Senin, 24 Februari 2020

Patung Pertama Wallace di Luar Inggris Berdiri di Tangkoko

 Nama ilmuwan legendaris Alfred Russell Wallace terkenal seantero dunia. Akhirnya, patung pertama Wallace di luar Inggris berdiri di Cagar Alam Tangkoko Bitung.

Lebih dari 150 tahun yang lalu, Alfred Russell Wallace pergi dari tanah kelahirannya di Inggris menuju Indonesia. Kedatangan Wallace ke Indonesia untuk melakukan penelitian tentang keanekaragaman hayati, terutama soal flora dan fauna.

Perjalanan Wallace di Pulau Celebes sampai ke Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara. Dari penelitian inilah, Wallace mempublikasikan teorinya soal Wallace Line, garis imajiner yang membagi keanekaragaman hayati di Indonesia Barat dengan Indonesia Timur. Penelitian Wallace inilah yang menginspirasi Charles Darwin untuk menerbitkan Teori Evolusi.

Untuk mengenang jasa Wallace bagi ilmu pengetahuan, sebuah patung diri Wallace pun berdiri tegak di Cagar Alam Tangkoko. Inilah patung pertama Wallace yang berdiri di luar Inggris.

"Atas nama orang-orang Inggris, dan juga mewakili Kedutaan Inggris, kami ingin mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini. Ini adalah Patung Wallace pertama di luar Inggris," ungkap Paul Smith, Direktur British Council Indonesia pada detikTravel di Cagar Alam Tangkoko Batoeangoes, Kamis (21/2/2019).

Dalam perjalanannya, nama Charles Darwin memang lebih terkenal daripada Alfred Wallace. Namun, itu tidak menutup fakta soal keilmuwan Wallace yang jauh lebih unggul daripada Darwin. Darwin sendiri pun mengakui hal itu.

"Alfred Wallace adalah a good friend of Darwin. Darwin sendiri mengakui Wallace lebih pintar dari dia. Semua orang kenal Darwin, tapi kita ingin agar orang ini (Wallace -red) juga dikenal sebagai seorang saintis yang hebat di bidang keanekaragaman hayati," imbuh Paul.

Patung Wallace ini dibuat oleh seniman bernama Hendra Susanto. Patung ini memiliki tinggi 2 meter, ditambah dengan pondasi sekitar 2,5 meter, total ketinggian patung Wallace ini sekitar 4,5 meter.

Traveler bisa mengenang jasa Wallace untuk ilmu pengetahuan dengan mengunjungi patung ini di Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara.

Kini Kamu Bisa Bawa Sepeda ke Dalam Kereta Api

PT KAI kini membolehkan penumpang untuk membawa sepeda ke dalam kereta. Satu penumpang membawa satu sepeda yang telah dilipat atau dalam kondisi tak dirakit.

Kereta api menjadi alternatif transportasi darat yang banyak dipilih untuk berlibur. Selain karena lebih cepat dibandingkan bus, ada kelebihan lain yang dimiliki kereta api. Salah satunya soal bagasi.

Sebelum naik ke kereta, penumpang akan diminta menghubungi kondektur untuk membantu penempatan penyimpanan sepeda karena saat ini belum ada tempat khusus.

"KAI memahami kebutuhan sekaligus menjamin kenyamanan perjalanan para pengguna jasanya sehingga ditetapkan aturan tentang bagasi tersebut," ujar VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komarudin dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019).

Ia menjelaskan KAI menetapkan bahwa setiap penumpang diberikan bagasi gratis sampai berat maksimum 20 kg dengan volume maksimum 100 dm3 (dimensi maksimal 70x48x30 cm) dan sebanyak-banyaknya terdiri dari empat koli (item bagasi).

Jika saat boarding di stasiun penumpang diketahui membawa bagasi yang melebihi ketentuan tersebut, maka dikenakan biaya sebesar Rp 10 ribu per kg untuk kelas eksekutif, Rp 6.000 per kg untuk kelas bisnis, dan Rp 2.000 per kg untuk kelas ekonomi. Sementara untuk barang yang lebih besar dari 200 dm3 (dengan dimensi maksimal 70x48x60 cm) tidak diperbolehkan dibawa ke kabin penumpang.

Menurut Agus kebijakan bagasi ini diberlakukan tidak hanya menyangkut kenyamanan penumpang, namun juga keselamatan dan kelancaran operasional moda transportasi yang digunakan.

Selain sepeda, masyarakat juga dapat membawa serta kursi roda, bahkan kereta dorong bayi ke dalam kabin penumpang dengan gratis selama masih sesuai dengan standar yang diberlakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar