Penduduk Pulau Simeulue di Provinsi Aceh mayoritas muslim. Kondisi itu pun tak lepas dari andil Teungku Diujung, penyebar agama Islam pertama di Simeulue.
Apabila berkunjung ke Simeulue, tak lengkap tanpa berziarah ke Makam Teungku Diujung di Kecamatan Simeulue Cut. Tim detikcom dan Bank BRI pun sempat singgah di sana saat berkunjung pada 28 Agustus hingga 5 September 2019 lalu.
Menurut penuturan warga lokal, makam dari Teungku Diujung kerap dikunjungi oleh banyak peziarah hingga pemuka agama populer seperti UAS dan lainnya. Hal itu pun dikarenakan oleh andil beliau sebagai pembawa agama Islam pertama ke Simeulue.
Singgah di makam, detikcom pun disambut oleh sang juru kunci yang bernama Marjunis. Baru empat tahun bekerja sebagai juru kunci, Marjuanis menceritakan sejarah di balik Teungku Diujung.
"Teungku Diujung ini berasal dari Padang pada abad ke 14-15 lebih kurang. Teungku diujung mau menjalankan haji pada masa Sultan Iskandar Muda. Untuk itu Sultan minta pada Teungku untuk menunaikan ibadah haji, kalau boleh ke Simeulue untuk meng-Islamkan. Karena saat itu belum Islam," ujarnya.
Sebagai syarat agar Teungku boleh naik haji, ia pun berangkat ke Simeulue. Tak sendiri, ia ditemani oleh Putri Simeulue atau Putri Melur yang adalah warga asli Simeulue untuk menunjukkan jalan.
Setibanya di Simeulue, Teungku pun disambut oleh pasukan dari Raja setempat. Mengetahui kedatangan Teungku, sang Raja pun menantang dirinya untuk beradu ilmu.
Konon kabarnya, pertarungan keduanya berlangsung sengit. Namun, pada akhirnya Teungku menang dan diizinkan untuk menyebarkan agama Islam di Simeulue.
di luar andil Teungku yang menyebarkan Islam di Simeulue, karomahnya pun masih diakui oleh masyarakat hingga saat ini. Buktinya, makam Teungku taak terjamah saat Tsunami Aceh tahun 2004 silam.
"Pas tsunami 2004 daerah kuburan ini tak kena tsunami. Diperkirakan jarak Tsunami 300 meter ke jalan habis semua," ujar Marjuanis.
Lebih lanjut, makam Teungku Diujung pun kerap diziarahi. Mulai dari hari biasa hingga hari besar, ada saja yang bertandang ke sana.
"Ramainya hari-hari besar Islam. Hari-hari lain tetap ada pengunjungnya. Tiap hari pasti ada yang kemari," tutup Marjuanis.
Itulah sedikit cerita dari Teungku Diujung, sang penyebar agama Islam pertama di Simeulue. Mampirlah jika liburan ke Simeulue.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
Masjid Ramlie Musofa di Jakarta, Indahnya bagaikan Taj Mahal
Bingung mencari wisata religi di Jakarta? Nah, bagi kamu yang mencarinya bisa mampir ke Masjid Ramlie Musofa tepatnya di Jalan Danau Sunter Selatan 1 blok 1 10 nomor 12 C 14 A, Jakarta Utara.
Bangunan yang berada di seberang Danau Sunter, Jakarta Utara ini rupanya ialah sebuah masjid. Masjid Ramlie Musofa memiliki kesan mewah dan menawan karena berarsitektur layaknya seperti monumen Taj Mahal di India.
Lalu, seperti apa ya masjid yang menerapkan empat unsur budaya ini? Berikut ini beberapa fakta menarik mengenai Masjid Ramlie Musofa di Sunter yang dirangkum detikTravel:
1. Sejarah Masjid Ramlie Musofa
Masjid ini mulai dibangun oleh Ramli Rasidin pada tahun 2011-2016. Pembangunan masjid yang memiliki luas sekitar 2.000 meter persegi ini mendatangkan bahan bangunan untuk mimbar berupa marmer dari Turki dan Italia loh, juga mendatangkan ornamen ukiran khusus dari Pulau Jawa.
Masjid ini terinspirasi dari kisah berdirinya monumen Taj Mahal yang menceritakan tentang pembangunannya menjadi ajang perwujudan cinta antara seorang raja terhadap istrinya. Hal itu menjadikan inspirasi bagi pemilik Masjid Ramlie Musofa ini untuk berharap masjid ini sebagai pembuktian cinta terhadap Allah, Islam dan keluarga.
2. Penamaan Masjid
Nama masjid ini sendiri pun berasal dari inisial keluarga sang pemilik, yaitu
Ramli Rasidin : Ram
Lie Njok Kim : Lie (istri)
Muhammad : Mu (anak pertama)
Sofia : So (anak kedua)
Fabian : Fa (anak ketiga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar