Rabu, 19 Februari 2020

Kota Tua Uchiko, Romansa Zaman Edo di Jepang

Nama Ehime di Jepang mungkin belum populer bagi wisatawan Indonesia. Namun prefektur ini menyimpan kota tua cantik yang tak lekang oleh waktu, Uchiko Town.

Tempat wisata di Jepang tak pernah lepas dari cerita budaya dan kulturnya. Sejarah menjadi bagian yang beriringan dengan pesona Jepang. Tak terkecuali dengan Prefektur Ehime.

detikTravel bersama rombongan media dari Indonesia, atas undangan Japan Airlines (JAL) dan Japan National Tourism Organization (JNTO), berkunjung ke Prefektur Ehime. Salah satu objek wisata populernya adalah Uchiko Town.

Uchiko Town merupakan kawasan kota tua yang sudah dibuka sejak sekitar 20 tahun silam. Kota tua ini menampilkan rumah-rumah tua peninggalan zaman Edo dan Meiji.

Tak seperti kota tua kebanyakan, rumah di Uchiko Town masih ditempati dan menjadi milik masyarakat. Namun, wisatawan bisa bebas melihat gaya rumah tradisional di sini.

Memang, tak semua rumah dipertahankan dengan gaya tradisional. Rumah bergaya zaman Edo akan terlihat sangat khas.

"Rumah zaman dulu sangat khas, bagian depannya bisa diangkat atau dibuka menjadi kursi," ujar Matsuyama, pemandu wisata di Uchiko Town.

Benar, rumah dengan gaya tradisional terlihat sangat mencolok. Jendela terbuat dari kayu dan saat dibuka, bagian bawah jendela akan menjadi bangku teras yang menempel dengan rumah.

"Rumah di sini dulu dibangun berdasarkan kasta, ada level-levelnya," kata Matsuyama.

Bagian samping rumah di Uchiko Town juga sangat khas. Bagian ini terbuat dari tanah liat dan diberi nama Okabe. Okabe memiliki besi pengait di tengah dinding.

"Tujuan dari besi pengait adalah mempermudah masyarakat dalam memperbaiki atau merawat okabe. Salah satu fungsinya menggantungkan alat-alat tukang saat perbaikan," jelas Matsuyama.

Sambil berjalan, Matsuyama memberikan banyak contoh-contoh rumah zaman Edo. Kawasan ini dirawat dengan sangat baik dan bersih. Wisatawan tidak akan menemukan satu sampah pun di Uchiko Town.

Kebanyakan dari masyarakat Uchiko Town bekerja sebagai petani. Sebagian lagi bekerja di luar kota atau membuka rumahnya sebagai museum komersil.

Ada beberapa museum menarik yang bisa traveler kunjungi di sini. Sebut saja Japanese Wax Museum & Kamihaga Residence. Ini adalah museum lilin yang produknya telah sampai ke Eropa dan Amerika Serikat pada saat itu.

Museum ini dimiliki oleh Keluarga Kamihaga yang memang menjadi pengekspor lilin. Di museum ini, wisatawan akan diajak untuk mengenal pembuatan lilin jaman itu.

Memakai bahan dasar lilin, Keluarga Kamihaga juga merambah dunia kosmetik. Museum ini memiliki satu bangunan khusus yang menjadi tempat pameran produk Kamihaga pada jaman ini.

Wisatawan juga diajak untuk mengenal rumah tradisional peninggalan dari Keluarga Kamihaga. Sebagai orang yang terpandang, rumah Kamihaga sangat unik karena hanya terbuat dari kayu yang disusun.

Kalau sudah puas berkeliling di Japanese Wax Museum & Kamihaga Residence, wisatawan bisa mencari sudut-sudut cantik untuk foto. Uchiko Town menawarkan romansa zaman Edo yang instagrammable.

Udara musim dingin tak menyurutkan semangat rombongan media untuk menikmati Uchiko Town. Suasana teduh dan tenang kawasan ini bikin siapa pun ingin terus foto-foto.

Sesekali, kamu akan menemukan warung-warung suvenir, buah dan kedai teh. Yang paling khas dari Prefektur Ehime, tentu saja buah jeruk yuzu. Harganya cukup murah dan beragam tergantung dari manisnya buah.

Ada pula warung dengan konsep kejujuran lho! Masyarakat bisa membeli sayur dan buah dengan meletakkan uang pas di sebuah bambu yang telah dilubangi.

"Dulu rumah-rumah ini satu kavling besar, terlihat dari bangunan yang menyatu sama lain. Ini bisa dilihat di sisi rumah saat ini," kata Matsuyama.

Rupanya Japanese Wax Museum & Kamihaga Residence bukan satu-satunya museum lilin. Ada toko Japanese Candles yang juga membuat lilin selama 5 generasi.

Toko ini dimiliki oleh Omori Yataro. Di sini, wisatawan bisa melihat dan membeli langsung lilin vegan yang dibuat oleh kelaurga Omori dari zaman edo.

Masih belum puas dengan sejarah dan budaya Jepang? Wisatawan bisa datang dan berkunjung ke Uchiko History & Folklore Museum. Inilah museum yang memamerkan cara hidup masyarakat Ehime di zaman Edo.

Museum ini memakai konsep diorama dengan rekaman percakapan yang sederhana. Museum ini memiliki ruang utama, dapur, lumbung, dan apotek.

Seakan diajak mengulang waktu, wisatawan akan terus dimanja dengan suasana tradisional Jepang. Burung bangau yang jadi hewan sakral bisa dilihat dalam bentuk patung dan dekorasi di atap rumah.

Sekali lagi, traveler diajak menikmati masa lalu di Uchiko-Za. Teater Uchiko-Za adalah satu-satunya teater di kawasan itu pada zaman Edo. Bangunan Uchiko-Za menjadi yang paling besar pada zaman itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar