Sabtu, 15 Februari 2020

Menengok Tugu Jepang yang Terlupakan di Sulawesi Utara

Siapa sangka di Bitung, Sulawesi Utara ada sebuah tugu peninggalan Jepang. Tugu ini terletak di atas sebuah bukit yang sejuk dan tenang. Seperti apa kisahnya?

Kota Bitung di Sulawesi Utara jadi saksi bisu pertempuran antara tentara Jepang dengan tentara sekutu pada masa penjajahan. Tak sedikit tentara Jepang yang gugur dalam pertempuran ini.

Untuk mengenang kepergian mereka, sebuah tugu pun dibangun di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Lokasinya berada di Kelurahan Manembo-nembo, tepatnya di atas sebuah bukit yang menghadap langsung ke arah Pulau Lembeh.

detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta berkunjung ke Tugu Jepang ini atas undangan dari Dinas Pariwisata Kota Bitung. Saat datang ke destinasi ini, senja perlahan merayap menyelimuti kawasan Tugu Jepang.

Untuk mencapai Tugu Jepang, traveler harus meniti dulu puluhan anak tangga. Baru di puncaknya, traveler bisa melihat tugu yang terbuat dari batu ini. Di batu tersebut, tertera tulisan dalam bahasa Kanji.

Artinya kurang lebih menggambarkan semangat pejuang Bushido yang berjuang tanpa pamrih, meski gugur dalam sunyi, dan mencari sebuah keindahan di balik sebuah pengorbanan.

Di tugu tersebut juga tertera tahun pembuatannya, yaitu 1987. Tugu ini memang dibangun atas prakarsa veteran perang dari Jepang yang dibantu oleh tokoh masyarakat setempat, serta beberapa warga yang masih memiliki darah keturunan Jepang.

Ada cerita unik terkait tugu ini. Setiap ada orang Jepang yang datang ke Kota Bitung, Sulawesi Utara pasti meminta untuk berkunjung ke Tugu Jepang.

Sesampainya di sini, mereka akan melakukan penghormatan yang sangat serius.

Mereka membungkukkan setengah badan sampai beberapa lama, sembari mendoakan para tentara Jepang yang tewas waktu itu. Hal ini menunjukkan bahwa orang Jepang sangat menghormati arwah para pejuang yang membela kebesaran nama Jepang di masa lalu.

"Setiap ada orang Jepang, calon investor gitu pasti minta diantar ke sini. Di sini mereka memberi penghormatan, dan berdoa, baru pulang," kisah Pingkan Kapoh, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung.

Sayang Tugu Jepang ini kondisinya seperti kurang terawat. Ada beberapa tindak vandalisme, berupa corat-coret wisatawan iseng di atasnya. Belum lagi tugu batu yang tinggal separuh yang konon dibongkar warga karena mendengar kabar ada bongkahan emas yang turut dikuburkan di sekitar tugu ini.

Padahal destinasi ini sangat potensial untuk dijual di kalangan turis dari Negeri Sakura. Apalagi dari puncak bukit tugu ini, traveler bisa melihat pemandangan Pulau Lembeh yang mengagumkan.

Suasana asri dengan angin yang sepoi-sepoi juga membuat wisatawan betah. Sungguh sangat disayangkan kalau potensi wisata seperti ini tidak dimanfaatkan.

AirAsia Buka Penerbangan Langsung Lombok-Perth PP

Maskapai bujet AirAsia membuka rute teranyar ke Negeri Kangguru. Kini, menyasar wilayah Lombok dan Perth di Australia Barat.

Dalam rilis yang diterima detikTravel dari AirAsia Indonesia, mulai 24 Maret 2019, traveler bisa mulai memesan tiket pesawat dari Lombok menuju Perth di Australia. Maskapai AirAsia, membuka rute ini untuk mendukung Lombok sebagai salah satu destinasi prioritas 10 Bali Baru, yang ditujukan untuk menambah potensi wisatawan internasional ke Indonesia.

Penerbangan ini akan dibuka mulai 9 Juni 2019. Memiliki frekuensi 4 kali seminggu pada Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. Penerbangan Lombok-Perth (QZ 470) akan berangkat pukul 14.45 Wita dan tiba pukul 18:40 waktu Perth. Sedangkan Perth-Lombok (QZ 471) akan berangkat pukul 19:30 waktu Perth dan tiba pukul 23:25 Wita.

"Hari ini merupakan awal pembentukan hub terbaru AirAsia sekaligus mendukung transformasi Lombok sebagai Bali baru. Dalam beberapa bulan ke depan, pulau ini akan menjadi tujuan wisata yang semakin diminati warga Australia, apalagi dengan penerbangan relatif cukup singkat dari Perth," ujar Dendy Kurniawan, Direktur Utama AirAsia Indonesia dalam rilis kepada detikcom, Kamis (14/3/2019).

Selain itu, hal ini juga menjadi bentuk pemulihan pasca gempa yang melanda Nusa Tenggara Barat 2018 lalu. Yang mana, juga membantu potensi pariwisata lokal NTB dan wisatawan Australia yang gemar ke Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar