Kamis, 30 April 2020

Perlu Tahu! Ini 3 Hal yang Harus Kamu Lakukan Usai Bercinta

Usai bercinta banyak pasangan yang memilih untuk melanjutkan aktivitasnya dengan tidur atau sekedar mengobrol. Namun, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu dilakukan usai bercinta.
Mengutip CNN, berikut hal-hal yang perlu kamu lakukan usai bercinta. Apa saja?

1. Buang air kecil
Kamu perlu buang air kecil usai bercinta. Uretra terletak berdekatan dengan organ intim kewanitaan.

Hal itu membuatnya rentan mengalami infeksi selama berhubungan intim. Buang air kecil akan mendorong bakteri atau kuman bibit penyakit dari saluran kencing.

2. Minum
Berhubungan seks sama seperti olahraga. Kamu akan kehilangan keringat dan kalori terbakar. Oleh karena itu sebaiknya tubuh dihidrasi dengan asupan air mineral.

Asupan air akan mengganti cairan yang hilang selama bercinta dan menghindarkan dehidrasi.

3. Kenakan busana longgar
Usai bercinta, sebaiknya kenakan busana longgar. Pilih busana berbahan katun yang menyerap keringat.

Setelah bercinta, biasanya suhu tubuh meningkat sehingga keringat bisa jadi sarana bakteri dan jamur berkembang biak. Untuk menghindari iritasi kenakan busana longgar untuk memudahkan sirkulasi udara sehingga kulit tidak lembab.'

Berapa Hari Masa Inkubasi Covid 19?

Masa inkubasi virus corona adalah waktu ketika pasien terpapar virus corona dan mulai menunjukkan gejala mengalami covid 19. World Health Organization (WHO) menyebutkan, masa inkubasi corona 2-14 hari.
WHO juga menyebut inkubasi virus corona paling umum sekitar 5 hari. Beberapa hasil riset juga mengatakan demikian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) juga menyebut, masa inkubasi virus corona dapat muncul 2-14 hari setelah paparan. Dengan ciri-ciri orang yang mengalami virus corona yakni demam, batuk, dan sesak napas.

Karena itu, masyarakat diminta untuk berdiam diri di rumah selama 14 hari. Pemerintah Indonesia juga telah menerapkan aturan seperti itu. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah, serta karantina wilayah.

WHO juga menyebutkan bagaimana melindungi diri dari virus corona. Pertama gunakan masker jika Anda sakit dengan gejala COVID-19 (terutama batuk) atau merawat seseorang yang mungkin menderita COVID-19. Jika Anda tidak sakit atau merawat seseorang yang sakit maka Anda membuang-buang masker. WHO mendesak orang untuk menggunakan masker dengan bijak sebab tenaga medis masih kekurangan masker.

Kedua, sering membersihkan tangan dengan air. Selain itu jika batuk tutup dengan tangan atau tisu. Buang tisu atau segera cuci tangan dengan air.

Terakhir, untuk menghindari virus corona dengan menjaga jarak setidaknya 1-2 meter dari orang yang batuk atau bersin. Hal ini demi menghindari percikan air liur kepada orang lain.

5 Trik Jitu Berikan Pijatan Mesra bagi Pasangan

Pijat merupakan cara yang banyak dilakukan untuk membuat tubuh menjadi kembali segar. Namun pada hubungan suami dan istri, pijatan juga penting dilakukan dan bisa memberi warna pada hubungan.
Pijatan mesra yang dilakukan dengan pasangan bisa membantu menghangatkan hubungan. Perbedaan yang terjadi adalah bahwa pijatan ini tidak untuk melepas rasa tegang dan menurunkan stres semata.

Pijatan ini perlu dilakukan dengan tepat dengan pasangan untuk mendapatkan hasil maksimal. Dikutip dari Mens's Health, berikut sejumlah hal yang perlu diketahui dalam memberi pijatan mesra dengan pasangan.

1. Siapkan mood kamu
Agar pijatan yang kamu lakukan bisa mesra dan sensual, penting untuk menyiapkan mood yang tepat agar tak menjadi pijatan biasa saja. Redupkan lampu atau pasang lilin serta mainkan lagu yang tenang dan bisa meningkatkan mood dan menenangkan diri.

2. Gunakan lotion atau minyak
Kamu tidak bisa menggunakan minyak gosok atau lotion sembarangan saat melakukan pijatan ini. Pastikan kamu memilih minyak yang wangi untuk meningkatkan mood agar suasana sensual dapat terbangun.

3. Lakukan secara perlahan
Pada 20 menit pertama pijatan, lakukan secara perlahan pada bagian tubuh selain bagian intim. Jangan terburu-buru karena bisa membuyarkan mood yang tengah kamu bangun. Pastikan untuk membuat kondisi yang nyaman dan tenang terlebih dahulu.

Apa Saja Tanaman Herbal yang Dapat Mencegah Covid-19?

 Tanaman herbal asli Indonesia dikenal memiliki banyak manfaat. Empon-empon yang dikenal bisa mencegah virus corona ini terbuat dari beberapa tanaman herbal. Mulai dari jahe, kunyit hingga sereh.
Istilah empon-empon viral setelah disebutkan oleh guru besar biologi molekuler dari Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom. Nidom mengatakan empon-empon dapat menangkal virus corona.

Tanaman empon-empon tidak hanya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, tetapi kini meluas hingga ke makanan, minuman serta kosmetik.

Berikut beberapa tanaman herbal dan manfaatnya yang bisa mencegah corona:
1. Jahe
Jahe jadi salah satu rimpang yang memiliki banyak manfaat. Ada dua jenis jahe di Indonesia, jahe putih dan jahe merah. Jahe merah memiliki manfaat untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh. Jahe merah yang sudah diekstrak disebut bisa mencegah dan membunuh bakteri serta virus yang ada di dalam tubuh.

Jahe juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jahe merah juga mengandung antioksidan tinggi yang berfungsi untuk pencegahan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh.

2. Kunyit
Tanaman herbal yang dapat mencegah covid-19 salah satunya adalah kunyit. Berdasarkan warta penelitian dan pengembangan tanaman industri volume 19 No.2 yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Republik Indonesia (Sekarang Kementerian Pertanian), kunyit dapat bermanfaat sebagai obat tradisional.

Kunyit mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri yang memiliki peran sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker. Kunyit juga mengandung anti peradangan dan antioksidan di dalamnya dapat memaksimalkan daya tahan tubuh dari berbagai penyakit, termasuk virus corona.

3. Sereh
Sereh memiliki manfaat salah satunya adalah untuk menurunkan demam. Selain itu, sereh juga bisa mencegah terjadinya flu dan hidung tersumbat. Serai juga diandalkan sebagai antijamur, antibakteri, antiinflamasi, antidepresan hingga antioksidan. Selain itu, serai juga bisa mengatasi depresi, mengontrol tekanan dan dan mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh.

4. Kencur
Tanaman herbal untuk imun salah satunya adalah kencur. Meskipun salah satu manfaatnya untuk mengobati batuk, kencur juga memiliki zat yang sama dengan jahe dan kunyit. Kencur bisa mengatasi batuk berdahak, membuat pernapasan lebih lega dan membantu proses penyembuhan batuk secara optimal.

5. Temulawak
Tanaman herbal yang sering dikaitkan dengan pencegahan virus corona adalah temulawak. Temulawak mengandung antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari paparan radikal bebas yang dipercaya sebagai sumber dari berbagai penyakit.

Para ilmuwan juga percaya bahwa peradangan merupakan akar dari masalah beberapa penyakit seperti kanker hingga jantung.

Kelima tanaman herbal ini disarankan untuk dikonsumsi setiap hari guna meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi sambil social distancing, kamu juga bisa meracik jamu sederhana dari tanaman herbal tersebut.

Perlu Tahu! Ini 3 Hal yang Harus Kamu Lakukan Usai Bercinta

Usai bercinta banyak pasangan yang memilih untuk melanjutkan aktivitasnya dengan tidur atau sekedar mengobrol. Namun, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu dilakukan usai bercinta.
Mengutip CNN, berikut hal-hal yang perlu kamu lakukan usai bercinta. Apa saja?

1. Buang air kecil
Kamu perlu buang air kecil usai bercinta. Uretra terletak berdekatan dengan organ intim kewanitaan.

Hal itu membuatnya rentan mengalami infeksi selama berhubungan intim. Buang air kecil akan mendorong bakteri atau kuman bibit penyakit dari saluran kencing.

2. Minum
Berhubungan seks sama seperti olahraga. Kamu akan kehilangan keringat dan kalori terbakar. Oleh karena itu sebaiknya tubuh dihidrasi dengan asupan air mineral.

Asupan air akan mengganti cairan yang hilang selama bercinta dan menghindarkan dehidrasi.

3. Kenakan busana longgar
Usai bercinta, sebaiknya kenakan busana longgar. Pilih busana berbahan katun yang menyerap keringat.

Setelah bercinta, biasanya suhu tubuh meningkat sehingga keringat bisa jadi sarana bakteri dan jamur berkembang biak. Untuk menghindari iritasi kenakan busana longgar untuk memudahkan sirkulasi udara sehingga kulit tidak lembab.

Catat! Ini Bahan-bahan untuk Membuat Hand Sanitizer Menurut WHO

Selain mencuci tangan, hand Sanitizer juga bisa jadi salah satu cara pencegahan virus corona. Hand sanitizer (https://www.detik.com/tag/hand-sanitizer) berguna untuk mensterilkan tangan. Sayangnya, kini hand sanitizer sudah mulai langka di pasaran.
WHO sebenarnya lebih menyarankan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dengan kondisi air mengalir. Namun dalam keadaan tertentu hand sanitizer menjadi pilihan banyak orang karena praktis dan bisa dibawa ke mana-mana.

Dikutip dalam CNBC, Ketua Tim Pakar Gugur Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangannya di Media Center Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan bahwa, hand sanitizer bisa dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang telah direkomendasikan BPOM dari WHO.

Berikut ini beberapa bahan-bahan yang disarankan WHO untuk pembuatan hand sanitizer:
1. Etanol 96 persen
Etanol disebut juga dengan etil alkohol, alkohol murni atau alkohol absolut. Cairan ini mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna dan paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditunjukkan parfum hingga obat-obatan.

2. Gliserol 98 persen
Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai lipid, termasuk trigliserida.

3. Hidrogen peroksida 3 persen
Hidrogen peroksida adalah zat kimia yang berbentuk cairan bening, tidak berwarna dengan tekstur yang sedikit lebih kental dibandingkan air. Selain digunakan sebagai pemutih, hidrogen peroksida juga digunakan sebagai antiseptik luka.

4. Air steril atau aquades
Berbeda dengan air biasa, air steril merupakan air yang sudah melalui proses penyaringan air dengan menggunakan sinar UV untuk membunuh kuman sehingga menghasilkan air steril.

Dalam laman bertajuk 'Guide to Local Production: WHO-Recommended Handrub Formulations', WHO menulis ada dua formula hand sanitizer yang direkomendasikan:

Berikut ini bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat 10 liter hand sanitizer sesuai standar WHO:
Formulasi 1:
- Ethanol 96 persen, 8333 ml

- Hidrogen peroksida 3 persen, 417 ml

- Gliserol 98 persen, 145 ml

- Air distilasi atau air matang yang sudah didinginkan

Formulasi 2:
- Isopropil alcohol 99,8 persen, 7515 ml

- Hidrogen peroksida 3 persen, 417 ml

- Gliserol 98 persen, 145 ml

- Air distilasi atau air matang yang sudah didinginkan

Setelah semua bahan terkumpul, pertama bahan yang pertama kali dimasukkan dalam botol atau jerigen adalah alkohol. Setelahnya masukkan hidrogen peroksida yang jumlahnya telah diukur dalam wadah labu ukur. Tuang gliserol dan air distilasi yang sudah dinginkan secara berurutan.

Jika semua bahan sudah dimasukkan ke dalam jerigen atau botol, langsung tutup untuk mencegah alkohol menguap. Campur semua bahan dan kocok perlahan.

Hand sanitizer yang sudah jadi bisa ditempatkan dalam wadah 500 ml atau 100 ml. Simpan dalam suhu ruangan khusus yang jauh dari panas dan api selama 72 jam sebelum digunakan.

Kedua formulasi tersebut merupakan standar WHO untuk memproduksi hand sanitizer sebanyak 10 liter dengan konsentrasi akhir setelah pencampuran, (Formulasi 1) ethanol 80 persen, gliserol 1,45 persen, hidrogen peroksida 0,125 persen dan (Formulasi 2) isopropil alcohol 75 persen, gliserol 1,45 persen, hidrogen peroksida 0,125 persen.

"Dalam rangka pencegahan Covid-19, penggunaan antiseptik seperti hand sanitizer dapat digunakan tetapi tidak berlebihan agar tidak menimbulkan iritasi kulit," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Viral Amoxicillin Bisa Bunuh Virus Corona, Dipastikan Hoax!

 Belum lama ini beredar pesan informasi menyatakan bahwa Amoxicillin diklaim bisa mencegah virus corona COVID-19 dengan cara meletakkannya ke dalam tandon air.
"Pesan dari habib Ja'far bin Muhammad bin Hamid, taruh 2 biji obat amoxicillin kedalam tandon air di rumah, jangan di logika karena ini yang juga disampaikan kepada pak Luhut Binsar Panjaitan dan sudah dilaksanakan di rumah kepresidenan dan dinas-dinas lain," isi dari pesan tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam, mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar dan tidak bisa membunuh virus.

"Hoax, amoxicillin tidak bisa membunuh virus," jelasnya saat dihubungi detikcom Senin (30/3/2020).

Selain itu ia juga menambahkan, bahwa obat amoxicillin tersebut hanya untuk membasmi bakteri yang ada di saluran pernapasan.

"Iya, amoxicillin untuk infeksi bakteri saluran nafas atas," pungkasnya.

Dikutip dari Drug, antibiotik tidak bisa membunuh virus, karena virus memiliki struktur yang berbeda dengan bakteri. Antibiotik bekerja untuk menghambat pertumbuhan bakteri, bukan untuk virus.

Catat! Ini Bahan-bahan untuk Membuat Hand Sanitizer Menurut WHO

Selain mencuci tangan, hand Sanitizer juga bisa jadi salah satu cara pencegahan virus corona. Hand sanitizer (https://www.detik.com/tag/hand-sanitizer) berguna untuk mensterilkan tangan. Sayangnya, kini hand sanitizer sudah mulai langka di pasaran.
WHO sebenarnya lebih menyarankan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dengan kondisi air mengalir. Namun dalam keadaan tertentu hand sanitizer menjadi pilihan banyak orang karena praktis dan bisa dibawa ke mana-mana.

Dikutip dalam CNBC, Ketua Tim Pakar Gugur Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangannya di Media Center Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan bahwa, hand sanitizer bisa dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang telah direkomendasikan BPOM dari WHO.

Berikut ini beberapa bahan-bahan yang disarankan WHO untuk pembuatan hand sanitizer:
1. Etanol 96 persen
Etanol disebut juga dengan etil alkohol, alkohol murni atau alkohol absolut. Cairan ini mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna dan paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditunjukkan parfum hingga obat-obatan.

2. Gliserol 98 persen
Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai lipid, termasuk trigliserida.

3. Hidrogen peroksida 3 persen
Hidrogen peroksida adalah zat kimia yang berbentuk cairan bening, tidak berwarna dengan tekstur yang sedikit lebih kental dibandingkan air. Selain digunakan sebagai pemutih, hidrogen peroksida juga digunakan sebagai antiseptik luka.

4. Air steril atau aquades
Berbeda dengan air biasa, air steril merupakan air yang sudah melalui proses penyaringan air dengan menggunakan sinar UV untuk membunuh kuman sehingga menghasilkan air steril.

Dalam laman bertajuk 'Guide to Local Production: WHO-Recommended Handrub Formulations', WHO menulis ada dua formula hand sanitizer yang direkomendasikan:

Berikut ini bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat 10 liter hand sanitizer sesuai standar WHO:
Formulasi 1:
- Ethanol 96 persen, 8333 ml

- Hidrogen peroksida 3 persen, 417 ml

- Gliserol 98 persen, 145 ml

- Air distilasi atau air matang yang sudah didinginkan

Formulasi 2:
- Isopropil alcohol 99,8 persen, 7515 ml

- Hidrogen peroksida 3 persen, 417 ml

- Gliserol 98 persen, 145 ml

- Air distilasi atau air matang yang sudah didinginkan

Ahli Sarankan Tidak Gunakan Lensa Kontak Saat Wabah Virus Corona

Pengguna contact lenses atau lensa kontak sepertinya harus dipertimbangkan kembali menggunakannya di tengah wabah virus corona saat ini.
Dikutip dari CNN, seorang ahli menyarankan, pengguna lensa kontak untuk menggantinya dengan kacamata untuk sementara waktu. Pasalnya dengan menggunakan lensa kontak seseorang akan lebih berisiko terinfeksi virus corona dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kacamata.

Dr Thomas Steinemann dari American Academy of Ophthalmology mengatakan, dengan menggunakan lensa kontak seseorang akan lebih sering memegang wajah hingga matanya. Hal ini membuat mereka lebih rentan untuk terinfeksi virus corona COVID-19 dibandingkan dengan mengenakan kacamata.

Ia menambahkan, mengenakan kacamata juga bisa melindungi mata dari partikel-partikel yang terbawa di udara. Terlebih, ketika mengenakan lensa kontak seseorang akan lebih mudah mengucek mata atau menyentuh daerah mata dibanding dengan yang mengenakan kacamata. Hal ini sangat berbahaya jika tangan orang tersebut dalam keadaan kotor.

"Bagian ini lembap dan disukai virus, sebenarnya ada banyak organisme yang dapat menempel dengan mudah pada konjungtiva, atau dalam hal ini, menempel pada lensa kontak yang juga bertumpu pada konjungtiva Anda," katanya.

Gejala konjungtivitis meliputi rasa gatal atau terbakar, penglihatan kabur, merah atau merah muda pada bagian putih mata, nanah, lendir, dan cairan berwarna kuning di mata serta seringkali menempel di ujung mata setelah tidur.

Di samping itu, dr Steinemann mengimbau orang-orang untuk mencegah penyebaran virus corona, setiap orang disarankan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak menyentuh wajah, dan meningkatkan sistem imunitas.

Viral Amoxicillin Bisa Bunuh Virus Corona, Dipastikan Hoax!

 Belum lama ini beredar pesan informasi menyatakan bahwa Amoxicillin diklaim bisa mencegah virus corona COVID-19 dengan cara meletakkannya ke dalam tandon air.
"Pesan dari habib Ja'far bin Muhammad bin Hamid, taruh 2 biji obat amoxicillin kedalam tandon air di rumah, jangan di logika karena ini yang juga disampaikan kepada pak Luhut Binsar Panjaitan dan sudah dilaksanakan di rumah kepresidenan dan dinas-dinas lain," isi dari pesan tersebut.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam, mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar dan tidak bisa membunuh virus.

"Hoax, amoxicillin tidak bisa membunuh virus," jelasnya saat dihubungi detikcom Senin (30/3/2020).

Selain itu ia juga menambahkan, bahwa obat amoxicillin tersebut hanya untuk membasmi bakteri yang ada di saluran pernapasan.

"Iya, amoxicillin untuk infeksi bakteri saluran nafas atas," pungkasnya.

Dikutip dari Drug, antibiotik tidak bisa membunuh virus, karena virus memiliki struktur yang berbeda dengan bakteri. Antibiotik bekerja untuk menghambat pertumbuhan bakteri, bukan untuk virus.

Catat! Ini Bahan-bahan untuk Membuat Hand Sanitizer Menurut WHO

Selain mencuci tangan, hand Sanitizer juga bisa jadi salah satu cara pencegahan virus corona. Hand sanitizer (https://www.detik.com/tag/hand-sanitizer) berguna untuk mensterilkan tangan. Sayangnya, kini hand sanitizer sudah mulai langka di pasaran.
WHO sebenarnya lebih menyarankan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dengan kondisi air mengalir. Namun dalam keadaan tertentu hand sanitizer menjadi pilihan banyak orang karena praktis dan bisa dibawa ke mana-mana.

Dikutip dalam CNBC, Ketua Tim Pakar Gugur Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangannya di Media Center Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan bahwa, hand sanitizer bisa dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang telah direkomendasikan BPOM dari WHO.

Berikut ini beberapa bahan-bahan yang disarankan WHO untuk pembuatan hand sanitizer:
1. Etanol 96 persen
Etanol disebut juga dengan etil alkohol, alkohol murni atau alkohol absolut. Cairan ini mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna dan paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditunjukkan parfum hingga obat-obatan.

Seperti Bilik Disinfektan, Penyemprotan ala Fogging Juga Tak Bermanfaat

Berbagai cara dilakukan untuk pencegahan penyebaran virus corona COVID-19. Ada satu cara yang dipercaya bisa mencegahnya juga yaitu dengan menggunakan fogging atau cara pengasapan.
Namun, menurut Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, hal itu sangat tidak dianjurkan. Hal ini karena bisa menimbulkan iritasi kulit dan mengganggu pernapasan.

"Tidak dianjurkan secara berlebihan seperti 'fogging', karena dapat menimbulkan iritasi kulit bahkan mengganggu pernapasan," katanya dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Penyemprotan disinfektan juga dilakukan dengan mobil pemadam kebakaran.Penyemprotan disinfektan juga dilakukan dengan mobil pemadam kebakaran. Foto: Adhar Muttaqien
Penggunaan disinfektan pun tidak disarankan terlalu berlebihan dan memperhatikan komposisi serta jenis bahan yang digunakan. Ini dimaksudkan agar iritasi itu juga tidak terjadi.

Cairan ini juga tidak akan bisa melindungi diri dari virus. Apalagi saat berkontak dekat dengan orang yang sakit.

"Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda, tubuh, dan baju. Tapi, tidak akan melindungi diri dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit. Jadi, sifatnya adalah sementara," jelasnya.

Prof Wiku mengatakan, cara yang paling ampuh untuk membunuh virus adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Tapi, jika tidak bisa langsung cuci tangan, bisa menggunakan hand sanitizer dengan bijak dan aman.

Ahli Sarankan Tidak Gunakan Lensa Kontak Saat Wabah Virus Corona

Pengguna contact lenses atau lensa kontak sepertinya harus dipertimbangkan kembali menggunakannya di tengah wabah virus corona saat ini.
Dikutip dari CNN, seorang ahli menyarankan, pengguna lensa kontak untuk menggantinya dengan kacamata untuk sementara waktu. Pasalnya dengan menggunakan lensa kontak seseorang akan lebih berisiko terinfeksi virus corona dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kacamata.

Dr Thomas Steinemann dari American Academy of Ophthalmology mengatakan, dengan menggunakan lensa kontak seseorang akan lebih sering memegang wajah hingga matanya. Hal ini membuat mereka lebih rentan untuk terinfeksi virus corona COVID-19 dibandingkan dengan mengenakan kacamata.

Ia menambahkan, mengenakan kacamata juga bisa melindungi mata dari partikel-partikel yang terbawa di udara. Terlebih, ketika mengenakan lensa kontak seseorang akan lebih mudah mengucek mata atau menyentuh daerah mata dibanding dengan yang mengenakan kacamata. Hal ini sangat berbahaya jika tangan orang tersebut dalam keadaan kotor.

"Bagian ini lembap dan disukai virus, sebenarnya ada banyak organisme yang dapat menempel dengan mudah pada konjungtiva, atau dalam hal ini, menempel pada lensa kontak yang juga bertumpu pada konjungtiva Anda," katanya.

Gejala konjungtivitis meliputi rasa gatal atau terbakar, penglihatan kabur, merah atau merah muda pada bagian putih mata, nanah, lendir, dan cairan berwarna kuning di mata serta seringkali menempel di ujung mata setelah tidur.

Di samping itu, dr Steinemann mengimbau orang-orang untuk mencegah penyebaran virus corona, setiap orang disarankan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak menyentuh wajah, dan meningkatkan sistem imunitas.

7 Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi agar Manfaatnya Maksimal

Berjemur di pagi hari sangat baik untuk imunitas tubuh dalam menangkal virus corona. Namun perlu diperhatikan tipsnya agar berjemur mendapatkan hasil maksimal.
Selama ini masyarakat bingung jam berapa harus berjemur sinar matahari pada pagi hari. Ada yang bilang jam 08.00 WIB, ada yang bilang jam 10.00 WIB.

Berikut 7 tips berjemur sinar matahari pagi agar manfaatnya maksimal dari Ahli kanker dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM dan WHO:
1. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Idealnya Jam 8-11
Ahli kanker dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM, menyatakan, idealnya berjemur sinar matahari pagi idealnya jam 8 hingga pukul 11. Sebab paparan provitamin D pada waktu-waktu tersebut lebih dominan dibanding ultraviolet.

2. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Jangan Lama-lama
Masih menurut dr Andhika, durasi berjemur jangan lama-lama. Cukup selama 30 menit, kamu bisa mendapatkan manfaat sinar matahari.

3. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Jangan Pakai Topi
Dr Andhika menyebut, agar mendapat sinar matahari maksimal, cukup dengan mengenai 60 persen luas permukaan tubuh. Kamu bisa mengenakan baju lengan pendek, celana pendek, tanpa penutup kepala atau topi, payung, atau tidak perlu telanjang.

4. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Pakai Kacamata Hitam
World Health Organization (WHO) menyarankan untuk menggunakan kacamata hitam saat berjemur sinar matahari pagi . Kacamata hitam yang menyediakan 99 hingga 100 persen perlindungan UV-A dan UV-B akan sangat mengurangi kerusakan mata dari paparan sinar matahari.

5. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Gunakan Tabir Surya
Oleskan tabir surya saat berjemur. Hal ini agar kulit tetap sehat saat terpapar sinar matahari.

6. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi dengan Lakukan Kegiatan Lain
Agar tidak boring, berjemurlah sambil melakukan kegiatan lain di bawah sinar matahari. Seperti membaca buku berbicara dengan keluarga yang sedang berjemur.

7. Minum Air Putih
Saat berjemur sinar matahari pagi, tubuh mengalami dehidrasi. Jangan lupa untuk tetap minum air putih agar tubuh tetap fit.

Seperti Bilik Disinfektan, Penyemprotan ala Fogging Juga Tak Bermanfaat

Berbagai cara dilakukan untuk pencegahan penyebaran virus corona COVID-19. Ada satu cara yang dipercaya bisa mencegahnya juga yaitu dengan menggunakan fogging atau cara pengasapan.
Namun, menurut Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, hal itu sangat tidak dianjurkan. Hal ini karena bisa menimbulkan iritasi kulit dan mengganggu pernapasan.

"Tidak dianjurkan secara berlebihan seperti 'fogging', karena dapat menimbulkan iritasi kulit bahkan mengganggu pernapasan," katanya dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Penyemprotan disinfektan juga dilakukan dengan mobil pemadam kebakaran.Penyemprotan disinfektan juga dilakukan dengan mobil pemadam kebakaran. Foto: Adhar Muttaqien
Penggunaan disinfektan pun tidak disarankan terlalu berlebihan dan memperhatikan komposisi serta jenis bahan yang digunakan. Ini dimaksudkan agar iritasi itu juga tidak terjadi.

Cairan ini juga tidak akan bisa melindungi diri dari virus. Apalagi saat berkontak dekat dengan orang yang sakit.

"Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda, tubuh, dan baju. Tapi, tidak akan melindungi diri dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit. Jadi, sifatnya adalah sementara," jelasnya.

Prof Wiku mengatakan, cara yang paling ampuh untuk membunuh virus adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Tapi, jika tidak bisa langsung cuci tangan, bisa menggunakan hand sanitizer dengan bijak dan aman.

Gugus Tugas COVID-19 Bagikan Resep Hand Sanitizer ala BPOM

Seiring meluasnya penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia dan langkanya persediaan hand sanitizer. Tidak perlu cemas jika tidak kebagian, kamu bisa membuatnya di rumah sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hand Sanitizer merupakan antiseptik dalam bentuk cair yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, salah satunya adalah kulit.
Antiseptik dapat digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan permukaan kulit yang terluka, dan mengobati infeksi di rongga mulut.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa hand sanitizer bisa dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang telah direkomendasikan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dari WHO.

"Bahan-bahannya adalah ethanol 96 persen, gliserol 98 persen, hidrogen peroksida 3 persen, air steril atau aquades," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Meski penggunaan hand sanitizer dianjurkan, namun mencuci tangan dengan sabun dan dengan air mengalir masih menjadi cara paling ampuh untuk membunuh virus. Apabila tidak terdapat sabun, hand sanitizer bisa digunakan.

"Di antaranya adalah dengan menganjurkan kampanye mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer dan langsung mandi setelah beraktivitas di luar rumah," pungkas Wiku.

7 Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi agar Manfaatnya Maksimal


Berjemur di pagi hari sangat baik untuk imunitas tubuh dalam menangkal virus corona. Namun perlu diperhatikan tipsnya agar berjemur mendapatkan hasil maksimal.
Selama ini masyarakat bingung jam berapa harus berjemur sinar matahari pada pagi hari. Ada yang bilang jam 08.00 WIB, ada yang bilang jam 10.00 WIB.

Berikut 7 tips berjemur sinar matahari pagi agar manfaatnya maksimal dari Ahli kanker dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM dan WHO:
1. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Idealnya Jam 8-11
Ahli kanker dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM, menyatakan, idealnya berjemur sinar matahari pagi idealnya jam 8 hingga pukul 11. Sebab paparan provitamin D pada waktu-waktu tersebut lebih dominan dibanding ultraviolet.

2. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Jangan Lama-lama
Masih menurut dr Andhika, durasi berjemur jangan lama-lama. Cukup selama 30 menit, kamu bisa mendapatkan manfaat sinar matahari.

3. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Jangan Pakai Topi
Dr Andhika menyebut, agar mendapat sinar matahari maksimal, cukup dengan mengenai 60 persen luas permukaan tubuh. Kamu bisa mengenakan baju lengan pendek, celana pendek, tanpa penutup kepala atau topi, payung, atau tidak perlu telanjang.

4. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Pakai Kacamata Hitam
World Health Organization (WHO) menyarankan untuk menggunakan kacamata hitam saat berjemur sinar matahari pagi . Kacamata hitam yang menyediakan 99 hingga 100 persen perlindungan UV-A dan UV-B akan sangat mengurangi kerusakan mata dari paparan sinar matahari.

5. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi Gunakan Tabir Surya
Oleskan tabir surya saat berjemur. Hal ini agar kulit tetap sehat saat terpapar sinar matahari.

6. Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi dengan Lakukan Kegiatan Lain
Agar tidak boring, berjemurlah sambil melakukan kegiatan lain di bawah sinar matahari. Seperti membaca buku berbicara dengan keluarga yang sedang berjemur.

7. Minum Air Putih
Saat berjemur sinar matahari pagi, tubuh mengalami dehidrasi. Jangan lupa untuk tetap minum air putih agar tubuh tetap fit.

Hanya Boleh Kremasi, China Larang Acara Pemakaman Jenazah Virus Corona

Sepuluh guci abu yang disimpan di sebuah krematorium di Jingzhou Provinsi Hubei, China, merupakan guci abu jenazah pasien COVID-19 yang tidak kunjung diambil oleh keluarga.
Keluarga yang masih menjalani karantina menjadi alasan mengapa abu jenazah yang dikremasi tersebut tak kunjung dijemput.

"Abu tersebut sekarang dibawa perawatan kami karena anggota keluarga berada di karantina," kata Sheng, direktur krematorium Jingzhou.

Dikutip dari Reuters, China tidak hanya melarang warganya untuk memakamkan keluarga yang meninggal akibat COVID-19, tapi upacara perpisahan pun tidak diizinkan untuk digelar.

"Tidak ada perpisahan, tidak ada upacara yang diizinkan," kata Sheng.

Virus corona COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 720.000 orang di 199 negara, di mana 33.956 di antaranya meninggal.

Di China, tempat virus itu muncul pertama kali, virus yang tidak hanya menyerang kehidupan manusia sehari-hari tetapi orang-orang yang sudah meninggal pun juga direpotkan karena penyakit tersebut sangat menular.

Sejak 1 Februari lalu, bahkan ketika wabah di China mulai mereda. Tidak ada keluarga yang diizinkan menggelar acara pemakaman. Larangan ini tidak hanya untuk kematian yang disebabkan oleh COVID-19, namun juga kematian yang disebabkan oleh apapun.

Bagi keluarga di China yang mayoritas penduduknya menganut ajaran Buddha dan Tao, upacara pemakaman biasanya dilakukan dengan khidmat untuk memastikan perjalanan damai ke kehidupan setelah mati.

Data hingga saat ini menunjukkan, China memiliki 81.439 kasus infeksi COVID-19 dengan 3.300 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 75.448 pasien telah disembuhkan.

Meski jumlah kasus COVID-19 telah mengalami penurunan, namun krematorium di Jingzhou belum dapat memastikan bagaimana layanan kremasi akan berjalan kembali seperti semula.

Saat ini krematorium hanya bisa menjaga guci abu di tempat mereka sesuai perintah negara.

Gugus Tugas COVID-19 Bagikan Resep Hand Sanitizer ala BPOM

Seiring meluasnya penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia dan langkanya persediaan hand sanitizer. Tidak perlu cemas jika tidak kebagian, kamu bisa membuatnya di rumah sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hand Sanitizer merupakan antiseptik dalam bentuk cair yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, salah satunya adalah kulit.
Antiseptik dapat digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan permukaan kulit yang terluka, dan mengobati infeksi di rongga mulut.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa hand sanitizer bisa dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang telah direkomendasikan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dari WHO.

"Bahan-bahannya adalah ethanol 96 persen, gliserol 98 persen, hidrogen peroksida 3 persen, air steril atau aquades," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Meski penggunaan hand sanitizer dianjurkan, namun mencuci tangan dengan sabun dan dengan air mengalir masih menjadi cara paling ampuh untuk membunuh virus. Apabila tidak terdapat sabun, hand sanitizer bisa digunakan.

"Di antaranya adalah dengan menganjurkan kampanye mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer dan langsung mandi setelah beraktivitas di luar rumah," pungkas Wiku.

Bahaya! WHO Sebut Disinfektan Tak untuk Disemprotkan ke Manusia

Bilik atau chamber disinfektan saat ini mudah ditemukan, baik di area perkantoran atau pintu-pintu perumahan. Diklaim bisa penyebaran virus corona. Namun, WHO mengatakan itu sebaiknya tidak dilakukan karena bisa berbahaya jika bahan kimia disinfektan mengenai tubuh. Apalagi terkena pakaian dan selaput lendir, seperti mata dan mulut.
Hal itu disampaikan organisasi kesehatan dunia WHO melalui media sosial. Dikatakan, menyemprotkan bahan kimia seperti alkohol dan klorin bisa berbahaya jika mengenai pakaian dan selaput lendir, misalnya mata dan mulut.

"Ingat, alkohol dan klorin bisa berguna sebagai disinfektan pada permukaan, namun harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya," tulis WHO Indonesia.


WHO Indonesia
@WHOIndonesia
#Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat! https://twitter.com/NParanietharan/status/1244143374803726341 …

Lihat gambar di Twitter
N. Paranietharan
@NParanietharan
#Indonesia Please do not spray disinfectants on people #COVID19 #CoronaVirusIndonesia , it may be harmful ⁦@KemenkesRI⁩ ⁦@BNPB_Indonesia⁩ #JakartaTanggapCorona #Jakarta #LawanCovid19 ⁦@kemenkopmk⁩ ⁦@Menlu_RI⁩ ⁦@dinkesJKT⁩ ⁦@WHOIndonesia⁩

Lihat gambar di Twitter
9.783
15.47 - 29 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
14,8 rb orang memperbincangkan tentang ini

Tim pakar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung menyampaikan pendapat senada, bahwa belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bilik disinfektan efektif bunuh virus. Malah, penggunaan bahan kimia ini bisa sebabkan iritasi.

"Inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran pernapasan," tulis para pakar ITB dalam rilisnya baru-baru ini.

Disinfektan hanya efektif untuk permukaan benda mati.Disinfektan hanya efektif untuk permukaan benda mati. Foto: Agung Pambudhy
Dokter ahli paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan bilik disinfektan itu tidak memberikan manfaat apa-apa. Jika sering digunakan, bisa mengakibatkan iritasi, batuk, dan sesak.

"Bisa saja. Bahan kimia bisa mengiritasi kulit jadi kemerahan, gatal dan mungkin terkelupas. Ke paru-paru juga mengakibatkan batuk dan sesak," ujar dr Frans.

Ahli paru lainnya, dr Rezki Tantular, SpP, selaku Ketua Bidang Humas Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan, penggunaan bilik ini bisa menimbulkan rasa terbakar pada hidung, tenggorokan kering, bahkan bisa menyebabkan alergi pada beberapa orang.

Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito menegaskan bilik disinfektan tidak direkomendasikan, karena berbahaya bagi kesehatan. Disinfektan hanya akan bekerja efektif pada permukaan benda mati, seperti lantai, meja, atau peralatan medis.

"Penggunaan disinfektan dengan ruang, chamber, atau penyemprotan secara langsung ke tubuh manusia tidak direkomendasikan karena berbahaya bagi kulit, mulut, dan mata, dapat menimbulkan iritasi," kata Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers dalam jaringan di BNPB, Senin (30/3/2020).

Untuk mencegah penularan, Prof Wiku menyarankan untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh wajah dengan tangan kotor, langsung mandi saat sampai di rumah, mencuci pakaian dengan sabun, menyemprotkan cairan disinfektan saat menyetrika, serta menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain saat berinteraksi.

Rabu, 29 April 2020

AS Sarankan Hewan Peliharaan Ikuti Social Distancing Selama Pandemi Corona

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) mengimbau masyarakat agar menerapkan social distancing untuk hewan peliharaannya selama pandemi virus Corona COVID-19. Artinya hewan peliharaan tidak boleh berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah.
"Perlakukan hewan peliharaan seperti yang Anda lakukan pada anggota keluarga lainnya, jangan biarkan hewan peliharaan berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah," ucap CDC, dikutip dari New York Post.

Saran tersebut muncul setelah adanya laporan hewan terinfeksi virus Corona setelah melakukan kontak dengan seseorang yang positif COVID-19.

Kasus hewan pertama yang positif COVID-19 di Amerika Serikat (AS) adalah harimau melayu berusia empat tahun di Kebun Binatang Bronx bernama Nadia, yang diyakini terinfeksi virus Corona dari seorang petugas.

Pada pekan lalu dua kucing peliharaan di New York juga dinyatakan terkena virus Corona. Tak hanya itu, hari Senin (27/4/2020), seekor anjing berjenis pug di Carolina Utara juga positif COVID-19.

Kisah Steven, Relawan COVID-19 di Wisma Atlet yang Berjuang Lawan Rasa Takut

Saat ini, Indonesia tengah berjuang untuk melawan pandemi Corona yang mulai menyebar di berbagai provinsi dan daerah, salah satunya Jakarta. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki kasus positif virus Corona COVID-19 terbanyak, tentunya juga membutuhkan petugas medis yang jumlahnya tidak sedikit.
Hal ini mendorong gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 mulai mencari para relawan medis dan non-medis untuk bersama melawan wabah ini. Kondisi ini mulai mengetuk hati banyak perawat di Indonesia, salah satunya Steven Stallone August perawat di ruangan HCU/ICU Wisma Atlet, Jakarta.

Perawat yang awalnya berdomisili di Surabaya ini mendaftar dan berangkat menuju Jakarta untuk menjadi salah satu relawan medis COVID-19. Meskipun di awalnya, Steven juga merasa takut.

"Awalnya dapat link dari teman yang sudah bekerja lebih dulu di laboratorium Wisma Atlet. Sempet kepikir sih takut untuk mendaftar, karena ya katanya ini berbahaya," ungkapnya yang disiarkan melalui BNPB, Rabu (29/4/2020).

Steven mengatakan, ia tetap mendaftar atas dasar instingnya sebagai seorang perawat untuk terjun langsung membantu masyarakat. Tetapi, perjalanannya saat ingin menjadi relawan cukup panjang.

Ia sempat tertunda dua gelombang pendaftaran sebagai relawan karena berbagai alasan. Keberangkatannya dari Surabaya ke Jakarta pun juga tertunda.

"Saat masuk di gelombang 6 kemudian diakomodir lagi ke gelombang 7. Setelah mendaftar, mengurus administrasi dan berkas-berkas yang paling penting itu surat izin orang tua," jelas Steven.

Sempat tertunda lagi karena jarak orang tua yang jauh, akhirnya Steven bisa menentukan tanggal keberangkatannya ke Jakarta. Sampai di Jakarta, ia langsung menjalani berbagai prosedur lainnya.

"Sampai di Jakarta langsung mengikuti medical check up di Prodia, kemudian kami diarahkan ke Wisma Atlet. Sesampainya di sana, kami masih harus melakukan foto rontgen dan rapid test," katanya.

Protes Kekurangan APD, Dokter di Jerman Ramai-ramai Pose Telanjang

Sekelompok dokter di Jerman berpose telanjang sebagai bagian dari protes kurangnya alat pelindung diri (APD). Kelompok ini menamai diri mereka 'Blanke Bedenken' atau memiliki arti kekhawatiran kosong.
Salah satu dokter dari kelompok itu mengatakan merasa berisiko terinfeksi virus Corona akibat kurangnya APD. Permintaan mereka untuk APD lengkap seperti masker dan sarung tangan belum dipenuhi selama beberapa bulan terakhir.

"Ketelanjangan adalah simbol betapa rapuhnya kita tanpa perlindungan," kata Ruben Bernau, seorang dokter dalam kelompok ini, dikutip The Guardian.

Banyak dokter yang bergabung kedalam kelompok ini, turut menyuarakan kurangnya pasokan APD. Dalam posenya, para dokter ini berlindung di balik tisu toilet, peralatan medis, hingga resep yang mereka buat.

"Tentu saja kami ingin terus merawat pasien yang masih perlu menerima pemeriksaan. Untuk itu kami membutuhkan APD yang tepat," ujar Jana Husemann seorang dokter umum.

Sebelumnya, dokter di Jerman telah meminta lebih banyak APD kepada pemerintah sejak mewabahnya virus Corona di negara tersebut. Namun permintaan tersebut hingga kini belum terpenuhi, yang membuat timbulnya protes dari para dokter.

Baru-baru ini sebuah studi dari asosiasi asuransi kesehatan Jerman menemukan, dokter di Jerman kekurangan 100 juta masker sekali pakai.

AS Sarankan Hewan Peliharaan Ikuti Social Distancing Selama Pandemi Corona

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) mengimbau masyarakat agar menerapkan social distancing untuk hewan peliharaannya selama pandemi virus Corona COVID-19. Artinya hewan peliharaan tidak boleh berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah.
"Perlakukan hewan peliharaan seperti yang Anda lakukan pada anggota keluarga lainnya, jangan biarkan hewan peliharaan berinteraksi dengan orang atau hewan lain di luar rumah," ucap CDC, dikutip dari New York Post.

Saran tersebut muncul setelah adanya laporan hewan terinfeksi virus Corona setelah melakukan kontak dengan seseorang yang positif COVID-19.

Kasus hewan pertama yang positif COVID-19 di Amerika Serikat (AS) adalah harimau melayu berusia empat tahun di Kebun Binatang Bronx bernama Nadia, yang diyakini terinfeksi virus Corona dari seorang petugas.

Pada pekan lalu dua kucing peliharaan di New York juga dinyatakan terkena virus Corona. Tak hanya itu, hari Senin (27/4/2020), seekor anjing berjenis pug di Carolina Utara juga positif COVID-19.

Kisah Steven, Relawan COVID-19 di Wisma Atlet yang Berjuang Lawan Rasa Takut

Saat ini, Indonesia tengah berjuang untuk melawan pandemi Corona yang mulai menyebar di berbagai provinsi dan daerah, salah satunya Jakarta. Sebagai salah satu provinsi yang memiliki kasus positif virus Corona COVID-19 terbanyak, tentunya juga membutuhkan petugas medis yang jumlahnya tidak sedikit.
Hal ini mendorong gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 mulai mencari para relawan medis dan non-medis untuk bersama melawan wabah ini. Kondisi ini mulai mengetuk hati banyak perawat di Indonesia, salah satunya Steven Stallone August perawat di ruangan HCU/ICU Wisma Atlet, Jakarta.

Perawat yang awalnya berdomisili di Surabaya ini mendaftar dan berangkat menuju Jakarta untuk menjadi salah satu relawan medis COVID-19. Meskipun di awalnya, Steven juga merasa takut.

"Awalnya dapat link dari teman yang sudah bekerja lebih dulu di laboratorium Wisma Atlet. Sempet kepikir sih takut untuk mendaftar, karena ya katanya ini berbahaya," ungkapnya yang disiarkan melalui BNPB, Rabu (29/4/2020).

Steven mengatakan, ia tetap mendaftar atas dasar instingnya sebagai seorang perawat untuk terjun langsung membantu masyarakat. Tetapi, perjalanannya saat ingin menjadi relawan cukup panjang.

Ia sempat tertunda dua gelombang pendaftaran sebagai relawan karena berbagai alasan. Keberangkatannya dari Surabaya ke Jakarta pun juga tertunda.

"Saat masuk di gelombang 6 kemudian diakomodir lagi ke gelombang 7. Setelah mendaftar, mengurus administrasi dan berkas-berkas yang paling penting itu surat izin orang tua," jelas Steven.

Akurasi Hanya 5 Persen, India Batalkan Pesanan Alat Tes Corona dari China

Pemerintah India membatalkan pesanan alat uji cepat (rapid test) virus Corona (COVID-19) dari China setelah ditemukan alat yang rusak. India juga menarik perlengkapan uji cepat virus yang sudah digunakan di beberapa negara bagian.
Dikutip dari laman BBC News, alat uji cepat COVID-19 ini disinyalir dapat mendeteksi antibodi dalam darah yang mungkin terinfeksi virus tersebut dengan waktu sekitar 30 menit untuk melihat hasilnya. Tentu tes tersebut dapat membantu pihak petugas untuk cepat memahami skala infeksi di wilayah tertentu.

Namun, menurut banyak ilmuwan, rapid test tersebut tidak dapat menguji virus Corona dalam tubuh atau digunakan untuk mendiagnosis COVID-19 pada pasien. Kit tes tersebut juga juga gagal dalam pemeriksaan kualitas oleh Dewan Penelitian Medis India (ICMR).

Sebelumnya, negara bagian di India mendorong ICMR untuk mengizinkan pengujian dengan kit uji cepat COVID-19. ICMR yang awalnya menolak, akhirnya membuka jalan dengan mengimpor kit dari dua perusahaan China.

Sayangnya, setelah diimpor, kit uji cepat COVID-19 hanya memiliki tingkat akurasi sekitar 5 persen. India bahkan menggunakan kit uji coba tersebut kepada pasien yang sudah positif, namun hasil tes malah menunjukkan hasil 'negatif'. Sementara itu, pihak China telah menolak klaim India atas tes kit yang rusak.

"Kualitas produk medis yang diekspor dari China diprioritaskan. Tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi individu-individu tertentu untuk menyebut produk-produk China sebagai 'salah' dan melihat masalah dengan prasangka yang belum terjadi," ujar juru bicara kedutaan besar China Ji Rong.

India sendiri kini memiliki 31.324 kasus positif virus Corona, dengan 1.008 kasus kematian menurut data dari Research Center Johns Hopkins University, Rabu (29/4/2020).

Protes Kekurangan APD, Dokter di Jerman Ramai-ramai Pose Telanjang

Sekelompok dokter di Jerman berpose telanjang sebagai bagian dari protes kurangnya alat pelindung diri (APD). Kelompok ini menamai diri mereka 'Blanke Bedenken' atau memiliki arti kekhawatiran kosong.
Salah satu dokter dari kelompok itu mengatakan merasa berisiko terinfeksi virus Corona akibat kurangnya APD. Permintaan mereka untuk APD lengkap seperti masker dan sarung tangan belum dipenuhi selama beberapa bulan terakhir.

"Ketelanjangan adalah simbol betapa rapuhnya kita tanpa perlindungan," kata Ruben Bernau, seorang dokter dalam kelompok ini, dikutip The Guardian.

Banyak dokter yang bergabung kedalam kelompok ini, turut menyuarakan kurangnya pasokan APD. Dalam posenya, para dokter ini berlindung di balik tisu toilet, peralatan medis, hingga resep yang mereka buat.

"Tentu saja kami ingin terus merawat pasien yang masih perlu menerima pemeriksaan. Untuk itu kami membutuhkan APD yang tepat," ujar Jana Husemann seorang dokter umum.

Sebelumnya, dokter di Jerman telah meminta lebih banyak APD kepada pemerintah sejak mewabahnya virus Corona di negara tersebut. Namun permintaan tersebut hingga kini belum terpenuhi, yang membuat timbulnya protes dari para dokter.

Baru-baru ini sebuah studi dari asosiasi asuransi kesehatan Jerman menemukan, dokter di Jerman kekurangan 100 juta masker sekali pakai.

4 Kasus Penularan Virus Corona Gara-gara Mudik dari Jakarta

 Pemerintah telah melarang mudik untuk menekan penularan virus Corona COVID-19. Namun, diperkirakan sudah ada sebagian warga yang keluar dari zona merah DKI Jakarta.
Ada kekhawatiran mudik membuka peluang bagi virus untuk menyebar ke daerah yang lebih luas. Ini disebabkan tidak semua orang yang mudik bisa dipastikan apakah ia benar-benar sehat bebas dari virus.

Setidaknya sudah ada 4 kasus konfirmasi virus corona yang dilaporkan berkaitan dengan pemudik dari Jakarta:

1. Kakek di Klaten
Seorang pasien usia 72 tahun berinisial SHS dari Klaten, Jawa Tengah, dikonfirmasi terinfeksi virus Corono dan menjalani perawatan di RSST Soeradji Tirtonegoro. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Klaten, dr Cahyono Widodo, menyebut kemungkinan pasien tertular dari sang cucu yang baru saja kembali dari Jakarta.

"Pada kasus ini dimungkinkan pasien terpapar ketika kontak dengan cucunya yang pulang dari Jakarta pada tanggal 24 Maret 2020-11 April 2020. Karena kondisi fisik yang bersangkutan termasuk usia rentan dan mempunyai penyakit penyerta, sehingga mudah untuk tertular," kata Cahyono.

2. Satu keluarga di Cianjur
Satu keluarga di Kecamatan Karangtengah Cianjur terindikasi positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test. Keluarga asal Jakarta yang diduga terpapar virus Corona itu terdiri dari ibu dan dua anaknya.

"Pemudik ini total ada empat orang, ibu dan tiga orang anak. Yang anaknya itu dua positif berdasarkan rapid test, dan yang satu anak bungsu itu negatif. Anggota keluarga lainnya yang di Cianjur yang menjadi tujuan mudik juga negatif. Tapi tetap kami pantau untuk lebih dipastikan," kata juru bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur, Yusman Faisal, beberapa waktu lalu.

Diberitakan sebelumnya selama beberapa hari di Cianjur keluarga tersebut berada di salah satu perumahan Kecamatan Karangtengah. Warga setempat memperhatikan sang ibu terus mengalami batuk yang tak kunjung sembuh sehingga melaporkannya ke RT dan RW.

3. Rombongan pemudik di Cilacap
Rombongan delapan pemudik yang datang dari Jakarta ke Cilacap naik mobil travel seluruhnya positif terpapar Corona hasil rapid test. Tes terhadap mereka dilakukan sebagai hasil tracing kejadian kakak salah satu pemudik meninggal mendadak setelah menerima pemudik tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi memaparkan kejadian meninggal mendadak itu jadi petunjuk investigasi. Kematian dinilai mengejutkan karena si kakak yang tak pernah ada riwayat dari zona merah meninggal selang beberapa hari setelah dikunjungi pemudik.

"Adiknya (si pemudik) kemudian dilakukan rapid test. Hasilnya positif (Corona)," kata Pramesti.

4. Balita di Garut
Seorang balita berusia dua tahun asal Garut positif COVID-19. Balita itu diduga tertular Corona dari sang ayah yang mudik dari Jakarta.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, balita jenis kelamin laki-laki berusia 2 tahun 2 bulan tersebut dinyatakan positif setelah hasil pemeriksaan swab testnya muncul. Menurut Helmi kondisi sang balita saat ini normal tanpa gejala.

"Sekarang klinisnya sudah sehat. Namun karena belum dinyatakan negatif, dia harus tetap kita lakukan isolasi," kata Helmi saat dikonfirmasi wartawan.

Helmi menjelaskan, balita tersebut kemungkinan besar tertular virus Corona dari sang ayah yang bekerja di Jakarta. Ayahnya diketahui mudik beberapa minggu lalu.

"Kemungkinan terinfeksi dari orang tuanya yang kerja di Jakarta," katanya.

Beredar Pesan Bahaya Ventilator bagi Pasien Corona, Ini Kata Kadinkes

Beredar pesan di Whatsapp yang menjelaskan bahaya dari pemakaian ventilator bagi pasien COVID-19. Dalam narasinya disebutkan, terdapat cairan kental kental di paru-paru seperti jeli yang melekat kuat sehingga membuat paru-paru kehilangan fungsi ventilasi, yang membuat pasien dalam keadaan hipoksia (kurangnya pasokan oksigen) dan akhirnya mati karena gagal nafas.
"Cairan kental ini merenggut nyawa pasien Corona dan membuat penderita berjuang seperti tenggelam dlm sumur, berteriak 'tolong'. Mereka dipenuhi dengan keputus-asaan dan rasa sakit, terengah-engah, bahkan jika memakai masker oksigen dan ventilator, tidak dapat menghirup oksigen," seperti yang tertulis dalam narasi pesan terebut.

Kemudian disebutkan, bahwa penggunaan ventilator oksigen secara buta bisa berujung kontra-produktif kepada pasien. Tekanan oksigen dari ventilator malah akan mendorong lendir lebih dalam ke ujung paru-paru.

"Sehingga semakin memperparah keadaan hipoksia pasien. Dengan kata lain, pengobatan Barat hanya melihat hipoksia pasien, tetapi tidak melihat penyebab di balik hipoksia pasien," tulis potongan pesan tersebut.

Disebutkan juga, pemberian oksigen via ventilator akan sia-sia jika dahak tersebut tak dihilangkan dengan sejumlah obat yang disebutkan dalam pesan tersebut.

"Menurut penulis, dalam kasus seperti ini Bronchoscopy bisa menjadi pilihan. Baru baru ini juga dikabarkan bahwa penggunaan Ventilator pada pasien covid 19 ternyata banyak menimbulkan efek negatif.. tidak seperti yang diharapkan. Semoga ini semua bisa menjadi masukan dan pertimbangan bagi para staf medis yang saat ini sedang berjuang keras untuk menyembuhkan pasien yang terlanda wabah covid 19, juga sebagai tambahan pengetahuan," seperti yang tertuang dalam penutup pesan tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, bahaya penggunaan ventilator bagi pasien COVID-19 tidak benar sejauh ini. "Jadi perlu saya sampaikan ventilator itu ada beberapa jenis," ujar Berli, Rabu (29/4/2020).

Menurutnya, pemberian ventilator akan disesuaikan jenisnya tergantung dari kondisi pasien. "Kalau kondisinya berat dia harus menggunakan entilator yang membantu pernafasan secara aktif, kalau masih bernafas secara spontan dia menggunakan ventilator yang sistemnya oksigen terapi," ucap berlu.

"Jadi terkait dengan informasi ventilator berbahaya bagi pasien COVID-19, itu tidak benar," katanya.

4 Kasus Penularan Virus Corona Gara-gara Mudik dari Jakarta

 Pemerintah telah melarang mudik untuk menekan penularan virus Corona COVID-19. Namun, diperkirakan sudah ada sebagian warga yang keluar dari zona merah DKI Jakarta.
Ada kekhawatiran mudik membuka peluang bagi virus untuk menyebar ke daerah yang lebih luas. Ini disebabkan tidak semua orang yang mudik bisa dipastikan apakah ia benar-benar sehat bebas dari virus.

Setidaknya sudah ada 4 kasus konfirmasi virus corona yang dilaporkan berkaitan dengan pemudik dari Jakarta:

1. Kakek di Klaten
Seorang pasien usia 72 tahun berinisial SHS dari Klaten, Jawa Tengah, dikonfirmasi terinfeksi virus Corono dan menjalani perawatan di RSST Soeradji Tirtonegoro. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Klaten, dr Cahyono Widodo, menyebut kemungkinan pasien tertular dari sang cucu yang baru saja kembali dari Jakarta.

"Pada kasus ini dimungkinkan pasien terpapar ketika kontak dengan cucunya yang pulang dari Jakarta pada tanggal 24 Maret 2020-11 April 2020. Karena kondisi fisik yang bersangkutan termasuk usia rentan dan mempunyai penyakit penyerta, sehingga mudah untuk tertular," kata Cahyono.

2. Satu keluarga di Cianjur
Satu keluarga di Kecamatan Karangtengah Cianjur terindikasi positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test. Keluarga asal Jakarta yang diduga terpapar virus Corona itu terdiri dari ibu dan dua anaknya.

"Pemudik ini total ada empat orang, ibu dan tiga orang anak. Yang anaknya itu dua positif berdasarkan rapid test, dan yang satu anak bungsu itu negatif. Anggota keluarga lainnya yang di Cianjur yang menjadi tujuan mudik juga negatif. Tapi tetap kami pantau untuk lebih dipastikan," kata juru bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur, Yusman Faisal, beberapa waktu lalu.

Diberitakan sebelumnya selama beberapa hari di Cianjur keluarga tersebut berada di salah satu perumahan Kecamatan Karangtengah. Warga setempat memperhatikan sang ibu terus mengalami batuk yang tak kunjung sembuh sehingga melaporkannya ke RT dan RW.

3. Rombongan pemudik di Cilacap
Rombongan delapan pemudik yang datang dari Jakarta ke Cilacap naik mobil travel seluruhnya positif terpapar Corona hasil rapid test. Tes terhadap mereka dilakukan sebagai hasil tracing kejadian kakak salah satu pemudik meninggal mendadak setelah menerima pemudik tersebut.

Tangani Tes Swab Pasien Corona, Ini Pengalaman Steven saat Jadi Relawan

Di tengah pandemi virus Corona COVID-19 banyak orang yang ikut ambil bagian menjadi relawan untuk membantu di garda terdepan. Salah satunya Steven Stallone August seorang perawat yang kini menjadi relawan.
Steven menceritakan pengalamannya menjadi perawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran. Saat ini ia bertugas di bagian High Care Unit (HCU) yang khusus menangani pasien dengan penanganan lebih.

"Mulai dari memonitor tanda-tanda vital pasien, kemudian keluhannya, dan penyakitnya mulai dari pemeriksaan laboratorium lengkap kemudian pemeriksaan swab," ujar Steven yang disiarkan langsung BNPB, Rabu (29/4/2020).

Ia mengaku tugasnya menjadi perawat relawan di RS Wisma Atlet masih cukup lama. Terlebih lonjakan kasus positif Corona di Indonesia masih terus meningkat. Hal ini berkaitan dengan masih dibutuhkannya relawan medis maupun non medis.

"Rencananya kan mulai tanggal 5 kami akan masuk karantina 14 hari. Setelah itu kami melanjutkan perpanjangan tugas selama satu bulan," kata Steven.

Pemerintah menyediakan fasilitas yang sangat lengkap bagi tenaga kesehatan maupun relawan yang bertugas di RS Wisma Atlet, mulai dari makanan, tempat tidur, hingga tempat untuk refreshing.

"Kami per dua orang dapat satu kamar dan kamarnya lumayan gede dan beberapa fasilitas lain yang bisa kita nikmati untuk refreshing, contohnya karaoke, bisa main tenis meja, main badminton, bisa juga muter-muter pakai skuter yang disediakan oleh Grab," pungkasnya.

Beredar Pesan Bahaya Ventilator bagi Pasien Corona, Ini Kata Kadinkes

Beredar pesan di Whatsapp yang menjelaskan bahaya dari pemakaian ventilator bagi pasien COVID-19. Dalam narasinya disebutkan, terdapat cairan kental kental di paru-paru seperti jeli yang melekat kuat sehingga membuat paru-paru kehilangan fungsi ventilasi, yang membuat pasien dalam keadaan hipoksia (kurangnya pasokan oksigen) dan akhirnya mati karena gagal nafas.
"Cairan kental ini merenggut nyawa pasien Corona dan membuat penderita berjuang seperti tenggelam dlm sumur, berteriak 'tolong'. Mereka dipenuhi dengan keputus-asaan dan rasa sakit, terengah-engah, bahkan jika memakai masker oksigen dan ventilator, tidak dapat menghirup oksigen," seperti yang tertulis dalam narasi pesan terebut.

Kemudian disebutkan, bahwa penggunaan ventilator oksigen secara buta bisa berujung kontra-produktif kepada pasien. Tekanan oksigen dari ventilator malah akan mendorong lendir lebih dalam ke ujung paru-paru.

"Sehingga semakin memperparah keadaan hipoksia pasien. Dengan kata lain, pengobatan Barat hanya melihat hipoksia pasien, tetapi tidak melihat penyebab di balik hipoksia pasien," tulis potongan pesan tersebut.

Disebutkan juga, pemberian oksigen via ventilator akan sia-sia jika dahak tersebut tak dihilangkan dengan sejumlah obat yang disebutkan dalam pesan tersebut.

"Menurut penulis, dalam kasus seperti ini Bronchoscopy bisa menjadi pilihan. Baru baru ini juga dikabarkan bahwa penggunaan Ventilator pada pasien covid 19 ternyata banyak menimbulkan efek negatif.. tidak seperti yang diharapkan. Semoga ini semua bisa menjadi masukan dan pertimbangan bagi para staf medis yang saat ini sedang berjuang keras untuk menyembuhkan pasien yang terlanda wabah covid 19, juga sebagai tambahan pengetahuan," seperti yang tertuang dalam penutup pesan tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, bahaya penggunaan ventilator bagi pasien COVID-19 tidak benar sejauh ini. "Jadi perlu saya sampaikan ventilator itu ada beberapa jenis," ujar Berli, Rabu (29/4/2020).

Menurutnya, pemberian ventilator akan disesuaikan jenisnya tergantung dari kondisi pasien. "Kalau kondisinya berat dia harus menggunakan entilator yang membantu pernafasan secara aktif, kalau masih bernafas secara spontan dia menggunakan ventilator yang sistemnya oksigen terapi," ucap berlu.

"Jadi terkait dengan informasi ventilator berbahaya bagi pasien COVID-19, itu tidak benar," katanya.

Gojek Hadirkan Pusat Info COVID-19 di Aplikasi, Apa Saja Fiturnya?

Kabar baik buat pengguna Gojek yang ingin mendapat informasi dan segala sesuatu tentang COVID-19 di Indonesia. Kini Gojek menghadirkan Pusat Info COVID-19 dalam aplikasinya. Seluruh informasi dirangkum dari sumber-sumber resmi dan terpercaya.
Chief of Public Policy and Government Relations Gojek, Shinto Nugroho mengatakan layanan di aplikasi Gojek telah menjadi andalan masyarakat Indonesia sebelum dan juga di tengah pandemi. Sebab itu, pihaknya berupaya menghadirkan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk penyediaan informasi yang berguna mengenai COVID-19.

"Pusat Info COVID-19 dalam aplikasi Gojek hadir merangkum berbagai informasi dari sumber-sumber resmi termasuk pemerintah, sehingga masyarakat dan pengguna Gojek dapat mengakses informasi terkait COVID-19 dengan mudah dan cepat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/4/2020).

Diungkapkannya, terdapat beragam informasi mulai dari tips kesehatan hingga informasi terkini kasus COVID-19 di Indonesia. Pusat Info COVID-19 juga menghubungkan konsumen dengan layanan telemedik dari Halodoc sehingga pengguna bisa melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri, mendapatkan obat, hingga menjadwalkan rapid test jika diperlukan.

"Pusat Info COVID-19 turut mencantumkan informasi mengenai rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat dari lokasi pengguna, serta kontak hotline otoritas setempat yang dapat dihubungi apabila masyarakat membutuhkan bantuan lebih lanjut. Intinya, kami berupaya menghadirkan one-stop information dalam satu genggaman," tambah Shinto.

Berikut tampilan dan informasi yang terdapat pada Pusat Info COVID-19 di aplikasi Gojek:

Informasi perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia

Gojek
Informasi yang diperbarui secara berkala dirangkum dari situs covid19.go.id yang dikelola Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Daftar rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat dari lokasi pengguna

Gojek
Halaman ini terdiri dari daftar ratusan lokasi rumah sakit rujukan Kementerian Kesehatan dan rujukan Dinas Kesehatan yang tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Lewat halaman ini pengguna bisa mendapatkan panduan rute ke rumah sakit tujuan.

Tips kesehatan, layanan pemeriksaan kesehatan mandiri, serta layanan telemedik atau konsultasi dokter secara online

Gojek
Informasi dan layanan ini disediakan oleh Gojek bekerja sama dengan Halodoc.

Hotline (saluran siaga) yang dikelola oleh otoritas di masing-masing daerah

Gojek
Apabila dibutuhkan, pengguna dapat langsung menghubungi otoritas bersangkutan untuk mendapat bantuan lebih lanjut.

Sementara itu, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan saat ini banyak sekali orang yang menggunakan aplikasi Gojek guna memenuhi kebutuhan. Maka pihaknya sangat mendukung ketika Gojek berinisiatif menghadirkan sebuah kanal informasi mengenai COVID-19 di aplikasinya.

"Ini artinya masyarakat akan semakin dimudahkan untuk menemukan informasi yang akurat dan sesuai kebutuhan mereka," ujar Doni.

Doni juga melihat keberadaan layanan telemedik di aplikasi Gojek sangat penting. Sebab di tahap awal bila merasa sakit atau tidak enak badan, masyarakat dapat memanfaatkan semaksimal mungkin layanan ini untuk meminimalisir risiko terpapar COVID-19.

"Ini membantu kinerja tenaga kesehatan agar bisa berfokus menangani kasus dengan tingkat risiko menengah dan tinggi di rumah sakit," jelasnya.

Pusat Info COVID-19 dapat digunakan setelah pengguna meng-update aplikasi Gojek ke versi terbaru. Hadirnya Pusat Info COVID-19 diharapkan membuat masyarakat semakin sigap menghadapi penyebaran virus corona.

China Yakin Telah Berhasil Atasi Corona, Gelar Sidang Parlemen Mei Nanti

Parlemen China akan menggelar sidang tahunan pada 22 Mei mendatang, yang sempat tertunda akibat wabah virus Corona (COVID-19). Sidang tahunan yang biasanya dihadiri Presiden Xi Jinping ini akan digelar di tengah keyakinan China bahwa pengendalian dan pencegahan virus Corona di negara itu semakin membaik.
Seperti dilansir AFP, Rabu (29/4/2020), kepemimpinan Partai Komunis China mengumumkan pada Februari lalu bahwa sidang tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC) ditunda untuk pertama kali dalam beberapa dekade terakhir, karena negara itu sedang fokus memerangi wabah virus Corona yang kini mengglobal. Selama ini, sidang NPC selalu digelar setiap tahun sejak tahun 1978.

Laporan terbaru kantor berita resmi Xinhua News Agency mengumumkan bahwa sidang tahunan itu dijadwalkan ulang untuk digelar pada 22 Mei mendatang. Hal ini dipandang sebagai pertanda keyakinan kepemimpinan China bahwa negara itu telah mampu mengendalikan wabah virus Corona.

Jajaran pemimpin Partai Komunis China, termasuk Presiden Xi Jinping, selalu menghadiri NPC setiap tahunnya. Berbagai delegasi dari seluruh wilayah China juga hadir dalam sidang tahunan untuk membahas rancangan undang-undang, rencana anggaran dan perombakan pejabat yang telah diputuskan oleh Partai Komunis.

"Di bawah kepemimpinan yang kuat dari Komisi Pusat Partai Komunis China (CPC) dengan Kamerad Xi Jinping sebagai intinya, dan melalui kerja keras dari negara dan seluruh rakyat, situasi pencegahan dan pengendalian wabah COVID-19 di China semakin membaik dan perekonomian dan kehidupan sosial yang normal secara bertahap mulai kembali," sebut Standing Committee NPC -- lembaga yang mengawasi sidang parlemen tahunan -- dalam pernyataannya.

"Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, kondisi untuk menggelar sidang tahunan NPC pada waktu yang tepat telah siap," imbuh pernyataan itu.

Dengan sebagian besar pembatasan ketat telah dicabut, termasuk di kota Wuhan dan Provinsi Hubei yang menjadi pusat awal wabah virus Corona, saat ini masih ada langkah-langkah karantina ketat yang diberlakukan terhadap orang-orang yang datang ke Beijing -- lokasi digelarnya sidang tahunan nanti -- dari wilayah lainnya di China.

Tidak diketahui secara jelas bagaimana proses itu akan berdampak pada sidang tahunan yang akan dihadiri oleh nyaris 3 ribu delegasi dari berbagai wilayah China.

Pada Rabu (29/4) waktu setempat, otoritas kesehatan China melaporkan 22 kasus baru virus Corona dan nol tambahan kematian. Angka itu terdiri atas 21 kasus impor atau penularan luar negeri dan satu kasus domestik atau penularan lokal di Provinsi Guangdong.

Sejauh ini, total kasus virus Corona di China daratan mencapai 82.858 kasus, dengan 4.633 kematian. Sebanyak 77.578 pasien virus Corona di negara ini dinyatakan telah sembuh dan sekitar 647 pasien lainnya masih menjalani perawatan medis.

Gojek Hadirkan Pusat Info COVID-19 di Aplikasi, Apa Saja Fiturnya?

Kabar baik buat pengguna Gojek yang ingin mendapat informasi dan segala sesuatu tentang COVID-19 di Indonesia. Kini Gojek menghadirkan Pusat Info COVID-19 dalam aplikasinya. Seluruh informasi dirangkum dari sumber-sumber resmi dan terpercaya.
Chief of Public Policy and Government Relations Gojek, Shinto Nugroho mengatakan layanan di aplikasi Gojek telah menjadi andalan masyarakat Indonesia sebelum dan juga di tengah pandemi. Sebab itu, pihaknya berupaya menghadirkan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk penyediaan informasi yang berguna mengenai COVID-19.

"Pusat Info COVID-19 dalam aplikasi Gojek hadir merangkum berbagai informasi dari sumber-sumber resmi termasuk pemerintah, sehingga masyarakat dan pengguna Gojek dapat mengakses informasi terkait COVID-19 dengan mudah dan cepat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/4/2020).

Diungkapkannya, terdapat beragam informasi mulai dari tips kesehatan hingga informasi terkini kasus COVID-19 di Indonesia. Pusat Info COVID-19 juga menghubungkan konsumen dengan layanan telemedik dari Halodoc sehingga pengguna bisa melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri, mendapatkan obat, hingga menjadwalkan rapid test jika diperlukan.

"Pusat Info COVID-19 turut mencantumkan informasi mengenai rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat dari lokasi pengguna, serta kontak hotline otoritas setempat yang dapat dihubungi apabila masyarakat membutuhkan bantuan lebih lanjut. Intinya, kami berupaya menghadirkan one-stop information dalam satu genggaman," tambah Shinto.

Berikut tampilan dan informasi yang terdapat pada Pusat Info COVID-19 di aplikasi Gojek: