Selasa, 31 Desember 2019

Pengibaran Bendera Jadi Bukti Pulihnya Pariwisata Tanjung Lesung

Dalam rangka HUT RI ke-74, dilakukan pengibaran bendera merah putih di lokasi tsunami Tanjung Lesung. Hal itu juga jadi simbol pulihnya pariwisata setempat.

Sebagai daerah yang terkena tsunami pada Desember 2018 lalu, Tanjung Lesung, Banten menjadi daerah yang pariwisatanya terdampak. Di HUT RI ke-74, untuk menarik kembali gairah wisatwan, digelar pengibaran bendera kemerdekaan oleh atlet lintas cabang olah raga.

Empat atlet kayak melakukan pengibaran bendera di Pantai Kalica, 2 atlet paramotor dan microlight trike mengibarkan di atas kawasan udara di darat. Pengibaran bendera dihadiri BMKG dan pengelola Tanjung Lesung.

Kepala BMKG Wilayah 2 Banten, Lampung, Sumsel dan Kalimantan, Hendro Nugroho menyampaikan bahwa pemerintah mendukung bangkitnya pariwisata. BMKG dalam hal ini melakukan mitigasi bencana dan kepastian rasa aman.

BMKG katanya mengaktifkan 18 lokasi alat pemantau info dini di sekitar Lampung dan Banten dalal bentuk radar tsunami termasuk di Tanjung Lesung. Selain itu, ada tide gauge di 6 lokasi serta buoy tsunami dan berbagai sistem alat berkaitan dengan bencana.

"BMKG pada prinsipnya memberikan sejumlah fasilitas dalam rangka upaya mitigasi dan kepastian atas rasa aman untuk masyarakatnya sesuai dengan undang-undang," kata Hendro dalam rilis yang diterima detikcom di Pandeglang, Banten, Sabtu (17/8/2019).

Sementara, Presdir Banten West Java Poernomo Siswoprasetjo sebagai pengelola Tanjung Lesung mengungkapkan pulihnya pariwisata di kawasan pesisir Banten perlu partisipasi semua pihak baik warga dan pemerintah. Selain itu, sumber daya manusia di kawasan pariwisata perlu unggul untuk mengembangkan wilayah.

"Sumber daya manusia dan warga harus kuat termasuk meningkatkan nkemampuan dan keahlian untuk pengembangan pariwisata, ekonomi," ujarnya.

Medan Perang Gerilya di Selomartani DIY Disulap Jadi Wisata Perjuangan

Sebagai salah satu medan pertempuran di masa perjuangan, DI Yogyakarta memiliki potensi wisata sejarah melimpah yang layak dikembangkan. Salah satunya daerah Selomartani, Sleman. Daerah ini yang merupakan merupakan medan gerilya Pasukan Akademi Militer Yogya (MA-Yogya), yang tergabung dalam Satuan Sub-Wehrkreise 104/WK-III.

Mereka bertempur dengan Pasukan Belanda pada Perang Kemerdekaan II. Sejarah ini jika dikemas dengan baik bisa menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik wisatawan.

Sebuah focus group discussion (FGD) mengupas potensi tersebut pun digelar di Yogyakarta, 12-13 Agustus 2019. Tema besarnya, Survey Jalur Wisata Gerilya Desa Selomartani. FGD tersebut merupakan kolaborasi antara Badan Otorita Borobudur Kemenpar bersama Badan Pengembangan Infastruktur Wilayah Kemenpupera, Akademi Militer (AKMIL) Magelang, Pemprov DI Yogyakarta, Pemkab Sleman, Korem 072/Pamungkas, Ikatan Keluarga Akademi Militer Yogya dan Komunitas HISTORIA 24249.

"FGD ini merupakan langkah memasukan destinasi wisata perjuangan ke dalam Master Plan Pengembangan Destinasi Wisata Borobudur - Prambanan - Yogyakarta yang tengah disusun. Karena dengan sebuah kemasan yang baik, sejarah ini dapat menjadi sebuah atraksi memikat bagi wisatawan," kata Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata. Indroyono Soesilo dalam keterangannya, Sabtu (17/8/2019).

Pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tersebut menambahkan. Jejak sejarah perjuangan di Selomartani cukup luas untuk diangkat. Dari mulai medan pertempuran Plataran, medan pertempuran Sambiroto, markas gerilya di Kledokan dan Kringinan, serta dapur umum serta lumbung padi di Gatak.

Semua akan diinventarisasi guna dirancang jalur wisata. Selain itu akan dibuatkan peragaan luar ruang dan Museum sehingga menjadi destinasi wisata sejarah menarik. Sekaligus menggugah semangat kejuangan bagi generasi muda.

"Direncanakan, dalam jalur wisata ini, para wisatawan akan melihat visualisasi pertempuran di pertigaan dusun Sambiroto antara Gerilyawan MA-Yogya dengan Pasukan Belanda, mengakibatkan gugurnya Vaandrig Cadet Abdoel Djalil dan disitanya buku harian Abdoel Djalil oleh tentara Belanda yang berisi informasi lokasi markas-markas gerilyawan MA-Yogya," paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar