Cosplay atau permainan kostum telah jadi bagian dari budaya pop Jepang. Kabar terbaru, cosplayer cantik paling populer di Jepang ditunjuk jadi duta budayanya.
Di kalangan penggila cosplay, traveler mungkin sudah tak asing dengan nama Enako. Dara kelahiran Nagoya, Jepang, ini diketahui telah memulai debutnya di dunia cosplay sejak tahun 2007.
Hingga kini, popularitas Enako terus menanjak. Di media sosial baik Instagram maupun Twitter, Enako diketahui memiliki pengikut sebanyak 1,1 juta orang. Jumlah yang terbilang luar biasa untuk profesi cosplayer.
Saking populernya, Enako hampir selalu dikelilingi ratusan fotografer setiap kali muncul di arena cosplay. Itu bahkan menjadi sebuah fenomena ajaib yang dinamakan 'Enako Ring' atau lingkaran Enako.
Popularitas yang luar biasa itu pun membuat kabinet Jepang memilih Enako sebagai duta budaya popnya di panggung internasional seperti diberitakan media SoraNews24. Kabar baik itu pun diungkapkan langsung oleh Enako via laman Twitter pribadinya.
"Saya telah ditunjuk sebagai Duta Jepang oleh Kabinet Jepang! Saya ingin melakukan segala hal yang bisa saya lakukan sebagai seorang duta dan cosplayer untuk membantu mempromosikan budaya pop dan Jepang yang sangat saya cintai," Enako mencuitkan.
Di kalangan fans, berita itu pun sungguh menggembirakan. Pasalnya, tahun 2019 lalu Enako berujar kalau ia berkeinginan untuk mendapatkan pekerjaan dari pemerintah. Hanya siapa sangka, ia berhasil mendapatkannya secepat ini.
"Saya tidak pernah menyangka kalau saya akan menyelesaikan goal ini dengan cepat! Bahkan saya terkejut. Rasanya saya seperti sedang mimpi," cuit Enako.
Hanya saja, masih belum jelas apa pekerjaan yang akan dilakukan Enako nantinya. Hanya satu yang pasti, orang sudah pasti akan berkerumun ketika Enako muncul dalam pakaian cosplaynya.
Ilmuwan Buktikan Antartika Dulunya Hutan!
Gunung es, dingin dan beku, itulah gambaran dari Antartika. Tapi ternyata, Antartika dulunya sangat hijau.
Itu dibuktikan oleh tim peneliti dari Inggris dan Jerman, Johann Klages dan Tina van de Flierdt. Mereka mengamati inti es dari Antartika.
Saat sedang melihat inti es, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Inti tersebut memiliki warna yang aneh.
Dua peneliti tersebut melakukan pemindaian untuk memastikan apa yang ada di balik inti es Antartika. Setelah diamati, ternyata mereka menemukan fosil akar.
Fosil akar di dalam inti es ditemukan dalam keadaan sangat baik. Struktur sel dalam fosil menunjukkan struktur yang jelas.
Dari sampel ini ditemukan jejak serbuk sari dan spora tanaman yang sangat banyak. Melihat hasil temuan ini, para peneliti merekonstruksi sebuah lingkungan hutan hujan di Antartika.
Diketahui sebuah data terbaru. Antartika memiliki suhu rata-rata tahunan sekitar 12 derajat celcius. Jika musim panas, suhunya mencapai 19 derajat celcius dan suku air berkisar hingga 20 derajat celcius.
"90 juta tahun yang lalu, Antartika ditutupi vegetasi lebat atau hutan hujan," ujar peneliti.
Saat itu tak ada massa es yang menutupi Antartika. Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer pun jauh lebih tinggi dari asumsi sebelumnya.
"Sebelum penelitian, asumsi umum adalah konsentrasi karbondioksida global di periode Cretaceous sekitar 1000 ppm. Tapi dalam model percobaan kami, tingkat konsentrasi berada pada 1120-1680 ppm," ujar mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar