Traveling bukan sekedar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain. Traveling adalah soal perjalanan dan kisah yang mengiringi, terutama saat ke India.
Traveling bukan sekedar menaiki kendaraan bermotor, mobil, kereta, kapal laut ataupun pesawat. Bukan juga sekedar transit dari terminal, pelabuhan ataupun bandara, dan bukan melulu pergi ke tempat wisata. Bagiku travelling adalah perjalanan itu sendiri arti dari sebuah hakikat kehidupan.
Perjalanan dari tiada, ada dan ketiadaan. Makna ini aku sadari setelah melewati panjang perjalanan, tentu saja perjalanan pertama dalam arti sesungguhnya adalah sesuatu yang berkesan dan akan senantiasa melekat dalam ingatan.
Pepatah Arab "Carilah ilmu walaupun ke negeri China" adalah inspirasiku untuk memulai travelling, khususnya ke luar negeri. Ya, China adalah negara pertama yang aku kunjungi. Bukan hanya sekedar menikmati perjalanan, tetapi memenuhi hasrat akan informasi dan pelajaran apa yang akan aku dapat dari negeri ini.
Bagi seorang muslim saat itu tidak mudah bagiku untuk survive. Mulai dari sarana ibadah yang tidak mudah ditemukan, hingga sulitnya mencari makanan halal sebagai kebutuhan pokok yang sesuai dengan selera dan prinsip agama yang aku anut. Hal ini sangat mungkin juga dialami oleh banyak muslim yang sedang bepergian ke negara yang mayoritas non muslim, bukan hanya China.
Hal kecil yang masih ku ingat dari perjalanan itu adalah saat seorang petugas imigrasi di Shanghai Airport mengucapkan 'Happy Birthday' sembari tersenyum yang mengejutkan memoriku dari kesan negatif selama satu minggu berinteraksi dengan penduduk lokal. Ya, kepulangan itu bertepatan dengan tanggal ulang tahunku. Semoga keramahannya memberikan kebaikan bagi si petugas imigrasi.
Sebetulnya tidak sulit untuk survive di manapun kita berada, tidak peduli mayoritas muslim atau non muslim, daerah aman atau konflik, bahasa yang sama atau berbeda, karena perjalanan itu akan menemukan jalannya sendiri.
Bagiku setiap perjalanan memiliki kesan tersendiri, tetapi bagaiamana kesan itu mengesankan orang lain memberikan nilai positif terhadap perubahan pola pikir dan perilaku.
Ini berawal dari perjalananku di bulan Februari ke negeri yang banyak orang menyebutnya sebagai 'Incredible Country'. Ya, India memang negeri yang penuh kejutan bagi orang yang datang dan merasakan atmosfer kehidupan di sana, keunikan budayanya, kekhasan street foodnya dan tentu saja keramahan dan kehangatan warganya.
Welcome to Jaipur International Airport terdengar sayup ketika pesawat yang aku tumpangi landing dengan mulus di ibukota Rajasthan, salah satu kota peradaban dengan banyak peninggalan warisan dunia sebut saja, Hawa Mahal yang terkenal dengan istana seribu jendelanya yang konon dibuat untuk memudahkan para permaisuri raja untuk mengintip karnaval atau acara-acara yang melewati jalan istana, Amber fort yang sangat megah dengan tembok besarnya, tidak hanya China yang memiliki tembok besar, tetapi Jaipur juga memiliki the great wall of India, dan masih banyak lagi bangunan atau peninggalan warisan dunia yang sangat luar biasa.
Tiba di Jaipur tepat pukul 23.00 malam, terasa sekali udara dingin yang sangat menusuk, bagaimana tidak saat itu aku lupa membawa jaket yang biasa membersamaiku kemanapun aku pergi. Salahku tidak mencari informasi cuaca atau musim sebelum waktu keberangkatan, aku hanya berasumsi bahwa saat itu india gersang dan panas, dugaanku salah ternyata sebaliknya, aku sedang berada di akhir musim dingin kota Jaipur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar