Trans Studio Mall telah hadir di Cibubur. Mal baru ini bisa jadi tujuan liburan long weekend traveler.
Trans Studio Mall Cibubur diresmikan oleh Chairul Tanjung, Chairman CT Corp, bersama dengan jajarannya tanggal 5 April 2019 lalu. Pilihan destinasi wisata long weekend di Cibubur pun semakin bertambah.
Dengan hadirnya Trans Studio Mall Cibubur, diharapkan masyarakat yang tinggal di pinggiran Jakarta, seperti di Cibubur dan sekitarnya bisa mendapatkan hiburan berkelas dunia tanpa harus jauh-jauh ke daerah lain.
Dari informasi yang dikumpulkan detikcom, Sabtu (20/4/2019), Trans Studio Mall Cibubur berada di atas lahan seluas kurang lebih 100 ribu meter persegi, di dalam komplek terpadu Transpark Cibubur.
Traveler pecinta belanja rasanya bakalan betah berlama-lama di sini. Beragam kebutuhan sehari-hari tersedia di Trans Studio Mall Cibubur. Ada 200 tenant brand nasional maupun internasional, mulai dari brand fashion seperti Furla, HnM, Aigner, Uniqlo, Frank and Co, hingga makanan dan minuman. Transmart dan Metro Departement Store juga hadir di mal ini.
Tak ketinggalan, mal dilengkapi Bioskop XXI buat traveler yang hobi nonton. Satu lagi yang menarik dari mal ini adalah taman rekreasi Trans Studio. Luasnya pun tak tanggung-tanggung, mencapai 3.500 meter persegi.
Taman rekreasi itu akan memiliki 18 wahana dengan teknologi mutakhir. Mau wahana yang santai atau yang ekstrem, semua ada. Namun buat seru-seruan di Trans Studio traveler harus bersabar. Taman rekreasi ini baru akan dibuka sekitar 2 bulan lagi.
Ke Festival Crossborder Nunukan Direkomendasikan Cicipi Luba Laya
Berbicara tentang kuliner nusantara tak akan ada habisnya. Selalu saja ada kuliner unik dan nikmat di setiap daerah. Salah satunya Luba Laya khas suku Dayak Lundayeh yang dapat dijumpai saat Festival Crossborder Nunukan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kuliner menjadi cara paling cepat, paling efektif, dan paling halus untuk melakukan penetrasi pasar wisatawan. Contohnya wisatawan Malaysia dan Brunei yang rela menempuh perjalanan jauh ke Pontianak hanya untuk berwisata kuliner.
"Itulah keunggulan kuliner kita. Siapa pun pasti terpikat. Kelezatan kuliner Indonesia sudah mendunia. Nah yang masih penasaran akan kelezatan kuliner khas Kalimantan silahkan datang ke Festival Crossborder Nunukan. Nanti akan ada bazar kuliner juga disana," ungkap Menteri asal Banyuwangi dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/4/2019).
Tak hanya warga lokal, turis asing pun tak mau ketinggalan festival Crossborder Nunukan yang digelar 27-28 April nanti karena menyuguhkan kuliner yang nikmat.
"Soal kuliner Kalimantan itu sangat kaya. Referensinya banyak. Inilah salah satu tujuan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Festival Crossborder. Kami ingin mengangkat juga kekayaan kuliner di Kalimantan sehingga makin dikenal wisatawan," ujar Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung.
Luba Laya sendiri bentuknya sepintas seperti lontong, bukan sembarang lontong. Kuliner khas suku Dayak Nunukan ini memiliki rasa yang berbeda karena terbuat dari beras organik, Adan Krayan. Hal tersebut membuat rasanya lebih gurih dan sedikit rasa manis dibanding dengan lontong biasa.
Biasanya Luba Laya dibungkus menggunakan daun Itip, sejenis pohon pisang pisangan yang biasanya ditanam untuk taman. Hal itu untuk mendapatkan harum yang khas, namun bisa juga dibungkus dengan daun pisang tanpa mengurangi rasa dari kulinernya.
Kuliner tersebut paling enak disantap dengan telu atau biter. Bisa juga dinikmati dengan Dorma atau Soto.
Menurut Adella, nikmatnya berbagai kuliner Kalimantan seperti Luba Laya kini menjadi buruan wisatawan. Khususnya wisatawan asal Malaysia dan Brunei Darussalam yang rela berburu kuliner hingga ke Pontianak melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nunukan.
"Potensi ini tentu bisa dimaksimalkan. Pengembangan destinasi kuliner di Nunukan dapat menjadi opsi untuk mendorong pengembangan perekonomian masyarakat. Opsi-opsi ini yang kita dorong lewat Festival Crossborder yang rutin kita gelar di Nunukan," tambah Adella.
Terpisah Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono menuturkan, kuliner menjadi sarana efektif menjaring wisatawan negeri tetangga. Apalagi lidah wisatawan Malaysia dan Brunei Darussalam sangat familiar dengan rasa kuliner di Kalimantan yang pada dasarnya masyarakatnya masih sama-sama rumpun Melayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar