Selasa, 07 April 2020

Boeing Setop Produksi Pesawat Gara-gara Corona

Perusahaan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing menyetop produksi pesawat di pabrik mereka. Alih-alih membuka lagi pabriknya, penutupan malah diperpanjang.

Perusahaan pembuat pesawat terbang asal AS, Boeing sudah menyetop produksi pesawat di pabrik mereka di kota Seattle selama 2 pekan ini. Rencananya, pabrik Boeing bakal dibuka lagi pada Rabu (8/4) esok.

Tapi alih-alih membuka lagi pabriknya, Boeing memutuskan untuk memperpanjang penutupan tersebut sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan dilakukan itu guna mencegah penyebaran virus Corona di sana.

Dihimpun detikTravel, Selasa (7/4/2020), keputusan ini tentu saja mempengaruhi 30 ribu dari total 70 ribu karyawan Boeing di negeri Paman Sam. Keputusan perpanjangan penutupan ini didasari kondisi kesehatan dan keamanan para pekerja di masa pandemi Corona.

"Kesehatan dan keselamatan para karyawan kami dan keluarga mereka serta komunitas kami adalah prioritas utama. Kami akan menggunakan kesempatan ini untuk mendengarkan masukan dari tim serta arahan dari pemerintah untuk memastikan kami siap kembali beroperasi," kata CEO Boeing, Stan Deal seperti dikutip dari Fox News.

Meski pabrik Boeing sedang tidak beroperasi, tapi karyawan tetap akan digaji selama masa penutupan 2 minggu. Sebagai gantinya, karyawan diminta untuk cuti sakit setelah itu.

Boeing sendiri sudah mengkonfirmasi adanya kasus positif Corona di kalangan karyawan mereka. Total ada 133 kasus positif Corona dari semua karyawan Boeing di seluruh dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 95 di antaranya berasal dari Washington, AS.

Menurut Universitas John Hopkins, di negara bagian Washington saat ini sudah ada 7.666 kasus positif Corona, dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 322 orang.

Pengakuan Turis AS: 'Saya Lebih Aman di Asia daripada di Amerika'

 Saat pandemi Corona seperti sekarang, banyak turis AS yang tidak bisa pulang ke negaranya. Tapi anehnya, mereka justru merasa lebih aman di Asia daripada di AS.

Contohnya, seorang traveler bernama Avery Slusher yang berasal dari Cincinnati, Amerika Serikat. Avery yang baru berusia 18 tahun, baru-baru ini kembali ke Negeri Paman Sam setelah 3 bulan liburan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Anehnya, di masa pandemi virus Corona seperti sekarang, Avery justru merasa lebih aman berada di Asia daripada di Amerika. Apa alasannya?

"Ketika saya berada di Indonesia, para pekerja tidak akan mengizinkan kamu masuk ke kapal tanpa memeriksa suhu badanmu. Di Bali, hand sanitizer ada di seluruh penjuru bandara," kata Avery seperti dikutip detikTravel dari New York Post, Selasa (7/4/2020).

Beberapa pekan lalu, Avery bercerita dirinya terbang dari Chiang Mai ke Phuket di Thailand. Meski hanya penerbangan domestik, tapi prosedur pengecekan suhu tetap dilakukan oleh petugas bandara. Orang-orang bahkan memelototi apabila ada orang lain yang tidak mengenakan masker.

"Kamu tidak akan melewatkan tanda peringatan di sepanjang bandara: 'Apakah kamu berkeringat? Apakah kamu batuk-batuk? Apakah kamu kesulitan bernafas?," kisah Avery.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar