk belajar dari Thailand, Afrika Selatan dan Indonesia untuk bekerja menekan virus ini hari ini. Kita bisa menyelamatkan nyawa dan mengakhiri pandemi ini bersama-sama," kata Tedros.

https://indomovie28.net/movies/house-with-a-good-view-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar