Selasa, 18 Februari 2020

Berjumpa dengan Hiu Paus Raksasa di Botobarani (2)

Hasil limbah cuciannya, akan mengalir ke laut berbentuk plangton yang menjadi makanan hiu paus. Namun kemunculan hiu paus saat itu dianggap hanya fenomena alam biasa oleh masyarakat.

"Saya kan kebetulan anak free dive. Kebetulan sore saya turun cari ikan namun begitu berada di 15 meter saya buru-buru naik karena kaget lihat ekornya," Pak Cecep memulai ceritanya.

Kejadiannya sekitar bulan Februari 2016. Keesokan harinya, ia kembali menyelam dengan perlengkapan scuba karena terdorong rasa penasaran serta ingin mengambil barangnya yang terjatuh. Saat itu ia kembali bertemu hiu paus.

"3 ekor, setelah itu selama 2 minggu berikutnya saya turun terus dan selalu ketemu," katanya lagi.

Wisatawan yang datang termasuk saya, saat itu menyewa perlengkapan snorkeling serta perahu yang membawa kami ke tengah laut sejauh 15-30 meter.

Sampai di tengah, bapak tukang perahu lantas memukul-mukulkan dayung pada badan perahu hingga terdengar suara yang keras sambil meneriakkan sejumlah nama.

"Masyarakat memang memberikan nama pada hiu paus," kata Pak Cecep. Saat ini yang populer dan sering muncul adalah Sherly dengan panjang 12 meter, dan Bima dengan panjang 16 meter.

Tiba-tiba bayangan hitam besar mendekati perahu, hiu paus muncul dengan moncong yang seolah tersenyum menyambut saya. Ia lalu membuka mulutnya lebar-lebar sehingga saya bisa melemparkan udang serta ikan kecil lainnya ke dalam mulut. Setelah itu, ia akan pergi lagi, berpindah ke perahu-perahu yang lain.

Selain memberi makan dari atas perahu, berenang menjadi pilihan yang menyenangkan. Walau masih ada sedikit ketakutan namun melihat hiu paus utuh dari dekat memberikan perasaan tegang namun senang, selayaknya bertemu pujaan hati.

"Apakah hiu paus selalu muncul setiap hari?" tanya saya pada Pak Cecep.

"Tentu tidak, ada waktu-waktu tertentu," jawabnya.

Pak Cecep telah melakukan penelitian dan pemantauan selama kurung waktu 4 tahun sehingga berhasil membuat kalender kemunculan hiu paus.

"Hiu paus kerap datang sekitar bulan November, Februari, Maret, Mei, Juni hingga Juli dan selebihnya hilang lagi," kata Pak Cecep.

Hasil riset ini membuat Pak Cecep dan penggiat pariwisata Botobarani lainnya percaya diri memberikan garansi pada wisatawan untuk bertemu hiu paus asal datang sesuai kalender.

Nah, jika d'Traveler menyukai laut maka Botobarani di Gorontalo bisa dimasukkan dalam daftar rencana perjalanan. Karena pengalaman bertemu hiu paus dengan mudah hanya dapat dilakukan di Gorontalo saja. Tidak di tempat lain di dunia.

Berikut adalah tips untuk Dtraveler yang ingin berkunjung ke Botobarani:

1. Berkomunikasilah dengan pemandu lokal, melalui website whale shark Gorotalo untuk mengetahui apakah ada kemunculan hiu paus atau tidak.

2. Jika ingin berenang, snorkelng atau menyelam pastikan untuk menjaga jarak dengan hiu paus seidaknya harus 4 meter atau sekitar 6 meter dari ekornya. Karena terlalu dekat dengan ekor hiu paus dapat membahayakan.

3. Jagan menyentuh hiu paus. Pada beberapa kasus, pengunjung mengalami gatal, ruam dan alergi setelah menyentuh hiu paus.

4. Jangan mengejar hiu pasu terlalu agresif karena dapat menyebabkan ia menjadi panik.

5. Siapkan uang 50 ribu/ orang untuk menyewa perahu, 25 ribu per orang untuk menyewa alat snorkeling, 10 ribu rupiah untuk membeli makanan hiu paus.

6. Untuk kegiatan penyelaman tidak dianjurkan bagi pengunjung yang belum memiliki lisensi menyelam. Untuk menyelam dikenakan biaya 50 ribu, sewa perlengkapan menyelam 250 ribu serta sewa tabung 60 ribu.

Lalu bagaimana caranya untuk sampai di Botobarani? Saya mulai perjalanan ini dengan membuka aplkasi Tiket.com. Lalu mulailah pencarian tiket pesawat menuju Gorontalo. Saat ini terdapat 4 maskapai yang melayani rute Jakarta-Gorontalo.

Saran saya, pilihlah penerbangan pagi agar ada waktu lebih banyak untuk mengekplorasi Gorontalo. Setelah itu tinggal isi data diri penumpang dan lakukan pembayaran.

Dengan aplikasi tiket.com ini pencarian tiket semakin mudah dan cepat. Apapun gaya jalanmu dan kemanapun tujuanmu #semuaadatiketnya. Dari bandara saya melanjutkan perjalanan dengan mobil sewaan yang juga saya temukan melalui aplikasi tiket.com.

Bercengkrama dengan hiu paus terbilang unik. Selain harus datang tepat pada waktunya, saya tak perlu bersusah payah berlayar jauh ketengah laut atau menyelam jauh ke dasar laut untuk bertemu.

Hanya duduk santai dalam perahu dan sepuluh menit kemudian bisa bertegur sapa dengan hiu paus. Datang hanya khusus melihat hiu paus tak salah, namun ingat hiu paus adalah hewan yang dilindungi sehingga kita juga harus memperhatikan perlakukan kita padanya. Jangan lupa ikuti petunjuk dari masyarakat setempat dan selamat berwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar