Seorang pria melanggar lockdown ketika wabah virus Corona untuk mendapatkan rokok. Bukannya mendapatkan barang yang diidamkan, dia malah tersesat dan didenda.
Dilansir News Australia, pria yang melanggar lockdown itu berpaspor Prancis. dia niat betul untuk mendapatkan rokok di perbatasan Spanyol. Sebab, harganya lebih murah.
Bukannya sampai ke tujuan, dia malah ditemukan menggigil di sekitar pegunungan Pirenia, sebuah perbatasan alami antara Prancis dan Spanyol. Dia ditemukan dengan kondisi menggigil.
Pria itu kemudian ditemukan oleh polisi regional. Tapi, hukuman melanggar lockdown harus diterimanya. Pria tersebut dikenakan denda 135 euro atau sekitar Rp 2,4 juta karena telah melanggar peraturan untuk tetap di dalam rumah.
Setelah dimintai keterangan, pria itu menjelaskan kalau dirinya berusaha mendaki sejauh 25 km dari medan berbatu ke kota perbatasan Spanyol, La Jonquera. Apes, keseimbangannya hilang.
Tak berhasil mengendalikan diri, pria ini jatuh ke sungai dan semak belukar. Pakaiannya basah membuatnya kedinginan dan kebingungan.
Menurut euroweekly news, dia berhasil menghubungi layanan penyelamatan gunung untuk meminta pertolongan.
Sementara itu, menurut tim penyelamat, Peloton de gendarmerie de haute motagne (PGHM) di Pyrenees-Orientales, pria ini berangkat dari kota Perpignan, Prancis Selatan dengan mobil, namun dia ditolak oleh pejabat perbatasan. Biasanya, penduduk Prancis memang mengemudi ke kota perbatasan di sisi Spanyol itu untuk mendapatkan rokok yang lebih murah.
"Pria ini meninggalkan Perpignan dengan mobil, kembali ke pos pemeriksaan antara Prancis dan Spanyol ketika dia ingin pergi ke La Jonquera," tulis PGHM di halaman Facebook.
Tak dibolehkan pergi, dia rela meneruskan perjalanannya dengan mendaki gunung untuk sampai ke Spanyol. Tapi, niat itu tak membuahkan hasil.
"Kemudian dia memutuskan untuk pergi dengan jalur pendakian, berharap melewati perbatasan dengan gunung. Dia kemudian jatuh ke sungai, ke semak-semak, sebelum meminta bantuan."
Pada akhirnya, pria ini ditemukan tersesat di Le Perthus, yaitu sebuah desa yang dekat dengan perbatasan Spanyol di Pirenia. Lalu dibawa ke tempat yang aman oleh Keamanan Sipil.
"Kami mengingatkanmu sekali lagi. TINGGAL DI RUMAH," tweet seorang polisi daerah, menurut Sud Ouest.
India Sulap Kereta Jadi Rumah Sakit Corona
India untuk kali pertama menangguhkan kereta api penumpang yang telah beroperasi 167 tahun. Sekarang, gerbong-gerbong kereta tua itu disulap menjadi rumah sakit.
Dilansir CNN, instruksi itu datang dari Perdana Menteri India, Narenda Modi. Kebijakan tersebut berlaku sejak lockdown pada 25 Maret 2020.
Artinya, untuk kali pertama operasional jaringan kereta api tertua di Asia, Indian Railways, dihentikan untuk sementara. Sebagai gantinya, 20.000 gerbong kereta tua dipersiapkan sebagai ruang isolasi pasien Corona.
Indian Railways merupakan operator kereta api terbesar keempat di dunia. Pengalihan fungsi gerbong kereta api menjadi rumah sakit adalah untuk mencegah kurangnya ruangan di rumah sakit jika jumlah pasien Corona mulai meningkat.
Biasanya, Indian Railways menjalankan lebih dari 20.000 kereta penumpang dalam sehari di rute jarak jauh. Kereta-kereta pun melewati 7.349 stasiun di seluruh India.
Menurut Johns Hopkins University, pada 1 April lalu, kasus COVID-19 di India mencapai 4.288, termasuk 177 kematian, jumlah yang relatif kecil untuk negara dengan jumlah penduduk 1,3 miliar.
Bos Kereta telah menginstruksikan untuk mengidentifikasi gerbong tanpa AC yang tidak beroperasi di rute penumpang dari 16 zona rel kereta api. Gerbong-gerbong itulah yang diubah menjadi rumah sakit.
"Sekarang, kereta api akan menawarkan lingkungan yang bersih dan higienis bagi pasien sembuh dengan kondisi yang nyaman," kata Menteri Perkeretaapian dalam sebuah tweet, Piyush Goyal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar