Lewat Instagram, Jerinx 'SID' mengungkapkan soal kelakuan turis-turis yang suka bikin ulah di Bali. Dia terlihat gerah, minta pemerintah Bali segera bertindak.
Dilihat detikcom dari laman Instagram pribadinya, @jrxsid pada Senin (18/3/2019) Jerinx me-report foto dari akun Instagram @tele.bali. Dia mengungkapkan, banyak turis yang berkelakuan buruk di kawasan Kuta.
Bahkan, Jerinx ingin ada sistem filterisasi turis yang masuk Bali. Dia meyakini, hal itu akan didukung oleh masyarakat Pulau Dewata.
"Ayo lekas susun sistem filterisasi turis yg masuk Bali. Mayoritas warga Bali pasti support 100%," tegasnya.
Memang tidak dipungkiri, beberapa kali ada peristiwa turis yang bikin ulah di Bali. Misalnya saja, seorang turis Denmark yang duduk di bagian suci Linggih Padmasana di Pura Puhur Luhur Batukaru. Turis tersebut terlihat berjongkok di atas takhta, yang seharusnya dibiarkan kosong untuk Dewa Hindu Bali.
Ada juga seorang vlogger Spanyol juga mendapat kecaman setelah dia memposting video dirinya mendaki sebuah pura. Volgger tersebut terpaksa mengeluarkan permintaan maaf. Dan pada tahun 2016, seorang wanita muda mengenakan bikini memicu kemarahan di Bali ketika dia difoto dalam pose yoga di depan sebuah pura.
Pemerintah Bali sendiri kabarnya juga akan melakukan sosialisasi terkait tata krama turis saat liburan ke Bali seperti ke kawasan pura. Lebih dari itu, Bali juga akan mencanangkan biaya retribusi USD 10 (sekitar Rp 140 ribu) pada turis untuk pembangunan dan sektor pariwisata.
Ada Festival Kopi Asli Bumi Sriwijaya di Tepi Sungai Musi Nih!
Palembang di Sumsel selama memang dikenal dengan kuliner khas pempek. Tapi siapa sangka, kota terbesar kedua di Sumatera ini juga punya kopi khas!
Untuk dapat menikmati kopi khas Bumi Sriwijaya, para pecinta kopi bisa datang langsung ke festival 'Musi Coffe Culture' tanggal 5-7 April 2019 di Jacobson van Den Berg, Palembang.
"Nanti ada lima daerah penghasil kopi di Sumatra Selatan yang bakal hadir pada fesitval kopi di tepian Sungai Musi. Kami akan kenalkan kopi yang tak kalah sama daerah lain, namanya kopi robusta," ujar Ketua Panitia Iyan Muhzan saat ditemui detikcom, Senin (18/3/2019).
Adapun kelima penghasil kopi di Sumsel yakni Lahat, Kota Pagaralam, Muarenim, Empat Lawan dan OKU Selatan. Seluruh kabupaten ini merupakan penghasil kopi robusta yang selama ini diekspor ke luar negeri.
"Lima daerah ini memang penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia. Kami akan memperkenalkan ini kepada para pecinta kopi dan memberi edukasi kepada petani agar mendapatkan kopi berkualitas pada saat panen," katanya.
"Selain mengenal jenis-jenis kopi, selama festival panitia menyediakan 1000 gelas setiap hari dari 15 kedai kopi terbaik asal Sumsel. Termasuk barista juga nanti ada di acara festival," kata Iyan.
Meskipun Sumsel memiliki lebih dari 250 ribu hektare kebun kopi dengan produksi sekitar 148 ribu ton biji kering. Tapi Iyan menyebut kopi dari kelima daerah belum dikenal masyarakat. Salah satunya yaitu karena panen yang belum sesuai aturan.
"Kopi robusta di Sumsel ini lebih baik jika dibandingkan Lampung, tapi kenapa kopi dari Lampung lebih dikenal? Karena para petani masih mengejar kuantitas, belum pada kualitas dan ini yang nanti akan kita jelaskan ke petani," kata Iyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar