Jerinx 'SID' gerah dengan kelakuan turis yang bikin ulah di Bali. Dia mau ada sistem filterisasi bagi turis yang masuk ke Bali, apa kata netizen?
Dilihat detikcom dari laman Instagram pribadinya, @jrxsid pada Senin (18/3/2019) Jerinx me-report foto dari akun Instagram @tele.bali. Dia mengungkapkan, banyak turis yang berkelakuan buruk di kawasan Kuta.
Bahkan, Jerinx ingin ada sistem filterisasi turis yang masuk Bali. Dia meyakini, hal itu akan didukung oleh masyarakat Pulau Dewata.
Postingan Instagram jerinx mengenai hal itu pun sudah dikomentari 1.000-an lebih netizen. Dalam pantauan detikcom, banyak netizen yang setuju atas ide tersebut.
"Saya yg bukan warga Bali juga 100% support bli," kata akun @sowamhabibi.
Bahkan, banyak juga netizen yang bercerita soal pengalaman tak menyenangkan saat bertemu atau melihat turis yang bikin ulah. Mereka pun merasa gerah.
"Dulu ada pengalaman pas nongkrong di poppies bawa temen sekitar jam 11an,lagi enak2 nyantai ngebir tau2 ada bule telanjang dada naik motor berhenti di jalan tu motor digeber2 kayak dia yg punya,udah bagus gak digebukin orang2," kata akun @santosoanaz.
"Bener banget bli!! Ini yg bikin saya males balik lagi ke daerah kuta dan legian, 2015 ke SkyGarden subuh2 ada bule gila yg bikin ribut didepan monumen bom bali, alhasil setelah itu ngerasa kok bali jadi gak aman gini," tulis akun @fiyabar.
"Banyak sekali yg begini di kuta bli, sampe takut malahan lewat dari gang poppies kalau malam. Banyak yang mabuk dan teriak2 gak jelas naik motor. Dulu bali gak sebegitunya, skrg makin agak kacau," cerita akun @sheila.simanjuntak.
"Bener bli, sy sm temen sy @uwlan_theola pernah jalan kaki lewat kuta (poppies lane 2) dan di timpuk pake botol aqua kosong sm bule2 yg nongkrong di pinggir jalan, sy mau lawan tp bnyk bgt mereka segerombolan," ungkap akun @fianty_defani.
Apakah kamu punya pengalaman serupa? Dan apa pendapat kamu soal ide filterisasi turis di Bali seperti kata Jerinx 'SID'? Tulis di kolom komentar ya.
Kemenpar Dukung Penanganan Dampak Banjir Sentani dan Gempa Lombok
Kemenpar sampai saat ini terus memantau dan mendukung penuh penanganan dampak banjir bandang di Sentani, Papua dan gempa tektonik di Lombok Timur, NTB.
Sesaat setelah kejadian dua bencana yang menelan korban meninggal itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menginstruksikan bagian Managemen Krisis Kepariwisataan (MKK) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk terus memantau kejadian bencana di Tanah Air dan jika skala kedua bencana berdampak berat terhadap ekosistem pariwisata maka Tourism Crisis Center akan segera diaktifkan.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti di Jakarta, Senin (18/3/2019), mengatakan pihaknya sedang terus memberikan perhatian penuh dan memantau secara berkala dampak dari dua bencana yang menelan korban tewas tersebut.
"Bencana banjir Bandang di Sentani dan Gempa di Lombok Utara kemarin saat ini sedang menjadi atensi penuh TCC kemenpar dan Menpar minta disiapkan laporan berkala," kata Guntur sakti yang juga Ketua Tim Tourism Crisis Center Kemenpar itu.
Khusus untuk bencana gempa tektonik Lombok pada Minggu 17 Maret 2019, ia mengatakan, pihaknya telah dan sedang memberikan layanan informasi kepada semua pihak khususnya media dan kedutaan besar Malaysia terkait dengan penanganan korban meninggal yakni dua wisman asal Malaysia dan juga seorang warga lokal asli Lombok.
"Hari ini kami akan mengeluarkan Holding Statement terkait gempa lombok dan membantu memfasilitasi proses kepulangan dua jenazah wisatawan asal Malaysia dengan pihak maskapai yang rencananya akan dipulangkan besok, Selasa, 19 Maret 2019," katanya.
Laporan terkini dari tempat kejadian, sampai saat ini seorang wisatawan asal Malaysia masih dalam proses evakuasi dan satu orang lainnya sedang menjalani otopsi di rumah sakit. Guntur juga memastikan bahwa pihak Kedutaan Malaysia untuk Indonesia saat ini juga sudah berada di Lombok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar