Ini dia Indonesia yang kita kenal, dimana antar umat beragamanya hidup rukun. Saat Hari Raya Nyepi di Bromo, umat Muslim pun menjaga umat Hindu.
Pemandangan unik terlihat dalam Pelaksanaan Catur Brata Penyepian Tahun Baru Saka 1941, di Perkampungan Suku Tengger, Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Pelaksanaan Nyepi dimulai hari ini, Kamis (7/3/2019) hingga besok Jumat Pukul 05.00 WIB. Sejumlah warga muslim hadir di pos penjagaan ring 2, atau pintu masuk utama di Desa Wonokerto, Probolinggo.
Warga muslim desa setempat, turut serta melakukan penjagaan akses masuk perkampungan warga Suku Tengger bersama Jaga Baya atau petugas pengamanan adat, TNI dan Polri. Warga muslim bergantian, memberikan imbauan bagi pengunjung atau traveler yang hendak melintasi perkampungan warga Suku Tengger.
Pengunjung diminta kembali atau berbalik arah, lantaran tengah ada Pelaksanaan Nyepi Umat Hindu. Kepala Desa Wonokerto, Heri Tri Hartono mengatakan, aksi warganya tersebut merupakan simbol toleransi antar umat beragama.
Setiap tahunnya, sinergitas antar umat Muslim dan Hindu selalu dilakukan saat pelaksanaan Nyepi. Begitupun saat ada acara keagamaan umat Islam, warga beragama Hindu akan turut juga memberikan bantuan.
"Saling bantu ini, sudah biasa dilakukan warga Wonokerto, Pak. Dan ini cerminan kebhinekaan bangsa Indonesia," terang Heri, Kamis (7/3/2019).
Sementara selama pelaksanaan Nyepi, penjagaan bersama dilakukan secara bergantian antar warga umat Hindu dan Islam. Itu terus dilakukan, selama 24 jam ke depan. Damai di Bumi, damai Indonesia kita.
Hari Raya Nyepi di Bromo, Turis Dilarang Keluar Hotel
Hari Raya Nyepi juga dirayakan umat Hindu Suku Tengger di Gunung Bromo. Wisatawan diminta tidak keluar hotel.
Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo ditutup sejak Kamis pagi pukul 05.00 WIB. Penutupan dilakukan 24 jam, seiring dimulainya Pelaksanaan Catur Brata Penyepian Tahun Baru Saka 1941. Penutupan ini merupakan tahun kedua dilakukan, dimana merupakan permintaan Persatuan Umat Hindu, Suku Tengger.
Selain di Probolinggo, penutupan juga dilakukan di 3 daerah lainnya meliputi, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Camat Sukapura, Yulius Christian menyampaikan, penutupan akses jalan berada di Desa Wonokerto, yang merupakan pintu utama.
Di Kecamatan Sukapura, Probolinggo setidaknya ada 5 desa yang melaksanakan Nyepi. Meliputi Desa Wonokerto, Ngadas, Wonotoro, Jetak dan Ngadisari.
"Untuk penjagaan dilakukan seratus 'Jaga Baya' , ditambah bantuan anggota TNI, Polri,"kata Yulius, Kamis (7/3/2019).
Untuk wisatawan yang tengah menginap di hotel, menurut Yulius tidak diperbolehkan beraktivitas di luar hotel hingga 24 jam kedepan. Selain penjagaan, jaga baya bersama TNI dan Polri sesekali keliling desa, guna menjamin Pelaksanaan Nyepi berjalan lancar dan khidmat.
Sementara Ketua Paruman Walaka Hindu Dharma, Suku Tengger Sunomo mengatakan, selama Nyepi warga Umat Hindu melakukan Tapa Brata. Mereka melakukan Amati Geni tidak ada api, Amati Karya tidak boleh bekerja atau beraktivitas. Amati Lelungan tidak boleh bepergian dan Ameti Lelalungan tidak boleh bersuara, serta puasa 24 jam.
"Maksudnya Nyepi ini merupakan bentuk bersatu dengan alam, dan meminta ke sang pencipta melalui Tapa Brata," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar