Jumat, 27 Desember 2019

Menanti Kereta Istimewa dari KAI

Tumbuhnya minat traveler pada angkutan massal memberikan tantangan baru bagi KAI. KAI akan keluarkan jenis kereta baru dan pengaktifan kembali 4 rute Jabar.

Angkutan massal seperti kereta api menjadi salah satu pilihan traveler dalam bepergian jarak jauh. Semakin banyak segmentasi penumpang, KAI akan sediakan jenis KA baru untuk MICE.

"Nanti saat ulang tahun KAI (28 September) saya akan resmikan Kereta Istimewa," ujar Edi Sukmoro, Direktur Utama PT KAI di Jakarta Railway Center.

Kereta istimewa merupakan jenis KA yang bisa jalan sendiri atau tidak digandeng. KA ini terdiri dari 2 rangkaian diesel atau KRD.

"Kepalanya dua, depan belakang. Satu gerbong isinya 20 penumpang, semuanya 40 orang," jelas Edi.

Fasilitas yang diberikan pun tak jauh beda dengan KA mewah seperti priority dan luxury. Meski cuma 2 gerbong, KA ini diperlengkapi dengan karoke dan ruang rapat.

"Makanannya sesuai permintaan, penumpang juga bisa menentukan sendiri pemberhentian di stasiun-stasiun tertentu, namun harus sesuai SOP teknis. Kalau sedang berada di single track dan harus berhenti ya berhenti," ujarnya menjelaskan.

KA ini memang dikhususkan untuk penumpang yang ingin mengadakan acara di perjalanan. Kegiatan yang bisa dilakukan rapat, kumpul keluarga atau reuni. Semua aktivitas dilakukan di atas gerbong.

"Meski belum diresmikan, sudah ada penumpang pertama yang booking, rutenya ke Bandung. Harga jualnya belum kita umumkan, tapi yang pasti mahal. KA ini disiapkan untuk pengusaha atau pebisnis," ungkap Edi.

Selain KA jenis baru, KAI juga akan mengaktifkan kembali rute-rute yang mati suri. Ada 4 jalur di Jawa Barat yang akan diaktifkan kembali, Cibatu-Garut, Garut-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsati, Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey.

"Rencananya Cibatu-Garut akan selesai akhir tahun ini. Karena trek itu sudah lama nggak dipakai jadi perlu ada penertiban," papar Edi.

Semakin banyak pilihan, traveler diharapkan mampu menjangkau destinasi yang lebih luas.

Viral, Dua Bule Bersihkan Pantai di NTB dari Sampah

Pantai Lakey di NTB menjadi tujuan wisata peselancar dunia. Tapi karena banyak sampah, dua turis ini bersihkan sampah di pantai tiap hari.

Sampah plastik memang kerap ditemukan di bibir pantai yang ada, namun tak sedikit orang yang justru membiarkan ataupun acuh tak acuh terhadap keadaan tersebut baik orang asing, lebih-lebih warga lokal yang ada di sekitar pantai.

Namun hal itu berbeda dengan dua orang asing berkebangsaan New Zeland dan Italia yang sedang berlibur. Mereka adalah Verena dan Craig.

Sambil menikmati masa liburan, mereka justru melakukan apa yang tidak dilakukan oleh wisatawan asing lainnya seperti mereka.

Verena dan Craig memungut sampah yang ada di sepanjang Pantai Lakey. Kegiatan itu mereka lakukan hampir setiap hari. Mereka lakukan itu semata-mata karena prihatin dengan keadaan pantai yang setiap hari selalu saja dipenuhi oleh sampah.

Sampah-sampah yang mereka pungut tadi lalu dikumpulkan di tempat mereka menginap dan selanjutnya akan dibawa ke tempat penampungan sampah.

"Hampir setiap hari mereka memungut sampah disini, saya sebagai warga lokal merasa malu dengan itu, sehingga saya juga ikut melakukannya dengan mereka," kata Samad, seorang pemandu wisata di Lakey pada detikcom.

Selain karena prihatin dengan kebersihan pantai, mereka rupanya juga ingin memberi contoh kepada warga lokal untuk ikut menjaga ekosistem pantai dari bahaya sampah. Terutama untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat yang mengunjungi pantai agar tidak membuang sampah sembarangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar