Jumat, 21 Februari 2020

Harga Tiket Pesawat Masih Mahal di Sebagian Penerbangan

Penurunan harga tiket pesawat ternyata tidak merata. Sebagian rute masih memasang harga mahal yang dikeluhkan traveler.

Masalah harga tiket pesawat mahal ini belum tuntas sepenuhnya. detikTravel pun mewawancarai sejumlah traveler yang menjadi anggota komunitas d'Traveler di detikcom. Yang pertama adalah Martha Simandjuntak, traveler asal Jakarta. Menurut dia harga tiket pesawat berangsur normal.

"Kemarin sempat mantau Jakarta ke Yogya, ke Belitung, nggak (mahal) sih," kata Martha saat dihubungi detikTravel, Selasa (26/2/2019).

Menurut dia harga tiket pesawat yang full service ke Yogyakarta normalnya Rp 1 juta. Sedangkan yang medium service normalnya Rp 600 ribu. Ditambah lagi diskon dari online travel agent, harganya jadi murah.

"Iya jadi murah, tapi aslinya ya normal. Kalau dibilang mahal ya nggak. Memang segitu dari dulu harga normal ke Yogyakarta atau ke Belitung," kata dia.

Hal ini kontras dengan yang dirasakan M Catur Nugraha, pelaku usaha perjalanan wisata domestik Jelajah Sumbar. Catur mengeluhkan harga tiket pesawat yang masih mahal ke Padang.

"Nggak turun-turun, ini buat yang ke Padang ya. Tahun lalu kalau low season kayak begini, Jakarta-Padang mulai dari Rp 540 ribuan lah, Batik Rp 600-an, Garuda Rp 800-an. Sekarang Batik Rp 1,5 juta, Garuda Rp 2 juta," keluh dia.

Untuk para pelaku usaha tur, kondisi ini sangat merugikan. Di Lombok pun menurut Catur demikian. Habis terkena gempa, sekarang masalah tiket pesawat mahal. Tamu pun menjadi sepi.

"Kalau Sumbar kabar dari teman masih sedikit bernafas, karena masih ada wisatawan dari Malaysia," ujar dia.

Hal senada pun dikisahkan Zulfan Ariansyah, traveler dari Banda Aceh. Menurutnya sampai sekarang masih ada warga Banda Aceh yang terbang dulu ke Kuala Lumpur baru ke Jakarta demi tiket murah.

"Ada, Mas (yang begitu). Menurut saya kalau selaku orang Aceh asli sangat berharap agar harga tiket untuk orang Aceh harus semurah-murahnya karena menurut sejarah Aceh adalah penyumbang dana pembelian pesawat perdana bagi Indonesia," ujar Zulfan.

Tiket Pesawat Mahal, Penumpang di Bandara SIM Aceh Turun 30 Persen

Jumlah penumpang pesawat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Aceh turun 30 persen akibat tiket pesawat mahal di dalam negeri. Mereka terbang lewat Malaysia.

"Secara umum pastilah ada dampak penurunan (karena tiket mahal). Cuma kalau dari traffic penerbangan turun sekitar 15 persen sampai 20 persen. Untuk penumpang sekitar 15-30 persen," kata GM PT Angkasa Pura-2 Bandara Sultan Iskandar Muda, Yos Suwagiono, saat dikonfirmasi wartawan di Blang Bintang, Aceh Besar, Selasa (26/2/2019).

Sebelumnya jumlah penumpang di pintu kedatangan dan keberangkatan mencapai 3.500 orang/hari. Namun dalam dua bulan terakhir, jumlahnya turun menjadi 2.500 orang.

Menariknya, jumlah penumpang yang berangkat ke Malaysia mengalami peningkatan pasca harga tiket pesawat melonjak drastis dalam negeri. Yos mencatat, 40 persen penumpang sekarang terbang ke Malaysia. Malaysia diketahui, bisa jadi rute alternatif ke Jakarta dengan harga lebih murah.

"Sekarang Air Asia sudah terbang sehari tiga kali. Penerbangan ke Penang juga sudah ada setiap hari," ungkap Yos.

Menurut Yos, meski pihak maskapai sudah menurunkan harga tiket pesawat, namun belum mampu mendongkrak jumlah penumpang pesawat. Ia menyebut, harga tiket turun berkisar 20-30 persen.

"Kenaikan kemarin kan hampir 100 persen. Terasa bagi masyarakat, kecuali bagi pelaku bisnis," jelasnya.

"Bagi kita secara year to year Januari sampai Maret memang dari tahun ke tahun selalu turun. Karena di saat itu low season. Tapi karena peningkatan harga tiket ini lebih turun lagi," kata Yos.

Tak hanya jumlah penumpang yang mengalami penurunan. Pengangkutan kargo juga turun antara 5-15 persen. Hal itu, sebutnya, dampak dari aturan maskapai yang membebankan biaya kargo bagi penumpang.

"Penerapan biaya kargo juga sangat berdampak," bebernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar