Minggu, 16 Februari 2020

Mereka Rela Pulang Kampung Demi Bermain Permainan Tradisional

Sejumlah warga beratraksi dalam permainan tradisional. Ada yang rela pulang kampung demi bermain permainan itu.

Mereka tampil dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Kabupaten Mamasa ke-17. Acara ini digelar di Desa Buntu Buda, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Minggu (10/03/19).

Ada Ma'Gasing (gasing) dan permainan tradisional lain yang cukup menarik perhatian warga adalah Sibussun. Adalah permainan yang dilakukan oleh dua kelompok peserta, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Mereka saling dorong menggunakan sepotong bambu.

Kelompok yang berhasil melewati garis yang telah ditentukan oleh panitia, dinyatakan sebagai pemenang. Selain itu, permainan lain yang mengundang sorak sorai penonton adalah Ma'tenta yang lebih dikenal dengan istilah permainan enggran.

Setiap peserta beradu kecepatan berlari dengan menggunakan dua potong bambu yang telah diberi pijakan kaki. Menariknya, potongan bambu yang dipakai dalam permainan ma'tenta ini lebih panjang dari ukuran pada umumnya sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi peserta saat berlari.

Kendati membuat banyak peserta terjatuh saat mengikuti lomba, hal tersebut tidak menyurutkan semangat warga. Mereka terus berlomba hingga mencapai garis finish.

"Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Saya rela pulang kembali ke kampung halaman demi memeriahkan perlombaan permainan tradisional ini. Saya harap kegiatan ini dapat menumbuhkan kembali semangat adik-adik kita untuk mempelajari dan mencitani permainan tradisional " ujar salah seroang peserta, Jimmy Paotonan.

Sementara itu, salah seorang panitia Hari Ulang Tahun Kabupaten Mamasa, Arvin, mengungkapkan, terlaksananya lomba permainan rakyat ini diharapkan dapat memperkenalkan kembali kebudayaan khas daerah Mamasa. Karena, permainan ini semakin ditinggalkan oleh generasi penerus

"Kita adakan lomba permainan rakyat ini sebagai upaya menggali kembali potensi budaya dan seni di Kabupaten Mamasa, yang hampir tidak dikenal lagi oleh generasi saat ini. Jadi kita berusaha menghidupkan kembali potensi budaya daerah kita, melalui lomba permianan tradisional ini " harap Arvin.

Lomba permianan tradisional Ma'Gasing, Sibussun dan Ma'tenta ini, turut disaksikan Bupati Mamasa Haji Ramlan Badawi, dan Wakilnya Martinus Tiranda.

Demi Keselamatan, Masinis KRL di Jepang Rela Nunjuk-nunjuk

Kejadian KRL terguling di Bogor mengingatkan kita pentingnya memastikan keselamatan perjalanan kereta komuter. Di Jepang saja, masinisnya punya 'ritual' khusus.

Tahukah kamu, bahwa masinis kereta di Jepang punya tradisi yang mungkin unik di mata para traveler. Mereka suka menunjuk-nunjuk ke segala arah dengan cepat. Kenapa?

Sistem kereta api di Jepang sudah terkenal di dunia karena reputasinya yang terbaik. Jaringannya yang tersebar di segala penjuru daerah dan kinerja kereta yang selalu tepat waktu dan baik, menjadi kiblat bagi negara-negara dunia, termasuk di Indonesia. KRL yang dipakai di Indonesia sama dengan yang dipakai di Jepang.

Jika traveler jalan-jalan ke Jepang dan berkesempatan wisata naik kereta di Jepang pasti menemukan pemandangan tidak biasa. Masinis dan staf stasiun seringkali memainkan gerakan fisik dan panggilan suara saat mereka bertugas. Terlihat konyol dan lucu bagi turis, namun bagi mereka itu sebuah 'tradisi'.

Dirangkum detikTravel dari beragam sumber, Senin (11/3/2019) ternyata kebiasaan yang menarik perhatian turis di kereta ini, saat masinis dan para pekerja di kereta menunjuk-nunjuk ada tujuannya. Ini adalah metode keselamatan industri terbaru di Jepang yang bertujuan mengurangi kesalahan di tempat kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar